Kinerja PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010 cukup melegakan. Indikatornya antara lain dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik signifikan 46,13% dari posisi 2.534,356 tahun 2009 menjadi 3.703,512 pada 2010. Nilai kapitalisasi pasarnya juga terkatrol 60,8% dari Rp 2.019,4 triliun pada 2009 menjadi Rp 3.247,1 triliun tahun lalu. Keberhasilan ini mengantarkan BEI meraih penghargaan sebagai Bursa Efek Terbaik di Asia Tenggara dari Alpha Southeast Asia Magazine, Singapura.

Membaiknya performa tahun lalu diharapkan manajemen BEI masih berlanjut hingga sekarang. Saat ini rata-rata transaksi harian bursa itu mencapai Rp 5,2 triliun. “Kami masih optimistis menncapai target perdagangan harian sekitar Rp 4,8 triliun,” ujar Ito Warsito, Direktur Utama BEI di sela-sela RUPST.

Dijelaskan Ito, tahun 2010 pendapatan usaha BEI meningkat 20,52% menjadi Rp 714,31 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan, laba bersihnya tumbuh 4,74% menjadi Rp 359,81 miliar. Kenaikan laba bersih yang tidak seiring dengan lonjakan pendapatan itu dikarenakan banyak biaya yang harus dikeluarkan BEI untuk pengembangan pasar modal. Contoh, sosialisasi pasar modal, pengembangan centralized trading platform, merancang ulang website BEI, dan data warehouse design study.

Dengan kinerja positif BEI tahun lalu, manajemen dan karyawan mendapatkan berkah. Pasalnya, hasil RUPST BEI menetapkan dana apresiasi/bonus bagi dewan komisaris, direksi, dan karyawan sebesar Rp 48,5 miliar.

Selain itu, hasil RUPST juga memutuskan pengangkatan komisaris baru untuk periode 2011-2014. Yaitu mengangkat kembali I Nyoman Tjager sebagai Komisaris Utama. Sedangkan anggota dewan komisaris baru antara lain Chaerudin Berlian, Felix Oentong Soebagjo, Johnny Darmawan dan Suwantara Gotama. Suwantara menggantikan Mustofa yang sudah dua kali menjabat sebagai anggota dewan komisaris.