Listed Articles

Hutama Karya Kucurkan Puluhan Miliar Dirikan Dua Anak Usaha

Hutama Karya Kucurkan Puluhan Miliar Dirikan Dua Anak Usaha

Untuk mewujudkan ambisinya memasuki industri konstruksi PT Hutama Karya kucurkan puluhan miliar guna mendirikan PT Hakapole dan PT Hakaaston. Kedua anak usaha BUMN konstruksi itu masing-masing bergerak di bidang fabrikasi baja dengan produk-produk seperti Tiang Penerangan Jalan Umum (PJU), Guard Rail, dan Lattice Tower untuk Telekomunikasi dan Listrik serta yang terakhir memproduksi aspal beton. Untuk pendirian Hakapole, BUMN ini menyetorkan modal Rp 15 miliar, sedangkan untuk Hakaaston modal disetornya Rp 10,5 miliar.

Pendirian kedua anak usaha BUMN konstruksi tersebut demi mewujudkan rencana penetapan Rencana Jangka Panjang H 2009 – 2013 untuk memasuki industri konstruksi melalui pembentukan beberapa anak perusahaan yang fokus pada industri konstruksi.

Saat ini Hakapole telah memiliki workshop seluas 7.000 m2 di atas lahan 8.900 m2, mampu memproduksi 1.500 ton per tahun. Untuk Hakaaston, saat ini terdapat 18 unit Asphalt Mixing Plant (AMP) di seluruh wilayah Indonesia yang tersebar dari Aceh sampai ke NTT yang per tahunnya mampu memproduksi 120 ribu ton. Kapasitas produksi itu masih bisa ditingkatkan dengan rekapitalisasi dan investasi peralatan produksi. Produksi aspal beton masih terbuka ke depan, tinggal merancang dan menambah AMP.

”Core business (jasa konstruksi-Red) kami kembangkan secara optimal sejalan dengan perkuatan pengembangan bisnis ke industri hulu sampai ke hilir agar dapat melakukan lompatan emas dalam kaitannya dengan HUT Emas perusahaan,” kata Diut HK, S. Subagyono,

Subagyono yang juga merupakan alumni Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang itu, menambahkan, pendirian kedua anak perusahaan itu memberikan manfaat besar kepada perusahaan, antara lain memperluas lingkup bisnis maupun portofolio usaha yang merupakan elemen komplementer mandiri terhadap bisnis utama perusahaan sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada peningkatan performa bisnis utamanya, yaitu jasa konstruksi.

Subagyono menambahkan bahwa pendirian kedua anak perusahaan itu juga memberikan nilai tambah (added values) bagi perusahaan karena dengan portofolio usaha yang beragam, tentunya akan menambah ruang lingkup bisni yang dapat ditawarkan perusahaan secara menyeluruh. Pendirian kedua anak perusahaan itu juga akan mendorong pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan, sistem, dan lain-lain yang telah dimiliki perusahaan secara optimal dalam mendukung anak perusahaan tersebut.

“Karena kedua anak perusahaan itu mandiri, maka kinerja pemasaran, produksi, dan keuangan kedua anak perusahaan menjadi jelas, sehingga mudah mengevaluasi kinerja dan kontribusinya kepada perusahaan induk, termasuk evaluasi pengembangannya,” ungkap Subagyono. Adapun menurut data yang terkumpul, kebutuhan baja nasional naik dari tahun ke tahun. Akhir tahun 2010 para pelaku industri baja memperkirakan permintaan baja nasional naik 10 persen, atau menjadi 8,8 juta ton, sementara kekurangan 4 juta ton. Kekurangan ini dianggap Subagyono merupakan peluang pasar yang baik untuk Hakapole.

Sementara itu, Hakaaston juga disebut Subagyono mempunyai peluang besar untuk kebutuhan perbaikan dan pemeliharaan jalan. Berdasarkan data saat ini, seluruh panjang jalan di Indonesia tahun 2010 mencapai 348.241 km yang terdiri dari jalan nasional 34.628,83 km, jalan provinsi 33.612,1 km dan sisanya jalan kabupaten. Dari seluruh jalan itu, 30 persen perlu perbaikan tahun ini karena asumsinya 3-5 tahun perlu perbaikan di ruas jalan yang sama, dan 20 persen dari anggaran setiap tahun dari total panjang jalan tersebut.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved