Fitch Ratings memberikan peringkat ‘AA-(idn)’ kepada PT CIMB Niaga terkait subdebt dengan tenor tujuh tahun, senilai Rp 1,5 triliun. Ratimg tersebut berada dua notch (peringkat) lebih rendah di bawah peringkat nasional untuk utang jangka panjang CIMB Niaga (‘AA+(idn)’.

Peringkat tersebut mencerminkan adanya kondisi penangguhan pembayaran bunga kumulatif, yang mana tidak pernah terjadi pada bank-bank Indonesia sebelumnya. Hal itu dilakukan untuk memenuhi ketentuan CAR (capital adequacy ratio) minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Fitch menilai, subdebt CIMB Niaga tersebut lebih cenderung sebagai surat utang hibrida (hybrid) –pinjaman yang dapat dimasukkan dalam struktut permodalan), di mana seharusnya berada di peringkat yang lebih baik sesuai dengan kriteria Fitch’s hybrid security rating.

Berdasarkan kriteria peringkat Fitch di hybrid securities, penangguhan pembayaran bunga kumulatif dianggap sebagai bentuk kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya kerugian. Itulah sebabnya, Fitch memberikan peringkat paling tidak berbeda dua notch untuk hybrid securities di bawah peringkat yang dijadikan referensi (peringkat nasional surat utang jangkan panjang CIMB Niaga). Untuk CIMB Niaga, peringkat nasional jangka panjang ‘BB+’ IDR dan ‘AA+(idn) merefleksikan dukungan institusional dari induknya, CIMB Group. Ditambah lagi, peringkat itu juga didukung oleh posisi finansial yang kuat, yang direfleksikan dalam ‘C/D’ Individual Rating.

Meskipun Fitch mempertimbangkan bahwa kemungkinan mengaktifkan penyerapan kerugian dari instrumen ini akan rendah, penangguhan tersebut membuat Fitch memberikan peringkat subdet CIMB Niaga tersebut dua notch lebih rendah, dibandingkan dengan satu notch untuk penerbitan subdebt sebelumnya.