Listed Articles

Laba Bersih BNI Triwulan II 2011 Naik 41%

Laba Bersih BNI Triwulan II 2011 Naik 41%

Hingga akhir Juni 2011 atau triwulan II 2011, laba bersih yang dibukukan oleh BNI naik 41% dari Rp 1,93 triliun menjadi Rp 2,73 triliun. Selain itu, kredit yang disalurkan tumbuh 21% dari Rp 126,23 triliun menjadi Rp 152,9 triliun.

Peningkatan dana murah (CASA) juga mengalami peningkatan sebesar 10%, penurunan non performing loan (NPL) gross dari 4,3% menjadi 4%. Selain itu, NPL Net turun dari 0,9% menjadi 0,7% dengan pertumbuhan loan to deposit ratio (LDR) dari 68,2% menjadi 76,1%. Pertumbuhan ini didukung dengan tingkat coverager ratio yang terjada di level 120,5%. “Selama 2 sampai 3 tahun terakhir, penjualan fundamental keuangan dengan loan capability semakin kuat. Karena itu, ini menunjukkan kualitas aset yang semakin baik,” ujar Direktur Utama BNI, Gatot M. Suwondo saat ditemui dalam laporan Kinerja BNI Triwulan II 2011 di Gedung Pusat BNI, Jakarta.

Kenaikan laba bersih BNI pada triwulan II 2011 yang sebesar 41% disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga sebesar 5%, peningkatan pendapatan non-bunga (fee based income) sebesar 6%, peningkatan efisiensi yang ditandai dengan penurunan biaya operasional sebesar 2% juga disebabkan perbaikan aset sehingga berhasil menurunkan beban PAP sebesar -25%.

“Proyeksi ke depan, harapan BNI adalah memperoleh pertumbuhan profit semakin stabil. Hingga akhir tahun, pertumbuhan profit diharapkan naik 17% sampai 20%. Perusahaan saat ini sedang dalam masa transformasi karena kami melihat, pertumbuhan industri dalam negeri meningkat pesat sehingga dibutuhkan perbaikan infrastruktur, khususnya bagi korporasi,” ujar Gatot lagi. Tahun 2011, BNI tetap fokus pada 6 kebijakan strategis yaitu penajaman segmentasi bisnis di business banking dan konsumer / ritel, melanjutkan peningkatan kualitas aset, pertumbuhan agresif pada dana murah dan diversifikasi fee based income, peningkatan efisiensi operasional, peningkatan kualitas layanan (customer experience) dan memperkuat BNI Incorporated.

“Ada tiga strategi bisnis yang menjadi perhatian yaitu pertumbuhan laba secara konsisten dan berkelanjutan, menjaga kualitas aset untuk mencapai rasio keunagan yang kompetitif serta meningkatkan kualitas layanan,” ujar Gatot.

Anak perusahaan BNI yaitu BNI Syariah dan BNI Life Insurance, hingga saat ini menurut Gatot, tidak ada insentif baru apapun. “Belum ada diskusi baru yang serius dengan partner karena semuanya masih tampak stabil dan memuaskan. Kami ingin mengokohkan internal sebelum bermitra. Hingga saat ini, keduanya (BNI Syariah dan BNI Life Insurance) menunjukkan hasil yang memuaskan. Bagi hasil di BNI Syariah misalnya, dulu kurang dari 5% tapi sekarang sudah naik 5%. Selain itu, jumlah kredit bermasalah jauh lebih berkurang.” Obligasi bernilai Rp 1 triliun di 2003 dan Juni tahun ini sudah lunas dengan suku bunga sebesar 13%.

Dengan tambahan modal dari right issue di 2010, rasio kecukupan modal (CAR) masih di level 17,2% (setelah memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional) sehingga memberikan keleluasaan bagi BNI untuk melakukan ekspansi bisnis di 2011. Fundamental keuangan juga tetap terjaga dengan baik tingkat coverage ratio dipertahankan di level 120,5%. Operasional perusahaan juga semakin efisien dengan rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi (BOPO) turun dari 78% menjadi 70,1% dan cost to income ratio (CIR) turun dari 48,2% menjadi 45%.

Peningkatan laba sebesar 41% menyebabkan return on asset (ROA) naik dari 2,3% menjadi 3,0%. Di lain pihak, return on equity (ROE) dari 24,3% menjadi 19% akibat penambahan modal dari hasil rights issue Desember 2010.

Kirim

© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved