Listed Articles

Kiat Fenny Kembangkan Bisnis Bra Customized

Oleh Admin
Kiat Fenny Kembangkan Bisnis Bra Customized

Berawal dari kesulitan mencari bra yang pas untuk dirinya sendiri, Fenny terdorong membuat bra sendiri pada 1998. Rupanya, bra buatannya dianggap bagus dan menarik. Terbukti, saudara dan kerabatnya minta dibuatkan bra yang sama.

Fenny kemudian mencermati bahwa setiap orang memiliki ukuran dan bentuk tubuh yang tidak sama. Secara otodidak, ia pun mempelajari anatomi tubuh dan kesehatan payudara. Setelah melakukan berbagai uji coba, mulai dari ukuran, model, hingga bahan, pada tahun 2000 ia memberanikan diri membuka workshop bra di rumahnya di Bumi Serpong Damai, Tangerang, hanya dengan dua karyawan. Bisnisnya ini ternyata berkembang. Kini, gerai dan distributor branya tersebar di 17 kota di Indonesia.

“Elling, custom-made bra”, kata-kata branding inilah yang tertulis di kartu nama perempuan kelahiran Malang, 14 Februari 1967, ini. Kini, Elling Bra tak cuma menawarkan bra, tetapi juga aneka pakaian dalam. Khusus bra, Fenny menawarkan produk yang bisa dikustomisasi sesuai dengan tinggi, berat badan dan, tentu saja, ukuran payudara pelanggan. “Saya menyadari bahwa menggunakan pakaian dalam yang benar itu penting, karena hal itu bisa memperbaiki bentuk payudara, bukan sekadar menutupinya saja,” ujar mantan Purchasing Manager Damai Indah Golf BSD ini. Pelanggannya kini dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga sampai figur publik.

Dari sisi tampilan, produk Elling Bra terlihat klasik. Bra ini tidak menggunakan tambahan bahan semacam kawat atau busa, hanya kain, katun atau brokat. Bahan ini sengaja dipilih agar saat dipakai tidak panas dan setelah dicuci mudah kering. Namun dengan kesederhanaan ini, Fenny mendesain bra-nya dengan model khusus yang bisa menyangga dan memperbaiki bentuk payudara.

Satu paket bra standar (sepasang) dijual seharga Rp 500 ribu. Namun untuk ukuran khusus, harganya bisa lebih mahal. “Harga satuan Rp 3,5 juta di sini sudah biasa,” ujarnya. Pembelian pertama harus satu paket agar pelanggan bisa gonta-ganti.

Fenny mengklaim, dibandingkan bra yang ada di pasaran, produknya punya dua keunggulan. Pertama, “Kami bisa membuatkan bra yang pas di payudara dan pas di lingkar badan, sehingga nyaman dipakai,” katanya. Sementara di pasaran hanya ada ukuran cup bra dari A sampai C, di Elling untuk ukuran standar ia bisa menyediakan ukuran cup bra dari A sampai H. Jika payudaranya memiliki ukuran khusus, bisa dibuatkan secara khusus juga. “Saya pernah membuatkan bra untuk ukuran Q,” katanya sambil tersenyum. Kedua, jika dipakai dengan cara yang benar, bra buatannya bisa memperbaiki bentuk payudara. Fenny berani memberi garansi, jika Elling Bra dipakai secara teratur dan mengikuti treatment yang diajarkannya, payudara akan lebih bagus. “Payudara itu bisa turun ke bawah dan melebar ke samping, serta bisa terangkat ke depan,” katanya menjelaskan.

Karena sifatnya yang customized, calon pelanggan bisa datang ke gerai utama Elling di kawasan BSD City Real Madrid atau distributor Elling Bra. Pelanggan juga bisa menelepon dan pihaknya akan mengirim orang untuk mengukur payudara serta tinggi dan berat badan calon pelanggan, sekaligus mengajarkan cara pemakaian bra yang benar agar bisa membentuk payudara menjadi lebih padat.

Selain bra, Fenny juga membuat produk penyangga dada lainnya, seperti long torso, panty suit dan stagen. Ia juga mengembangkan bra khusus untuk pasien penderita kanker payudara. Bahkan, ia membuatkan bra khusus tanpa merek, pesanan beberapa klinik pelangsingan tubuh.

Fenny pun menyediakan jasa servis. Sehingga jika ukuran tubuh berubah, bra bisa diservis. Inilah yang membedakannya dengan jasa penjahit lain. Sepengetahuannya, ada juga penjahit yang bisa membuatkan bra sesuai dengan pesanan, tetapi tidak menerima jasa servis. “Karena, memang enggak ada uangnya,” ujarnya lugas.

Uniknya, cara Fenny memasarkan produknya hanya dari mulut ke mulut (word of mouth). Elling Bra dipasarkan antarteman. Ia pun rajin menyambangi berbagai perkumpulan atau komunitas untuk mempresentasikan produknya. Diakuinya, hal ini tidak mudah karena mereknya belum dikenal. Apalagi, merek yang digunakannya sering dianggap ndeso. Toh, ia tidak pernah menyerah. Solusinya, ia minta calon pelanggan mencoba. Jika sudah dicoba, dan mereka merasa nyaman, barulah mereka percaya. “Referensi dari orang yang sudah memakai membuat orang percaya,” ujarnya. Dalam setiap presentasinya di komunitas-komunitas, ia kerap membawa orang yang sudah berpengalaman memakai produknya untuk berbagi pengalaman. Trik ini cukup jitu. Tak lupa, ia juga membuat situs bernama www.ellingbra.com dan memanfaatkan akun jejaring sosial.

Dalam satu bulan, Elling bisa menjual seratus bra. Untuk produk selain bra, jumlahnya tidak tetap, sekitar puluhan pieces/bulan.

Awalnya, pelanggannya adalah perempuan usia 20-60-an tahun. Belakangan, ia pun mendapat pesanan untuk kalangan remaja putri.

Selain memiliki gerai dan distributor yang tersebar di 17 kota di Indonesia, Fenny juga bekerja sama dengan RS Kanker Dharmais, Jakarta Breast Center, Esther House of Beauty dan Clinderma Clinic. “Bulan depan saya ke Malaysia, ada yang mengajak buka gerai di sana,” ujar istri Subiyantoro serta ibunda Morciano (20 tahun) dan Naomi (13 tahun) ini. (*)

Wini Angraeni & Yuyun Manopol


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved