Listed Articles

Google Rangkul Produsen Smartphone 'Bermasalah'

Google Rangkul Produsen Smartphone 'Bermasalah'

Beberapa produsen smartphone yang memanfaatkan sistem operasi Android dari Google tertimpa masalah. Pasalnya, Apple menuduh mereka melanggar hak paten Apple. Karena itu, Google menegaskan akan memberikan dukungan kepada perusahaan-perusahaan pemakai Android yang terlibat kasus hukum.

Samsung dan HTC menjadi beberapa nama yang menjadi ‘musuh’ Apple terkait paten. “Kami mengatakan kepada mitra kami, termasuk salah satunya yang berada di Taiwan, bahwa kami akan mendukung mereka. Sebagai contoh, kami mendukung HTC dalam sengketa dengan Apple karena kami berpendapat Apple salah,” kata Executive Chairman sekaligus mantan CEO Google Inc, Eric Schmidt.

Dukungan tersebut dalam bentuk sharing informasi, keahlian industri dan akses ke paten Google untuk kepentingan lisensi dan hukum, tegas Schmidt. Samsung Electronics Co, produsen smartphone Android terbanyak di dunia, dan produsen smartphone asal Taiwan, HTC Corp terlibat sengketa paten dengan Apple Inc. Beberapa analis mengklaim Apple ‘terganggu’ dengan sistem Android. Bahkan mendiang Steve Jobs, salah satu pendiri Apple, berambisi menghancurkan Android, seperti tertulis di biografisnya.

Schmidt mengunjungi beberapa kawasan di Asia serta berinteraksi dengan vendor yang ingin merilis smartphone berbasis platform Windows dari Microsoft. “Perusahaan hardware Android dan rantai pasokan sebagian besar di Taiwan. Tujuan utama kehadiran Schmidt tampaknya adalah meningkatkan dukungan sekaligus kolaborasi dengan perusahaan Taiwan,” ujar analis Concord Securities, Ming Chi Kuo kepada Reuters.

“Vendor Taiwan telah menggunakan sistem operasi Windows sejak lama, khususnya bagi produsen handes. Karena itu, keberadaan Google adalah usaha untuk mendapatkan lebih banyak dukungan aplikasi dari produsen tablet dan personal computer di masa depan,” kata Kuo lagi.

Schmidt juga sempat mengunjungi Korea Selatan untuk bertemu dengan beberapa eksekutif produsen handset, Samsung dan LG Electronics. Ini dinilai sebagai langkah meyakinkan para mitra Google ‘aman’ dari masalah. Untuk mendukung stabilitas perusahaan, Google memang telah melakukan beberapa cara. Salah satunya adalah akuisisi Motorola Mobility Holdings, Agustus lalu, dengan nilai US$ 12,5 miliar.

Untuk kawasan Cina, Schmidt mengaku masih tertarik untuk berbisnis di negara itu. Meskipun sebelumnya, Google menutup layanan mesin pencari di Cina karena aturan sensor yang ketat di Cina. Bahkan, Juni 2011, Google sempat bersitegang dengan pemerintah Cina karena serangan hacker ke layanan Gmail diperkirakan berasal dari Cina. “Google masih merasakan pertumbuhan dan bisnis yang menguntungkan di Cina,” kata Schmidt. “Kami ingin melayani masyarakat Cina dalam batas-batas yang diizinkan pemerintah.”


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved