Listed Articles

Log In Kartu AKSes, Investasi Terkendali

kartu_akses_mulai_rambah_daerah___small__20110505131431_file_vino_cms

Investor akan rugi sendiri bila tidak memiliki kartu AKSes dan menggunakannya. Lalu, bagaimana peran dan manfaat kartu AKSes?

“Saya belum log in kartu AKSes karena masih gaptek. Kayaknya ribet ya dan saya sudah terbiasa transaksi dengan cara konvensional,” ujar Suwandi (54 tahun), nasabah Kresna Securities di Makassar. Dia rajin bertransaksi saham sejak tahun 1994 hingga sekarang. Dia pun sudah mengantongi kartu AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) sejak awal tahun ini, tapi hingga akhir Juni 2011 belum log in juga.

Tentu saja, Suwandi rugi jika tidak segera menggunakan kartu AKSes yang diterbitkan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Dia tidak dapat mengontrol kepemilikan saham dan dananya di perusahaan sekuritas di mana dirinya tercatat resmi sebagai nasabah. Padahal, sudah miliaran rupiah dana yang dia gelontorkan untuk bertransaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Betul, Suwandi mengaku selama 10 tahun terakhir memetik keuntungan (capial gains) sahamnya lebih dari 500%. Sebaliknya, dia pun pernah buntung investasi saham sebesar 80% dari nilai asetnya gara-gara imbas krisis keuangan global tahun 1998. Namun, dia tidak tahu laporan resmi transaksi keluar masuknya saham dan dana sebagaimana fakta yang terjadi. Bisa saja ada transaksi-transaksi yang menguntungkan investor, tapi tidak dilaporkan oleh perusahaan sekuritas. Dan hal itu tidak bisa dibiarkan terus berlangsung. “Justru dengan kartu AKSes inilah hak dan kepentingan investor dilindungi,” tukas Ananta Wiyogo, Direktur Utama KSEI, menegaskan.

Ya, peranan kartu AKSes sangat vital. Muhammad Alfatih, analis saham dari BNI Securities, mengungkapkan dua peran penting kartu sakti tersebut untuk investor pasar modal. Pertama, agar berinvestasi bisa nyaman dan aman, kini perusahaan sekuritas diwajibkan untuk memberikan kartu AKSes bagi nasabahnya. Kedua, investor tidak perlu khawatir lagi mengenai penggunaan dana dan kepemilikan sahamnya karena dapat memonitor secara langsung. Jadi, jika investor belum memiliki kartu AKSes segera menghubungi perusahaan sekuritas dan secepatnya mengaktifkan kartu tersebut untuk memantau investasinya.

Fasilitas kartu AKSes yang diluncurkan pada akhir 2009 merupakan sarana informasi yang diberikan kepada investor agar secara online dapat mengakses dan memonitor data posisi efek serta catatan kepemilikan dana yang disimpan investor dalam sub rekening efek di KSEI. Penerbitan fasilitas ini sesuai Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan (LK) No. V.D.4 tentang pengendalian dan perlindungan efek yang disimpan oleh perusahaan efek.

Upaya menyelamatkan hak investor makin kuat dengan dukungan Peraturan Bapepam – LK No.V.D.3 terkait kewajiban pemisahan rekening dana milik nasabah dan perusahaaan efek. “Dengan demikian, perusahaan efek selain diwajibkan membukakan sub rekening efek untuk menyimpan efek atas nama nasabahnya di KSEI, juga diwajibkan membukakan rekening dana atas nama nasabah di bank pembayaran yang telah bekerja sama dengan KSEI, “jelas Nurhaida, Ketua Bapepam – LK.

Lantas, apa saja manfaat kartu AKSes? Alfatih menyebut tiga manfaat utama. Pertama, Kartu AKSes merupakan rintisan Single Investor ID. Hanya dengan memiliki satu Kartu AKSes, investor dapat dengan mudah memonitor catatan kepemilikan efek yang dimiliki, seperti saham atau obligasi, melalui fitur cross link yang sudah terkonsolidasi. Kedua, memberikan informasi yang transparan tentang dana maupun kepemilikan saham. Ketiga, meningkatkan iklim pasar modal yang dapat dipercaya dan diandalkan.

Ananta menambahkan, manfaat lain kartu AKSes adalah investor dapat mengakses real time kepemilikan efek dan mutasinya dalam sub rekening efek yang disimpan di sistem KSEI (C-BEST) hingga 30 hari terakhir. Selain itu, memberi kemudahan investor dalam mendapatkan tambahan informasi yang diinginkan secara transparan di bursa Indonesia. Pendeknya, dengan kartu AKSes, investor tidak was-was lagi tentang kepemilikan saham dan dananya, sehingga investor bisa fokus memikirkan transaksi saja.

Dengan kartu AKSes, investor tidak lagi harus bergantung pada laporan yang dikeluarkan perusahaan efek. Investor dapat melakukan pengawasan secara mandiri dengan melakukan pengecekan secara berkala melalui kartu AKSes. Mari kita sama-sama membangun pasar modal yang transparan, profesional dan berkualitas, “saran Adrian Maulana, duta kartu AKSes.

Kendati peran dan manfaat kartu AKSes sangat penting, kenyataannya jumlah pemegang kartu AKSes yang telah menggunakan masih minim. Berdasarkan data KSEI per 30 Juni 2011, jumlah nasional Single Investor ID adalah 237.982. Sementara itu, total pemilik kartu AKSes nasional sebanyak 89.586. Namun, total pengguna kartu AKSes secara nasional hanya 17.444. Padahal, ditargetkan sebanyak 150.000 kartu AKSes sudah dapat dimiliki investor sampai Agustus 2011.

Bila dicermati, secara nasional pengguna kartu AKSes terbanyak masih didominasi Jakarta. Hingga 30 Juni 2011, pemilik kartu AKSes di Jakarta ada 39.526, sedangkan kartu yang sudah digunakan mencapai 7.334. Lebih rincinya lagi, wilayah Jakarta Barat paling banyak memiliki kartu AKSes, yakni 12.368 dan jumlah penggunanya ada 2.577. Ini artinya, tingkat penetrasi pengunaan kartunya di Jakarta Barat terbanyak, yaitu 20,84%. (lihat tabel jumlah pemegang kartu AKSes dan yang sudah log in).

Kalau disimak per daerah, maka penetrasi penggunaan kartu tertinggi dicapai kota Manado. Di ibukota propinsi Sulawesi Utara itu penetrasinya 36,36% dengan 286 pemegang kartu AKSes dan 104 yang sudah log in.

Posisi kedua dicapai Pontianak. Di ibukota Kalimantan Barat itu terdapat 934 pemegang kartu AKSes dan 339 yang sudah menggunakan, sehingga penetrasinya 36,30%. Dipilihnya daerah ini sebagai wilayah sosialisas, menurut Direktur KSEI, Margaret Mutiara Tang, sebab sejak 2011 Pontianak mengalami peningkatan kepemilikan kartu AKSes hingga 41% dan mengalami kenaikan penggunaannya sebesar 8%. Dengan angka tersebut, kota yang dilewati garis khatulistiwa ini menduduki posisi ke-12 untuk kepemilikan kartu AKSes di tingkat propinsi.

Berikutnya, posisi ketiga adalah kota Pekanbaru dengan penetrasi 31,71% dari 760 pemegang kartu AKSes dan 241 yang telah aktif menggunakan.

“Untuk itu, target KSEI terdahulu tentang peningkatan jumlah kepemilikan Kartu AKSes sudah tidak relevan lagi. Kami mengharapkan investor pasar modal Indonesia untuk semakin memberdayakan Kartu AKSes yang dimilikinya dengan melakukan log in dan secara aktif melakukan pengecekan portofolio efek secara berkala sebagai langkah deteksi dini untuk mencegah penyalahgunaaan portofolio efek dan dana oleh pihak yang tidak berwenang.” tambah Ananta saat menjelaskan tujuan sosialisasi Kartu AKSes tahun 2011.

Mengapa investor tidak kunjung log in? Jika Suwandi beralasan tidak melek teknologi, menurut Mutiara, hal lain disebabkan oleh sikap perusahaan efek yang belum memaksakan kepada nasabah. Mereka umumnya memberi alasan, nasabah tidak ingin menggunakan kartu karena selama ini juga baik-baik saja.

Namun, perusahaan efek tidak boleh menyerah begitu saja. Perusahaan sekuritas bisa mencontoh kiat yang dilakukan Juita Buduha. “Kami juga mendatangi ke rumah masing-masing nasabah jika dibutuhkan untuk membantu untuk log in,” kata Branch Manager Kresna Securities cabang Makassar, itu. Saat ini sekitar 10% nasabahnya sudah dibantu pendampingan, dan Suwandi telah masuk waiting list. Menurutnya, jika semua nasabah telah log in, maka trading berjalan lancar dan aman. Ujung-ujunnya target omset cabang naik dua kali lipat dari sekarang Rp 80-100 miliar tercapai.

Untuk meningkatkan jumlah pemilik kartu AKSes yang masuk ke website, KSEI sudah menyiapkan aplikasi berbasis mobile dengan nama AKSes Mobile. Tahap awal layanan AKSes via BlackBerry device akan tersaji, dan diikuti platform Android. Alhasil, investor dapat mengakses portofolionya secara online di mana saja dan kapan saja.

Bagi investor yang belum pernah melakukan log in ke fasilitas situs KSEI, maka dapat melakukan log in di AKSes Mobile dengan mencantumkan informasi yang harus diisi. Proses log in pertama kali sama persis dengan website. Begitu halnya aplikasi di dalam AKSes Mobile serupa dengan website.

Menurut Sulistyo Budi, Direktur KSEI, pihaknya terus melakukan sosialisasi secara all out guna meningkatkan pengguna kartu AKSes. Strategi yang dilakukan antara lain pendekatan langsung kepada para investor. “Target kami akhir 2011 tercapai 100%, yakni 340 ribu investor yang ada,” tukasnya. Ananta menambahkan, strategi ini ditambah dengan iklan di televisi, surat kabar dan memanfaatkan jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter.

Apalagi, ke depan, Bursa Efek Indonesia mulai akan menerapkan penggunaan Identitas Tunggal Investor (Single Investor ID) dalam seluruh kegiatan pasar modal Indonesia tahun 2012. Melalui program sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan citra pasar modal Indonesia yang transparan dan terpercaya. Ini komitmen pelaku industri pasar modal untuk menciptakan Good Corporate Governance. (***)

Tabel Jumlah Pemegang Kartu AKSes dan yang sudah Log In

Kota

Pemilik Kartu AKSes

Pengguna Kartu AKSes

Persentase

1. Balikpapan*

349

94

26,93%

2. Bandung*

4027

770

19,12%

3. Batam*

532

146

27,44%

4. Jakarta Barat*

12368

2577

20,84%

5. Jakarta Selatan*

8711

1345

15,44%

6. Jakarta Utara*

7659

1449

18,92%

7. Jakarta Pusat

6164

1108

17,98%

8. Jakarta Timur

4624

865

18,71%

9. Makassar*

681

125

18,36%

10. Manado*

286

104

36,36%

11. Medan*

3370

658

19,53%

12. Palembang*

1298

244

18,80%

13. Pontinak*

934

339

36,30%

14. Semarang*

1962

416

21,20%

15. Singkawang*

59

11

18,64%

16. Surabaya*

6275

1210

19,28%

17. Surakarta*

824

131

15,90%

18. Banda Aceh

273

77

28,21%

19. Bandar Lampung

482

128

26,56%

20. Banjarmasin

172

30

17,44%

21. Bekasi

2647

568

21,46%

22. Bogor

1856

406

21,88%

23. Cirebon

352

101

28,69%

24. Denpasar

815

243

29,82%

25. Dumai

64

19

29,69%

26. Jambi

255

55

21,57%

27. Kediri

116

27

23,83%

28. Malang

161

22

13,66%

29. Padang

386

92

23,83%

30. Pekanbaru

760

241

31,71%

31. Samarinda

223

54

24,22%

32. Sidorajo

620

134

21,61%

33. Tangerang

4845

945

19,50%

34. Banyumas

202

41

20,30%

35. Yogyakarta

790

182

23,04%

* = Kota Tujuan sosialisasi kartu AKSes

Sumber: KSEI, Juni 2011


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved