Listed Articles

Inovasi Harus Diciptakan Ketika Merek Mulai Tenggelam

Oleh Admin
 Inovasi Harus Diciptakan Ketika Merek Mulai Tenggelam

Saat ini bukan perkara mudah untuk membangun brand yang kuat di tengah ketatnya persaingan. Menurut pakar marketing Istijanto Oei, untuk pemilik merek lama yang loyo, mau tidak mau harus melakukan inovasi produk, sehingga melahirkan satu produk unggulan yang bisa mencuatkan nama mereknya. Produk baru ini menjadi terobosan untuk membuat pasar menoleh ke merek tersebut. “Contoh Yamaha. Merek ini dulu tidak memiliki ekuitas yang bagus namun dengan produk unggulan Mio, brand Yamaha berhasil terangkat semua. Jadi, produk inovasi harus diciptakan ketika merek perusahaan sudah lemah di pasar,” jelasnya.

Dosen dari Prasetiya Mulya Business School ini juga menjelaskan, untuk ponsel, kini BlackBerry sudah merangsek dari Nokia. Maka kalau Nokia mau mengangkat mereknya kembali dengan efektif harus melakukan satu inovasi produk yang nantinya menjadi produk unggulan di pasar. Ujung-ujungnya merek Nokia akan terangkat kembali.

Untuk media sosial, saat ini pemilik merek tidak perlu mengomunikasikan sendiri namun biarkan para pelanggan ikut menyuarakan mereknya. Pemilik merek cukup membentuk template (master cetakan) mereknya lalu mengarahkan para pelanggannya untuk menjadi brand ambassador yang mengomunikasikan ke para jejaring atau komunitasnya.

Peluang membangun brand semakin besar di tangan setiap konsumen karena kini konsumen memiliki media-media sebagai penyebar (active evangelist). Seorang konsumen saat ini bisa menjadi brand ambassador di jejaringnya. Mengapa? Karena setiap konsumen bisa memiliki fans atau pengikut dan memiliki komunitasnya. Misalnya, konsumen bisa memiliki Twitter yang diikuti ratusan, ribuan bahkan lebih follower. Kalau konsumen tersebut melakukan tweet dengan bercerita suatu brand bisa sampai ke para pengikutnya. Demikian juga dengan komunitas BBM (BlackBerry Messenger). Komunitas juga ajang yang bagus untuk membnagun merek seperti yang dilakukan Polygon dengan mendekati komunitas Bike to Work.

Meskipun media sosial membuka peluang untuk digunakan membangun brand, namun untuk saat ini media konvesional belum bisa ditinggalkan. Media konvensional seperti televisi atau surat kabar masih memiliki peran yang kuat membangun brand.

Lantas, bagaimana membangun brand yang kuat? “Komunikasi yang konsisten dan rutin,” dia menegaskan. Tidak takut melakukan perubahan jika tuntutan pasar atau persaingan memang menghendaki. Di kala merek mulai lemah atau tenggelam, lakukan terobosan dengan meluncurkan produk unggulan yang inovatif guna membuat pasar menoleh kembali ke merek tersebut. Jad,i untuk membangun merek yang kuat tidak cukup hanya meremajakan dari sisi komunikasi, tetapi perlu didukung oleh kehadiran produk baru yang inovatif sehingga menggerakkan pasar. Brand Nexian bisa digunakan sebagai contoh di sini. Merek Nexian yang kuat diciptakan karena inovasi produknya dengan menyasar ke segmen bawah dan menambah jaringan Nexian Messenger.

Istijanto menyarankan beberapa langkah membangun merek. Yaitu menganalisis posisi yang ada saat ini: mana yang sudah ditempati para pemain dan mana yang masih kosong. Berusaha menghuni posisi baru yang belum ada pemainnya atau posisi ini tampak dihuni pemain yang lemah. Setelah itu, lakukan komunikasi yang sejalan dengan posisi tersebut secara konsisten dan rutin. Jangan lupa memanatu perubahan yang dilakukan pesaing dan yang terjadi di konsumen. Pun, merek tidak boleh statis. Sebab produk baru atau inovasi harus diciptakan ketika merek andalan mulai tenggelam. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved