Listed Articles

Kobe Ciptakan 'Keintiman' di Dunia Dapur

Oleh Admin
Kobe Ciptakan 'Keintiman' di Dunia Dapur

Berbicara soal keintiman / kedekatan, masyarakat seringkali mengaitkannya dengan hubungan antar lawan jenis. Namun bagi produsen tepung bumbu pertama di Indonesia, Kobe, keintiman juga terkait ‘si tukang masak’ dan materi yang dimanfaatkan. Seperti apa?

“Kami percaya akan konsep pemasaran berbasis pengalaman (experimental marketing). Pemasaran tidak hanya iklan yang dilihat oleh konsumen melainkan menekankan pada pengalaman yang dirasakan konsumen saat menggunakan produk. Kami ingin menimbulkan kedekatan antara konsumen dan produk. Ini terkait point of sales, kualitas produk, bentuk pemakaian dan hasil penggunaan produk,” ujar Direktur PT Kobe Lina Food, Desideria Utomo.

Kobe merupakan produsen tepung bumbu pertama di Indonesia yang didirikan pada 1979 oleh orangtua Desideria yaitu Hesti Utomo dan Sarwo Utomo. Saat pertama kali muncul di pasaran, Kobe langsung diterima masyarakat modern.

Tentu saja disaat pertama kali launching ( karena konsep tepung bumbu baru pertama kali diperkenalkan) dan juga saat ini dimana masyarakat lebih modern serta telah mengenal dengan baik apa itu Tepung Bumbu. Bisnis ini bertumbuh dengan baik dari tahun ke tahun sehingga momentum terbaik tentunya akan selalu ada di masa depan. Kepuasan yang diterima oleh masyarakat menimbulkan loyalitas pada pelanggan. “Walaupun demikian, keberhasilan penjualan produk tidakhanya didorong oleh satu faktor tertentu tetapi juga perpaduan berbagai faktor diantaranya promosi, distribusi dan kualitas produk,” kata Desideria lagi.

Menggunakan tagline ‘Ahlinya Tepung Bumbu’, Kobe menomorsatukan kepuasan konsumen sehingga secara otomatis, masyarakat akan merekomendasikan produk tersebut kepada keluarga ataupun teman. “Berpegang teguh pada konsep experience marketing, kami lebih banyak melakukan kegiatan below the line untuk mempromosikan produk. Dengan kontak langsung, timbul suasana positif dan menarik,” ujar Desideria.

Selama lebih dari 30 tahun, Desideria mengaku bangga telah brhasil menjaga kualitas produk Kobe dan memberikan hasil nyata, tidak sekadar janji kepada konsumen. Memiliki pangsa pasar ibu rumah tangga, kegiatan pemasaran Kobe diantaranya cooking show, lomba memasak, pemanfaatan situs resmi dan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Meskipun begitu, Desideria mengakui ada beberapa hambatan yang perusahaan alami.

Nasib heritage brand dalam persaingan bisnis modern tidak selalu baik karena kini terjepit diantara merek-merek baru multinasional yang memiliki dana marketing tanpa batas. Namun, kobe mampu membuktikan konsistensi kualitas dan pemasaran sehingga prestasi penjualan brand heritage tetap baik dan tumbuh,” kata Desideria. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved