Listed Articles

Investor Asing Banyak Melepas Asetnya di Indonesia

Investor Asing Banyak Melepas Asetnya di Indonesia

Eugene Leow, ekonom dari DBS Bank di Singapura mengatakan, selama masa tidak ambil risiko (risk-off mode), investor asing kerap melepas asetnya di Indonesia dan pergerakan terakhir dalam pasar keuangan Indonesia mengindikasikan bahwa situasi ini belum berubah. Pada 14 September, Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi untuk mencegah terjadinya pelepasan besar-besaran dan pada 20 September, Rupiah melewati level 9.000 per US$.

Meskipun memiliki landasan perekonomian yang kokoh, sektor keuangan selalu menjadi titik lemah Indonesia. Pada kuartal terakhir, arus modal masuk bersih masih lebih besar dibandingkan arus masuk investasi langsung yang lebih stabil. Dengan begitu, pengulangan pada kuartal keempat 2008, ketika arus modal keluar membayangi arus masuk investasi langsung, sangatlah mungkin terjadi.

Lebih lanjut, Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi Rupiah yang dipegang oleh pemain asing juga terus meningkat stabil sejak krisis keuangan global. Mesk telah terjadi sejumlah pelepasan oleh pihak asing, namun angkanya masih berada di kisaran 30 persen.

Pernyataan bahwa Indonesia saat ini lebih rapuh dibandingkan tahun 2008 masih bisa diperdebatkan (pada titik itu, angkanya berada di kisaran 20 persen). Selama krisis keuangan global, pemain asing melepas sekitar 25 persen SUN berdenominasi Rupiah yang mereka miliki.

Jika ketidakstabilan ini berlanjut, ada kemungkinan akan terjadi pelepasan. Namun, ini hanyalah satu sisi dari seluruh cerita. Penimbunan devisa asing dari prakrisis keuangan global meningkat dari US$ 60 miliar menjadi US$124 miliar pada Agustus dan masih dapat digunakan untuk menahan pelepasan.

BI juga harus meningkatkan usaha untuk membatasi arus modal keluar. Termasuk di dalamnya peningkatan batas jangka waktu minimum kepemilikan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), memperkenalkan deposito (yang tidak dapat diakses pemain asing) untuk mengelola likuiditas dan melarang dana Vostro sampai dengan 30 persen dari modal bank.

Seperti yang diindikasikan oleh aksi pasar baru-baru ini, langkah tersebut akan membantu mengurangi, namun tidak menghilangkan terjadinya arus modal keluar. Jika sentimen pasar global terus memburuk, mungkin ada ruang untuk pelepasan besar-besaran dalam beberapa bulan ke depan.

Dengan arus keluar yang semakin mengkhawatirkan, tidak akan mudah bagi BI untuk mengubah suku bunga. Telah beredar spekulasi penurunan suku bunga untuk menopang perekonomian, namun hal ini akan sulit, karena uang telah mengalir keluar dan penurunan suku bunga dapat memperburuk situasi. Jika langkah ini benar-benar diambil, BI mungkin terpaksa harus memperkenalkan cara yang lebih langsung untuk mengendalikan modal untuk membatasi potensi kerugian. Untuk saat ini, suku bunga di kisaran 6,75 persen mungkin bukan hal yang buruk.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved