Listed Articles

Lemari Es: Adu Strategi dan Inovasi

Oleh Admin
Lemari Es: Adu Strategi dan Inovasi

Sesungguhnya, peta pasar kulkas saat ini tak berbeda dari potret yang dihasilkan Index Best Brand Award 2003 oleh SWA-Mars beberapa waktu lalu. National unggul di kategori lemari es, menyusul di bawahnya Sharp, LG dan lain-lain. Untuk kategori kulkas satu pintu, misalnya, Tiara dengan tipe NRA 18 AD — co-branding dari National — merupakan favorit. Begitu pula, kulkas dua pintu dikuasai National dengan tipe NRB 22 AF. Kendati harga jualnya lebih mahal Rp 300 ribu dibanding Toshiba dengan tipe yang sama yakni sekitar Rp 2,2 juta, menurut Wiwi, pedagang di Atrium Senen, permintaan National jauh lebih besar ketimbang merek lain.

Toshiba sesungguhnya pernah unggul beberapa tahun silam. Namun, performanya melorot setahun terakhir ini. Untuk mendongkrak popularitasnya kembali, ia meluncurkan kulkas satu pintu Glacio yang tampil dengan desain lebih baru dilengkapi dispenser di kiri atas pintu kulkas. Sebagai pendatang baru, Glacio siap menantang National, Samsung dan LG.

Samsung dan LG juga patut diperhitungkan. Samsung dari Korea yang kini diproduksi di Indonesia terbilang paling kreatif dalam hal desain. Sementara itu LG, diakui para pedagang elektronik, desainnya modern dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern. Itu sebabnya, kendati harganya relatif lebih mahal, permintaan merek Korea ini terus meningkat.

Lemari es Sharp juga dipuji pedagang dari Glodok. Menurutnya, banyak konsumen yang tertarik membeli Sharp. Walaupun dari segi harga Sharp tidak murah, harga itu dianggap sesuai dengan kondisi barang yang lebih awet dan mudah. Bila kulkas satu pintu National dan Toshiba yang berkapasitas 150 liter dijual seharga Rp 1,1 juta, LG dan Sharp menjualnya Rp 1,2-1,3 juta.

Adapun Sanken, diakui Lusiana, GM PT Istana Argo Kencana, untuk saat ini IAK belum berkonsentrasi di kategori kulkas. Kendati demikian, kulkas berteknologi Jepang dari Sanken ini terus digaungkan melalui promosi below the line atau trade promo. Baik dengan cara memberi hadiah langsung, cash back, atau bentuk gimmick lainnya.

Meski terlihat sesak, sebenarnya pasar produk kulkas di Indonesia masih terbuka lebar. Demand-nya tahun 2003 konon mencapai 1,4-1,5 juta unit. “Siapa yang bisa menyajikan kualitas barang yang bagus, dia akan kuat,” ujar Jino Sugianto, Direktur Pemasaran & Penjualan PT Sharp Yasonta Antarnusa (Sharp).

Optimisme Jino sama dengan optimisme yang dibangun oleh Sharp. Jino menjelaskan, pada dasarnya pasar kulkas meliputi dua jenis, fan cooling dan direct cooling. Sharp salah satunya yang memproduksi dua jenis kulkas tadi. Direct cooling biasa digunakan untuk kulkas satu pintu, dengan target pemakai kelas menengah bawah, sementara fan cooling membidik segmen menengah dan menengah-atas.

Produk yang telah eksis di Indonesia sejak 1976 ini, mulai mencuat posisinya pada 1992-1993 ketika Sharp membuat kulkas satu pintu dilengkapi aksesori layaknya kulkas dua pintu, yaitu: Nice Crystal. Nice merupakan nama merek co-branding Sharp di Jepang, sedangkan nama crystal digunakan karena kulkas ini dilengkapi rak yang terbuat dari kristal plastik.

Setelah Nice Crystal, Sharp membuat inovasi baru untuk segmen lokal di pinggiran kota. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah yang energi listrik kerap tak mencapai voltase tinggi atau 220 volt, produsen elektronik dari Jepang ini membuat kulkas lokal dengan starting 140 volt. Jelas, kulkas berkapasitas 150-170 liter ini lebih berguna bagi masyarakat di daerah yang bervoltase rendah.

Kulkas satu pintu yang memiliki co-branding Si Dia ini, mempunyai rasio hingga 40% selama 1 x 24 jam. Selama satu hari, kompresor kulkas ini hanya perlu bekerja sekitar 9,6 jam. Sehingga, cukup menguntungkan konsumen dalam penghematan listrik. Si Dia tersedia dalam tipe VRD 170 (kapasitas 170 liter), dan VRD 150 (150 liter). Kulkas yang diluncurkan September lalu ini dilengkapi deodorizer, penghilang bau busuk.

Sebelum Si Dia, Sharp juga membuat terobosan dengan meluncurkan Plasmacluster. Kulkas jenis fan cooling ini membidik segmen atas. Maklum, harganya bisa 20% lebih mahal atau beda sekitar Rp 1 juta ketimbang kulkas dua pintu di segmen menengah-atas. Kondisi di Indonesia yang relatif kelembabannya cukup tinggi, menyebabkan bakteri cepat berkembang biak di dalam kulkas. Ketika kulkas dibuka, hanya dalam hitungan detik suhu langsung naik 2 derajat Celcius. Dalam kondisi suhu di atas 0 derajat itu, bakteri pembusuk langsung berkembang biak, sedangkan untuk menormalkan kembali pada posisi 0 derajat Celcius dibutuhkan waktu sekitar 30 menit. Namun dengan plasmacluster, menurut Jino, bakteri dapat dilumpuhkan. Hanya dalam tempo 5 detik, plasmacluster menyebar ke atas dan mendobrak kisi-kisi di bagian bawah hingga ke atas.

Sekarang, volume produksi Sharp mencapai 60 ribu unit/bulan, sekitar 20% di antaranya diekspor. Jenis kulkas dua pintu berukuran kecil lebih banyak diekspor ke Jepang, selebihnya Singapura sebagai terminal untuk pasar negara-negara seperti Syria, Sri Lanka, Vietnam, Filipina dan Malaysia.

Dari angka produksi ini, angka penjualan terakhir menurut Jino berada di kisaran 45-50 ribu unit per bulan. Berapa nilainya? Ia hanya memberi contoh, untuk kulkas satu pintu saja yang harganya Rp 1,2-1,3 juta, jika penjualan 50 ribu unit, artinya angka penjualan kulkas Sharp mencapai Rp 60-65 miliar per bulan.

Tak tanggung-tanggung, perusahaan ini menggelontorkan sekitar Rp 20 miliar untuk promosi produk kulkasnya atau sekitar 30% total biaya promosi Sharp. Selain beriklan di teve, tahun ini Sharp menambah frekuensi beriklannya lewat billboard. Tak ayal, tahun ini merek Sharp tersebar di 8 titik di Kota Jakarta. “Sebelumnya kami hanya pasang di Soekarno-Hatta dan Jatinegara,” kata Jino.

Sharp juga dilengkapi 160 service point yang tersebar di seluruh Indonesia. Kabarnya, layanan pascajual ini berjalan terus selama 365 hari setahun ditambah call center — free of charge — yang berfungsi selama hari kerja. Jika tahun 2002 Sharp memiliki 13 cabang, menurut Jino tahun ini telah mencapai 21 cabang, plus 750 toko/dealer di seluruh Indonesia.

Kini, Sharp memiliki dua lini produksi yang dapat mendongkrak pangsa pasarnya lebih besar. Saat ini saja rentang produknya di Indonesia mencapai 70 warna dan model yang berukuran 90-620 liter. Sharp juga mulai banyak memproduksi freezer untuk kebutuhan home industry yang menjual produk makanan siap saji seperti nugget.

Pangsa pasar kulkas Sharp terus merangsek naik. Tahun 2000 misalnya, mencapai 20%. Tahun berikutnya naik menjadi 24%. Tahun 2002 menjadi 25%, dan tahun ini berhasil menguasai 27% total pasar kulkas di Indonesia. Di bawah Sharp ada beberapa nama yang tak asing seperti LG dengan pangsa pasar 18%, National/Panasonic (15%), dan seterusnya terdapat beberapa merek: Uchida, Toshiba, Sanyo, Politron, Samsung, Electrolux, dan lainnya.

Ekspansi Sharp tidak sendirian. Sejumlah pendatang baru bahkan siap menyerang. Setelah Samsung dan LG terbilang sukses di pasar, kini muncul Polytron yang sebelumnya eksis di audio. Tidak ketinggalan, babak baru National yang mulai pekan depan berganti baju menjadi Panasonic.

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved