Sebagai ‘anak’ dari PT Astra International Tbk, PT Astra Daihatsu Motor tentu tak tanggung-tanggung dalam mempromosikan produk. Memperkenalkan lini produk Xenia, Terios, Gran Max dan Luxio, Daihatsu rela mengucurkan dana pemasaran hingga Rp 150 miliar di 2011.

“Dalam strategi global, Daihatsu mendapatkan tugas sebagai mobil compact yang dipasarkan dalam merek Daihatsu dan Toyota, meskipun pembuatnya adalah Daihatsu. Karena itu, kami membuat perbedaan segmentasi untuk keduanya (Daihatsu dan Toyota) agar dapat menjangkau semua lapisan,” kata Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra. Untuk segmen Daihatsu yang memiliki konsumen ‘gemar’ membandingkan dan memilih best value, perusahaan memperkenalkan Xenia. Namun bagi konsumen yang memikirkan gengsi, perusahaan mengunggulkan Avanza. “Semua kami cover,” kata Amelia lagi.

Meski miliki dana Rp 150 miliar, pemilihan program pemasaran Daihatsu tak asal ‘sebar uang’. Menurut Amalia, 70% konsumen membeli kendaraan secara kredit. Xenia misalnya, 6 ribu kendaraan terjual melalui kredit. Yang membayar tunai biasanya pembeli dari level korporat.

Karena itu, strategi pun berupa penyediaan paket kredit sangat variatif bagi keluarga Indonesia. “Ini berupa pilihan DP mulai dari 15% harga produk hingga 20% dengan bunga yang beragam antara 1 tahun hingga 3 tahun,” kata Amalia. Daihatsu pun menyediakan program Happy Credit. “Konsumen bisa melakukan kredit untuk setengah harga mobil selama tiga tahun. Setelah setengah biaya itu dilunasi, konsumen bisa melanjutkan pelunasan sisa harga atau dijual kembali ke kami.”

Promo Daihatsu juga berupa test drive yang memungkinkan calon konsumen mencoba mengendari Daihatsu selama beberapa waktu. Alasannya? Konsumen lebih memahami betapa irit produk Daihatsu. Xenia saja, rata-rata penggunaan hanya 1 liter bensin untuk pemakaian 12 km, klaim Amalia. Perusahaan juga merangkul berbagai klub pecinta mobil untuk menjadi endorser.

Untuk bisa memenangkan persaingan di pasar yang sangat kompettif ini, kualitas produk, menurut Amalia, menjadi sangat penting. “Penyediaan produk yang market-in, yang sesuai dengan kebutuhan pasar masayarakat Indonesia, menjadi hal nomor satu yang harus kami sediakan,” kata Amalia. Pasar Indonesia itu sangat membutuhkan kendaraan yang seven seater, yang multi-purpose. Beda dengan Thailand yang double cabin atau City car di Malaysia.

Optimisme Daihatsu juga tampak dari produk yang mudah dijangkau oleh konsumen. Saat ini jumlah outlet sudah mencapai 179 dengan total bengkel lebih dari 200 tempat. Yang terakhir, Daihatsu mengunggulkan keberadaan SDM berkualitas agar dapat melayani konsumen. “Apalagi, konsumen Daihatsu merupakan golongan pembeli mobil pertama. Mereka butuh waktu yang banyak untuk memahami produk kami. Karena itu, kami menyediakan SDM yang mampu melayani kebutuhan konsumen,” tegas Amalia.