Listed Articles

LeSanctuaire, 'Kerajaan Rempah' Sang Seniman

LeSanctuaire, 'Kerajaan Rempah' Sang Seniman

Berbincang dengan Jing Tio, pemilik LeSanctuaire, penyedia bumbu masak dan rempah-rempah di Amerika Serikat, seakan ikut arus pemikiran seniman, bukan pebisnis. Idealis. Cerdas. Perfeksionis. Tak heran, muncul lelucon, “Siapa sih koki masak papan atas dunia yang tidak mengenal LeSanctuaire?”

Pria kelahiran Surabaya, 25 Maret 1973 ini tampak semangat bila berbicara soal dunia rempah dan masakan. “Dunia ini adalah passion saya. Saya mencintai rempah-rempah berkualitas tinggi. Saya ingin memperkenalkan kehebatan rempah dalam mempengaruhi suatu cita rasa makanan. Bahan baku yang sempurna akan menghasilkan masakan berkualitas. Siapa yang tidak mengincar makanan enak?” ujarnya sambil tertawa.

Keberadaan LeSanctuaire sebagai holding company sebenarnya tidak cuma menjual merek rempah-rempah. LeSanctuaire memasarkan perangkat dapur berkualitas dan tabletops untuk restoran maupun hotel berbintang. Namun tentu, produk paling populer adalah rempah dengan merek dagang ‘See Smell Taste’ (rempah-rempah dan bahan baku herbal) dan ‘4mular’ (bahan baku masakan modern). Beberapa chef populer di dunia yang menjadi klien Jing Tio diantaranya Pierre Gagnaire, Daniel NYC, David Myers, Ron Siegel dan masih banyak lagi. “Hampir 90% restoran dan hotel terbaik di Amerika Serikat menjadi klien kami. Ini disebabkan LeSanctuaire menjunjung kualitas tinggi produk rempah yang kami tawarkan.”

Meskipun memperkenalkan produk piring, perangkat makan, perangkat dapur, primadona LeSanctuaire adalah rempah-rempah. Memang, pasar tradisional pun menyediakan materi ini mengingat Amerika Serikat termasuk importir rempah terbesar di dunia. “Di awal penjualan, kami memperkenalkan rempah-rempah eksotik, spice blends yang tidak disediakan pusat perbelanjaan. Kami menonjolkan keunikan.”

Bahan baku diperoleh Jing Tio dari mancanegara, tergantung pada kualitas. Lada putih dari Malaysia, Saffron dari Iran. Vanila dari Tahiti, dan sebagainya. Spice blends layaknya parfum yaitu campuran beberapa materi rempah yang membentuk rasa baru. Spice blends paling populer diantaranya Vadouvan Golden, Harissa Miz, Ras el Hanout, Shichimi Togarashi, dan masih banyak lagi. Secara total, LeSanctuaire memperkenalkan 100 materi rempah, 30 hingga 40 diantaranya merupakan spice blends. “Popularitas rempah juga bergantung pada tren. Konsumen terbagi menjadi dua yaitu chef dan konsumen ritel. Biasanya, kalau mereka cocok dengan kualitas produk yang kami tawarkan, mereka tidak akan beralih.”

Populer di kalangan hotel dan restoran nyatanya tidak membuat LeSanctuaire berpuas diri. Jing ingin memasarkan produk tersebut ke mancanegara sehingga membutuhkan packaging dan design yang memikat. Proses menentukan logo design dan packaging tidaklah mudah. Untuk biaya rancangan logo saja, Jing harus merogoh kocek US$ 30 ribu. Selain itu, mereka juga harus melakukan pembukuan 100 produk rempah secara terperinci. “Seperti yang saya bilang sebelumnya, dalam lingkup design pun, saya ingin sempurna dan menarik. Kualitas materi rempah dan packaging harus sama tingginya.” Idealisme Jing dalam dunia rempah membuahkan hasil. Di 2010, laba bersih tahunan divisi rempah LeSanctuaire menyumbang US$ 1 juta.

Ayah dari Rebecca Tio dan Joshua Tio ini memang tidak main-main dalam memasarkan rempah berkualitas. “Prinsip kami adalah perkenalkan produk yang terbaik. Lalu, apa sebenarnya arti ‘terbaik’? Buat saya, produk terbaik harus bisa diukur dengan ilmu sains, bukan berdasarkan feeling. Saya harus bisa memberikan jawaban konkrit. Ketinggian tanah saat menanam rempah itu berapa? Keasaman tanah berapa? Tanahnya ideal atau tidak? Dan sebagainya.”

Karena itu, Jing mengaku tidak memiliki kompetitor. Ia yakin LeSanctuaire satu-satunya penyedia rempah-rempah berkualitas yang memberikan jaminan berupa tingkatan kualitas. Misalnya, lada putih. LeSanctuaire mencantumkan grade resmi di setiap label produk. Meskipun begitu, untuk memasuki pasar lebih luas, Eropa dan Asia misalnya, LeSanctuaire dinilai Jing masih harus bekerja keras. “Kami adalah perusahaan yang tengah berkembang pesat. Karena itu, kami harus membangun budaya perusahaan yang kuat. It’s all about pride. Kami masih harus membenahi infrastruktur, logistik dan lainnya. Kami menggandeng firma hukum internasional dan semakin mematangkan divisi Research and Development untuk menjaga kualitas produk.”


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved