Listed Articles

Empat Kriteria Komandan Turnaround yang Andal

 Empat Kriteria Komandan Turnaround yang Andal

Menjadi pemimpin proses turnaround tidak hanya butuh keterampilan manajerial, tapi juga leadership yang kuat. Untuk itu, tidak gampang menjadi seorang Mr Fix It yang andal sebagai pengawal perusahaan melakukan turnaround. Menurut Firmanzah, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, ada empat kriteria yang dibutuhkan seorang Mr Fix It.

Pertama, visi. Seorang Mr Fix it harus mengetahui ke mana organisasi itu akan dibawa. Kedua, komunikator yang baik. Mr Fix It mesti mampu menjelaskan mengapa dan kapan organisasi itu harus diubah. Ketiga, negosiator yang baik. Apalagi Mr Fix It akan banyak terkait dengan para pemegang saham atau otoritas tertinggi di atasnya. Ada banyak kepentingan yang harus dijembatani supaya dapat berjalan seirama dengan mereka. Dan Mr Fix It harus memiliki posisi tawar yang baik. Keempat, pemecah masalah yang baik. Mr Fix It harus bergerak dengan cepat dalam mengambil keputusan. Tidak hanya cepat, namun diiringi dengan solusi yang baik.

“Seorang Mr Fix It it” yang berada di perusahaan BUMN harus memahami banyak aturan di dalamnya. Ia tidak bisa menafikan begitu saja status BUMN perusahaan tempatnya berpijak. Dibutuhkan seorang komunikator dan negosiator yang andal,” jelas Firman.

Mengapa banyak profesional dari perusahaan swasta ditempatkan ke BUMN sebagai Mr Fix It? Jawabannya, lanjut Firman, BUMN kekurangan orang-orang yang profesional. Dengan dimasukkan orang-orang swasta untuk meningkatkan profesionalisme, sehingga yang berkembang bukanlah budaya birokrasi, tapi profesionalisme.

Menurutnya, Mr Fix It perlu berempati terhadap kondisi karyawan. Apalagi jika komnadan yang ditunjuk itu berasal dari orang luar perusahaan. Ada kecenderungan resistensi karyawan terhadapnya besar. Contoh, Emirsyah Satar, Presiden Direktur Garuda Indonesia tidak bersikap konfrontatif terhadap pihak-pihak yang menentangnya, bahkan berusaha menjelaskan duduk persoalan pada karyawan dan Kementrian BUMN. Dengan tindakan itu, akhirnya saham perdana Garuda Indonesia berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia.

Dikatakannya, ada saatnya seorang pemimpin harus bersikap tegas, tapi juga fleksibel. Keduanya wajib terukur sesuai situasi yang dibutuhkan. Dan suasana kekeluargaan menjadi bagian dari budaya di Indonesia. Sesungguhnya itu menguntungkan bagi sebuah kepemimpinan. “Dengan sifat kekeluargaan, seorang pemimpin dapat merangkul karyawannya untuk duduk bersama dan berdiskusi,”ungkapnya. Pendekatan informal lebih sering menuai keberhasilan dibandingkan dengan pendekatan formal.

Kegagalan seorang Mr Fix It dalam menjalankan visinya tidak hanya bergantung pada kinerjanya pribadi, melainkan juga ada faktor pemegang saham, karyawan dan situasional lainnya yang memengaruhi. “Bisa saja datangnya dari resistensi Serikat Pekerja,”cetusnya. Firman sadar bahwa tidak setiap orang bisa menjadi Mr Fix It, karena tidak semua orang juga memiliki empat karakter yang menonjol di atas. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved