Listed Articles

NIC Targetkan Produksi 2,6 Juta Roti Per Hari

NIC Targetkan Produksi 2,6 Juta Roti Per Hari

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (NIC), produsen roti dengan merek dagang Sari Roti berencana membangun tiga pabrik baru tahun depan. Pembangunan tiga pabrik tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 2,6 juta roti per hari.

Pembangunan pabrik terletak di Cibitung, Palembang, dan Makasar. Untuk daerah Cibitung pelaksanaannya akan dilakukan pada bulan Desember 2011, Palembang pada Maret 2012 dan setelah itu pembangunan pabrik di Makasar. Biaya pembangunan ditaksir menghabiskan dana sekitar Rp 70 miliar setiap pabrik . “Dananya sebagian dari kas perusahaan, sebagian lagi pinjaman dari bank lokal.” ujar Yusuf Hadi, Diketur Operasional NIC.

Yusuf bilang saat ini kapasitas produksi NIC mencapai 1,82 juta perhari yang diproduksi dari lima pabrik yakni Cikarang dua pabrik, Semarang, Medan, dan Pasuruan. Sementara kapasitas pendistribusian produk mencakup 24.000 outlet yang tersebar di daerah Sumatera, Jawa sampai Bali. “Kami masih menguasai pasar hingga 50% lebih meski ditengah banyaknya butik roti dan industri roti rumahan,” klaim Yusuf.

Yusuf mengatakan kekuatan Sari Roti menjadi pemain nomor satu di Indonesia adalah dari segi kualitas produk yang ditawarkan. Sari Roti dibuat sesuai dengan lidah orang Indonesia yang bertekstur lembut dan diolah berdasarkan teknologi Jepang. Selain itu, tambahnya, Sari Roti juga memiliki kekuatan dalam supply chain yang membuat sistem distribusi bisa sampai langsung ke tangan konsumen secara cepat dan efisien. Jaringan yang dibangun NIC sejak tahun 1997 kini semakin berkembang pesat dengan membangun chanel keagenan dan penjaja roti keliling. Hingga saat ini sudah ada 300 agen yang tersebar di Jawa, Lampung dan Medan. Agen tersebut memiliki terirorial sendiri, sesuai lokasi agen. Untuk di Jabodetabek ada 120 titik/teritorial, di Jawa ada 300 titik, dan Medan 50 titik. Satu agen bisa memiliki satu hingga beberapa titik teritorial.

Setelah mencatatkan diri di lantai bursa Juni tahun lalu. Sari Roti yang beremiten ROTI terus berkembang pesat. Hal ini bisa dilihat dari laporan keuangan semester satu 2011 yang tumbuh 27% dari periode yang sama tahun lalu yakni menjadi Rp 360 miliar. Hingga akhir tahun NIC menargetkan bisa mencapai Rp 800 miliar. Sementara profit tahun ini diharapkan naik sebanyak 25%.

Pasca Intial Public Offering (IPO) NIC mendapat dana sekitar Rp 190 miliar. Dana tersebut diposkan untuk bayar utang sebesar Rp 40 miliar, pembangunan pabrik di Semarang dan Medan masing-masing Rp 75 miliar. Selain itu, NIC baru-baru ini masuk ke dalam jajaran 200 Best Under A Billion dari Majalah Forbes. NIC terpilih dari 15.000 perusahaan publik di Asia dan merupakan satu dari tiga perusahaan yang berasal dari Indonesia yang masuk dalam jajaran tersebut.

Majalah Forbes memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk masuk dalam 200 Best Under A Billion, yaitu harus memiliki pendapatan tahunan antara US$ 5 juta dan US$ 1 miliar serta diperdagangkan secara umum di lantai bursa dalam waktu minimal satu tahun. Selain hal itu, juga dilihat pertumbuhan laba, penjualan, dan ROI selama satu sampai tiga tahun sebelumnya. Perusahaan-perusahaan tersebut dinilai telah dikelola dengan baik melalui volatilitas ekonomi yang dimulai pada tahun 2008. Perusahaan yang masuk ke dalam jajaran tersebut rata-rata memiliki nilai hutang sebesar 13% terhadap rasio ekuitas. Bahkan 67 perusahaan sama sekali tidak memiliki hutang. “Keberhasilan NIC tidak lebih karena komitmen kami yang akan terus menggenjot kinerja pasca IPO yakni bisa memperlebar pasar hingga ke seluruh Indonesia,” katanya.

NIC bertengger bersama Jausindo Tiga Perkasa dan Panin Sekuritis. Dimana Sales NIC mencapai US$ 68 miliar, net income US$ 11 miliar dan market value mencapai US$ 394 miliar.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved