PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) terus berinovasi untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader produk AC di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan diluncurkan varian terbarunya yaitu AC Terminator Inverter. Dengan teknologi Inverter yang bekerja memangkas konsumsi listrik, AC Terminator Inverter ini mampu bekerja secara optimal tanpa mematok daya listrik yang tinggi .

Berbeda dengan teknologi Inverter yang umumnya terdapat pada produk pendingin ruangan lainnya, daya yang dibutuhkan oleh AC Terminator Inverter ketika awal pengaktifan relatif lebih rendah. Ini sekaligus mematahkan anggapan jika teknologi Inverter mensyaratkan tarikan listrik yang tinggi ketika pertama kali dinyalakan. “Dengan lebih hemat listrik, LG berharap akan lebih banyak masyarakat dapat menikmati fitur istimewa pembunuh nyamuk tanpa harus khawatir tegangan listrik turun ketika sedang menyalakan AC,” ujar Andry Siswandi, Head of Residential AC LGEIN.

LG menawarkan dua varian ukuran untuk AC Terminator Inverter ini bagi calon konsumen yaitu kapasitas 1 PK (membutuhkan kebutuhan listrik sekitar 200 watt – 800 watt) dan kapasitas 1 ½ PK yang bekerja dengan konsumsi listrik sekitar 200 – 1000 watt. Keunggulan AC Terminator dalam melindungi pengguna dari ancaman penyakit demam berdarah ini terletak pada pemanfaatan teknologi gelombang ultrasonic. Mengaktifkan teknologi ini membuat AC Terminator mampu memancarkan gelombang ultrasonik berkekuatan 30kHz-100kHz. Pancaran gelombang ini secara terus menerus dalam ruangan akan mengakibatkan terganggunya fungsi antena pada nyamuk yang berfungsi sebagai indra penerima rangsang. Nyamuk yang berada dalam ruangan dengan AC Terminator akan merasa tidak nyaman dan terganggu keseimbangannya hingga akhirnya mati.

Menurut Andry Siswandi, hingga akhir tahun ini LG menargetkan penjualan seri terbaru ini sekitar 20 ribu unit atau memberikan akan kontribusi sekitar 15% terhadap pejualan produk AC LG. Sedangkan secara total ia mengkalim dengan menjual sekitar 50-60 ribu unit/bulan, LG masih menjadi market leader untuk produk AC dengan menguasai market share sekitar 30%. “Saya optimis permintaan AC Inverter akan terus mengalami peningkatan permintaan, dengan pertumbuhan sekitar 10%-15%,” ujar Andry.