Semakin banyaknya kerja sama industri asuransi jiwa dengan sektor perbankan dalam hal pemasaran telah memengaruhi presentase distribusi premi.

Jalur bancassurance siap menyaingi keagenan

Tercatat dari total pendapatan premi di Q1 2012 yang sebesar Rp 24,3 triliun, jalur distribusi melalui bancassurance (pemasaran produk asuransi melalui bank) mencapai Rp 9,2 triliun.

“Jumlah ini terus menyaingi sumbangan premi agency (pemasaran melalui agen) yang sebesar Rp 10,2 triliun. Sedangkan sisanya dari jalur distribusi lainnya yang mencapai Rp 4,9 triliun,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Benny Waworuntu, di Jakarta, Senin (9/7).

Menurut Benny, jumlah agen asuransi jiwa di Indonesia yang telah memiliki lisensi hinggal Q1 2012 berjumlah 274.631 agen. “Ada pertumbuhan agen yang sangat signifikan sepanjang 2011 hingga awal tahun ini. Jika dibandingkan Q1 2011 yakni 194.136 agen, ada peningkatan agen sebesar 41,5%,” katanya.

AAJI mencatat total agen telah berlisensi sampai dengan akhir Desember 2011 sebanyak 258.399 agen. “Ke depan kami tentu akan meningkatkan jumlah agen yang berlisensi sesuai dengan target kami yakni 500 ribu agen di 2014. AAJI sendiri kini telah memiliki fasilitas sertifikasi yang sangat mumpuni dan bisa dimanfaatkan seluruh anggota,” tambahnya.”

Baik dari jalur bancassurance maupun agen, industri asuransi jiwa nasional hingga Q1 2012 telah berhasil mencatat kenaikan tertanggung (insured) sebesar 15,1% atau sejumlah 52,7 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu 45,8 juta orang.

Tertanggung perorangan mengalami peningkatan jumlah tertanggung menjadi 9,7 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 9,1 juta. Tertanggung kumpulan juga mengalami kenaikan dari Q1 2011 sebesar 36,6 juta menjadi 43 juta di Q1 2012.

Sejak didirikan tahun 2002, AAJI saat ini beranggotakan 45 perusahaan asuransi jiwa Indonesia serta 4 perusahaan reasuransi. (EVA)