Listed Articles

Jakarta Fashion Week Makin 'Berbau' Internasional

Jakarta Fashion Week Makin 'Berbau' Internasional

Keberadaan Jakarta Fashion Week memang ditunggu oleh pecinta gaya hidup ataupun pelaku industri fesyen. Wajar memang. Selayaknya London Fashion Week, Thailand Fashion Week ataupun Hong Kong Fashion Week, acara yang akan dilaksanakan pada 12-18 November 2011 di Pacific Place, Jakarta itu memang mengusung tren fesyen global.

Mempopulerkan Jakarta Fashion Week (JFW) dirasakan ‘susah susah gampang’. Perhelatan akbar ini berkolaobrasi dengan British Council untuk mendatangkan Jason Smith, desainer topi terkenal asal Inggris, untuk bermitra dengan ‘tangan dingin’ desainer Indonesia, Oscar Lawalata. Tak hanya itu, JFW juga menggandeng Goethe Institue untuk mendatangkan lima desainer dari Berlin Fashion Week.

“Bagi pihak ritel, acara ini sangatlah bagus untuk mempromosikan produk mereka. Selain itu, ada pula buyers lounge yang memungkinkan pembeli bertemu langsung dengan desainer dan bertransaksi,” ujar Ketua Umum Jakarta Fashion Week, Lenni Tedja. Terjadi peningkatan jumlah desainer yang berpartisipasi yaitu 159 desainer di 2010 menjadi 170 desainer di 2011. Selain itu, pertunjukan di 2011 sebanyak 50, naik dari 43 pertunjukan di 2010.

JFW tidak hanya memikirkan saat pagelaran busana berlangsung tapi juga respon pasar setelah acara selesai. ”Seperti tahun lalu, 29 negara mengunduh 10 ribu gambar acara. Mereka berasal dari Brazil, Timur Tengah, Amerika, Meksiko dan negara lainnya. Meskipun, kami tidak tahu seberapa besar transaksi diantara mereka,”ungkap Dalyanta Sembiring, Ketua Humas JFW 2012. Bahkan yang Ia pernah dengar dari salah satu desainer, produk busana muslimnya diminati oleh orang Vietnam dan Thailand. “Mereka bilang, produk busana muslim di Indonesia luar biasa,” imbuh Dalyanta.

JFW sudah banyak menelurkan desainer kondang. Artinya karya mereka mulai dikenal dipasar internasional. Sebut saja nama Tex Saverio, Dian Pelangi, dan Dee Ong. Tex Saverio sendiri adalah Desainer yang rancangannya dipakai oleh Lady Gaga untuk pemotretan Majalah Harper’s Bazaar Amerika bulan Mei 2011. Sedangkan Dian Pelangi, sejak mengikuti JFW, karya dapat melebarkan sayap sampai ke Dubai. Bahkan, pada akhir tahun, Dian diundang pameran di Paris.

Kolaborasi juga tidak berhenti disitu, tapi juga pihak JFW yang diwakili oleh Lenni membawa empat desainer ke Hongkong Fashion Week. Ali Charisma, Anastasia Hoeng, Biyan dengan mereknya X,S,M,L, dan Oka Diputra. Namun disana bukan untuk pameran tapi lebih pada untuk mempertemukan dengan pembeli disana. “Buyer disana banyak sekali dari Amerika, Timur Tengah, Korea, Australia dan lain-lain.

Pada dasarnya, JFW bertindak seabgai kurator yang menyeleksi karya desainer mana saja yang cocok di pasar internasional. Lenni melihat, sekarang ada banyak desainer muda yang serius terjun dalam industri fesyen. Keseriusan itu terlihat dari bertambahnya peminat jurusan fesyen secara formal. “Mereka mulai banyak menekuni fesyen sebagai bisnis. Sekolah-sekolah tersebut mempercepat kreativitas,” ucapnya. Lenni menambahkan, banyak dari mereka didukung oleh finansial yang kuat. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved