Listed Articles

Nilai Aset Terkelola di Asia Akan Mencapai US$ 4 Triliun pada 2015

Nilai Aset Terkelola di Asia Akan Mencapai US$ 4 Triliun pada 2015

Dalam laporan independen yang dikeluarkan oleh divisi Sekuritas dan Pendanaan (Security dan Fund Services) Citibank bekerjasama dengan Mirae Asset Global Investments, diramalkan bahwa nilai aset dari kawasan Asia yang dikelola (Asset Under Management/AUM) diharapkan akan meningkat dua kali lipat hingga mencapai 4 Triliun US$ pada 2015. Kondisi tersebut didorong oleh tumbuhnya segmen masyarakat berpenghasilan tinggi, kumpulan aset asuransi dan pensiun baru, serta meningkatnya minat dari investor asing.

Laporan berjudul “Picking High-Hanging Fruit: Competition Intensifies Between Asian Managers and Foreign Firms” yang dikompilasi oleh Cerulli Associates ditulis dengan sebelumnya didahului oleh sejumlah survei terhadap pengelola aset lokal dan internasional terbesar serta terkemuka di Asia, kecuali Jepang. “Pertumbuhan ekonomi dan populasi telah menghasilkan muncul dan berkembangnya kelas menengah. Dengan ditambah oleh perluasan jumlah aset korporasi dan pemerintah, kami melihat peluang besar di Asia beberapa tahun belakangan ini,” kata David Russel, Head of Securities and Fund Services, Citi Asia Pasifik.

Stewart Aldcroft, Senior Advisor for Investor Sales, Citi, ketika mempresentasikan hasil laporan ini, menjelaskan bahwa hingga awal tahun 90-an, manajemen aset di Asia sebagian besar didominasi secara mendasar oleh pemain ritel dan lokal. Dengan perkembangan distribusi lintas batas oleh bank-bank asing, semakin mengakarnya arsitektur terbuka, serta dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi serta perkembangan industri pengelolaan kekayaan (wealth management), aset retail yang dikelola mulai tumbuh dengan kuat.

‘Salah satu pergeseran paling jelas adalah pertumbuhan kelas menengah yang luar biasa besar di seluruh kawasan Asia. Golongan ini tidak hanya memiliki pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable income), namun juga pengetahuan yang semakin meningkat dalam hal investasi,” ujar Aldcroft.

Hasil temuan juga mengaitkan pertumbuhan tersebut dengan negara-negara berkembang di Asia yang semakin membangun kehadiran institusi investasi dalam tiga hal: dana kekayaan pemerintah yang bersumber dengan baik, dana pensiun yang berkembang dengan cepat, serta meningkatnya perusahaan asuransi lokal (home-grown insurers). “Semua faktor tersebut mengarah ke pertumbuhan aset di Asia,” kata Aldcroft.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa para pengelola dana asing yang ingin berekspansi ke Asia, seperti halnya pengelola dana asing lokal yang berencana ekspansi keluar negeri, harus berpikir secara lokal dan menanamkan konsep tersebut dalam strategi mereka. Di dalam laporan itu juga disebutkan bahwa Asia lebih bervariasi dibandingkan Eropa, dengan perbedaan-perbedaan mencolok pada bidang ekonomi, regulasi, tingkat pertumbuhan, dan pilihan produk, “Mengingat hal ini, para pengelola aset sebaiknya menargetkan satu atau dua pasar pada suatu waktu daripada mencoba melakukan ekspansi ke seluruh Asia,” demikian isi salah satu bagian laporan tersebut.

Selain itu, bersamaan dengan dianggapnya Yuan menjadi mata uang yang lebih mudah diakses dan diperdagangkan, hal ini akan menjadi masukan pada permintaan produk. Selain Yuan, popularitas dari carry trade di Jepang terus mendorong permintaan produk dan pengelolaan mata uang secara aktif, telah menjadi persoalan yang lebih mendesak di sejumlah kelas aset. Laporan tersebut mencatat bahwa produk-produk terkait inflasi juga menghasilkan bunga.

Laporan tersebut juga menggarisbawahi beberapa kesimpulan penting: Institusi-institusi yang kian tumbuh dan semakin professional (dana pensiun, asuransi dan dana sukuk) akan terus menyediakan peluang pertumbuhan yang menarik, reksadana akan mendapatkan kembali vitalitasnya di balik pertumbuhan reksadana daratan Cina, dan dana luar negeri akan tetap dibatasi oleh regulasi. “ Manajer-manajer Asia akan menguasai dunia. Para pengelola dana dari Cina mulai membangun kehadiran mereka di Hong Kong dan akses mereka ke pasar-pasar domestik akan menjadi alat yang kuat. Sementara para pengelola dana dari India akan menjadi lebih besar pada tingkat regional dan dunia,” tutur Russell.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved