Listed Articles

Milioner Termuda Jepang 'Ikutan' Incar Pasar AS

Milioner Termuda Jepang 'Ikutan' Incar Pasar AS

Yoshikazu Tanaka, milioner termuda di Jepang, berencana untuk melakukan listing Gree Inc, perusahan jejaring sosial populer, di bursa saham Amerika Serikat. Ini menjadi semacam penanda geliat perusahaan teknologi yang ingin mengeruk popularitas jejaring sosial.

Sebelumnya, LinkedIn Corp dan Renren Inc asal China juga turut memanfaatkan selera investor yang terus berkembang dalam melirik saham media sosial. “Banyak perusahaan jepang yang mendaftarkan diri di bursa saham luar negeri setelah melakukan listing di Bursa Saham Tokyo,” ujar Tanaka yang berusia 34 tahun. “Kami juga ingin mempertimbangkan pilihan yang sama. Saat ini, jumlah perusahaan internet yang mendaftarkan diri untuk IPO di AS mencapai posisi tertinggi dalam kurun 11 tahun. Perusahaan tersebut juga termasuk Zynga Inc dan Groupon Inc.

“Sebelum Gree menginginkan untuk ekspansi internasional, mereka harus memperkuat struktur bisnis mereka,” ujar Yusuke Tsunoda, analis di Tokai Tokyo Securities Co. “Mereka juga harus fokus dalam pasar smartphone domestik sebelum melakukan ekspansi di ranah internasional.” Lebih dari 50 perusahaan yang berhubungan dengan dunia internet mendaftarkan diri untuk IPO di AS, tahun ini. Listing di luar negeri akan membantu Gree meningkatkan profit di luar Jepang sehingga perusahaan tersebut tidak lagi sulit mencari dana, ujar Tanaka.

Perusahaan yang berbasis di Tokyo itu setuju, April lalu, membeli OpenFeint Inc yang berbasis di California dengan harga US$ 104 juta. Karenanya, tidak aneh bila Gree kembali ingin membeli perusahaan lain di luar Jepang, ujar Tanaka. Gree sempat mengalami penurunan saham sebesar 0,6% sehingga membuat nilai perusahaan menjadi US$ 4,9 miliar. Tanaka mendirikan Gree di 2004 sebagai layanan jejaring sosial. Dua tahun setelahnya, KDDI Corp, operator seluler terbesar kedua di Jepang, memutuskan untuk berinvestasi di Gree agar perusahaan dapat mengembangkan bisnis di ranah game. KDDI memegang 7% saham Gree dan Tanaka mengontrol 48,9%.

Gree saat ini memiliki 25 juta pengguna. Mereka meraih profit sekitar US$ 58 juta di tahun yang berakhir Maret lalu. “Jika pasar Jepang menyusut, kita perlu menjadi perusahaan global atau kita ikutan menyusut,” ujar Tanaka yang memiliki kekayaan sekitar US$ 2,2 miliar berdasarkan data terbaru Forbes. Tanaka berambisi meningkatkan jumlah pengguna menjadi 1 miliar. “Tujuan ini tidak akan menjadi sesuatu yang tidak realistik mengingat pengguna berjumlah 100 juta bila digabungkan dengan Openfeint,” kata Tanaka.

Awal bulan ini, Zynga, produsen game sosial ‘FarmVille’ dan ‘Texas HoldEm Poker’ mengajukan peningkatan US$ 1 miliar dalam penawaran umum perdana (IPO). Ini menjadi IPO terbesar dalam sejarah perusahaan internet AS setelah fenomena Google Inc di 2004. Zynga yang memimpin pasar game itu memanfaatkan jejaring sosial Facebook untuk memasarkan produk mereka. Selain Zynga, nama populer lain yang turut IPO adalah LinkedIn Corp, Pandora Media Inc, Groupon Inc dan Yandex NV.

Tanaka tertarik di dunia digital setelah membaca tulisan Alvin Toffler berjudul ‘Poweshift’ saat berada di bangku SMA. Ia pertama kali mengenal intenet pada 1996 saat mengunjungi Amerika Serikat. Tiga tahun selanjutnya, ia lulus S1 bidang hukum di Nihon University. Sebelum mendirikan Gree, Tanaka bekerja di Sony Corp dan Rakuten Inc.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved