Listed Articles

Faber Castell Indonesia Contoh Tradisi 'Sang Induk'

Faber Castell Indonesia Contoh Tradisi 'Sang Induk'

Meski berdiri pada 1990, PT. A.W. Faber Castell Indonesia baru memproduksi pensil secara komersil pada tahun 1992. Namun, perusahaan tersebut tergolong sukses. Sejak 2006 hingga 2010 misalnya, perusahaan mampu memproduksi dan mengekspor pensil sekitar 2,6 juta gross dan bernilai sebesar US$ 27 juta. Lalu, bagaimana perusahaan ‘mempertahankan diri’ dari agresivitas pesaing?

Menurut Direktur PT A.W. Faber Castell Indonesia, F.X. Gianto Setiadi, kesuksesan mereka tidak terlepas dari nilai-nilai yang disalurkan ‘sang induk’ asal Jerman, Faber Castell AG. Untuk mempertahankan ‘nama’ produsen pensil terbaik, PT. A.W. Faber Castell Indonesia memperoleh sertifikat ISO 9000 dan ISO 14001. Perusahaan juga menerapkan improving services dan menawarkan produk kualitas tinggi dan inovatif.

Perusahaan memiliki market share 23% ke pasar lokal dan 77% ditujukan untuk pasar ekspor seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Malaysia dan Jerman. Meskipun, pasar terbesar PT. A.W Faber Castell Indonesia masih kawasan Asia Pasifik. Menurut, Setiadi, perusahaannya selalu meningkatkan performances baik dalam urusan produksi, penjualan, distribusi dan lain-lain. PT. A.W. Faber Castell sendiri, klaim Setiadi, selalu berusaha memberikan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Mulai dari peningkatan kualitas pelayanan konsumen, kemudian proses improvement and cost saving, meningkatkan in process control (IPC), dan selalu mencari supplier ‘kelas A’.

Ketika disinggung mengenai kondisi persiangan saat ini, Setiadi menyebutkan sampai saat ini produk Cina masih menjadi kompetitor utama Faber Castell Indonesia. Namun hal tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan Faber Castell Indonesia. Menurutnya, kualitas produk Faber Castell Indonesia masih lebih baik. “Produk Cina memang perlu diantisipasi tapi kami tidak bermain di kelas yang sama, level produk-produk kami berada diatas Cina.” tegas Setiadi. Kondisi tersebut juga ditambah dengan ketatnya regulasi di Cina jadi produksi di sana sedikit berkurang jumlahnya. Namun, satu hal yang F.X Gianto tekankan dalam menanggapi kondisi persaingan ini adalah Faber Castell Indonesia tidak hanya menjual produk, namun juga menjual konsep.

“Walaupun kami tidak melakukan promosi branding secara langsung mengingat hal tersebut dilakukan para distributor, tapi kami tetap mendukung divisi pemasaran,” kata F.X Gianto Setiadi. Tetapi, Faber Castell Indonesia juga tidak ketinggalan dalam menggunakan media internet sebagai media promosi. Mereka memanfaatakan internet dan juga jejaring sosial seperti Facebook, guna meraih pasar dagang mereka. Di dalamnya terdapat penjelasan rinci mengenai produk-produk mereka dan juga halaman-halaman yang sifatnya edukatif.(Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved