Listed Articles

Kekayaan Indonesia Meningkat US$ 420 Miliar

Kekayaan Indonesia Meningkat US$ 420 Miliar

Sepanjang Januari 2010 hingga Juni 2011, jumlah kekayaan Indonesia meningkat sebesar US$ 420 miliar menjadi US$ 1,8 triliun. Indonesia juga menjadi salah satu dari 20 negara kontributor bagi pertumbuham kekayaan global.

Credit Suisse Research Institute (CSRI) memaparkan, negara-negara berkembang tetap menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan kekayaan, di mana pertumbuhan tercepat terjadi di Amerika Latin, Afrika dan Asia. Dalam kurun waktu lima tahun mendatang, kekayaan global diperkirakan akan meningkat hingga 50% menjadi US$ 345 triliun dan kekayaan perorangan akan meningkat 40% hingga mencapai US$ 70.700.

Osama Abassi, Chief Executive Officer Asia Pacific Credit Suisse mengatakan, pasar negara-negara berkembang memiliki cakupan yang cukup luas untuk meningkatkan kekayaan perorangan dikarenakan rasio aset keuangan bersih terhadap pendapatan dan rasio utang terhadap pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan perekonomian yang maju.

“Edisi kedua laporan Kekayaan Global kami kembali menegaskan bahwa sekarang terjadi perubahan ekonomi yang belun pernah kita lihat, dan suatu perubahan radikal dalam tatanan ekonomi dunia sedang berjalan. Pasar negara-negara berkembang merupakan pemicu vital bagi pemulihan global dan tetap menjadi mesin pertumbuhan utama bagi kekayaan dunia,” jelasnya.

Osama menuturkan, Asia Pasifik muncul sebagai kontributor utama bagi pertumbuhan kekayaan global, terhitung sebesar 36% dari seluruh penciptaan kekayaan global sejak tahun 2000 dan 54% sejak Januari 2010 menjadi US$ 231 triliun pada bulan Juni 2011.

Amerika Serikat menduduki peringkat pertama sebagai negara kontributor pertumbuhan kekayaan dunia dengan total peningkatan kekayaan sebesar US$ 4.555 miliar. Cina menduduki peringkat kedua dengan nilai US$ 4.072 miliar, disusul Jepang dan Brasil diposisi ketiga dan keempat. Sementara Indonesia menduduki peringkat keempatbelas, di atas Swedia dan Taiwan yang meningkat US$ 409 miliar dan US$ 387 miliar.

Sementara itu, Giles Keating, Global Head of Research foe Private Banking and Asset Management mengungkapkan, peningkatan kekayaan yang cepat akan memacu tren baru dalam perilaku konsumsi dan investasi di Asia. ” Semakin tingginya tingkat utang perorangan di Eropa dibandingkan Asia, bersama dengan semakin tingginya tingkat pertumbuhan kekayaan di Asia dibandingkan di Eropa, menyiratkan adanya ruang untuk kerjasama yang signifikan guna membantu mengatasi krisis utang Eropa,” ujar Giles.

Jumlah kekayaan rumah tangga di Asia Pasifik mengalami peningkatan sebesar 23% dari US$ 61 triliun pada Januari 2010 menjadi US$ 75 triliun di bulan Juni 2011. Hal ini sangat bertolak belakang dengan 9,2% dan 4,8% jumlah total pertumbuhan kekayaan di Amerika Utara dan Eropa dalam periode yang sama, di mana mencerminkan pergeseran mega tren kekuataan ekonomi dunia dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved