Dalam RUPST itu disepakati, guna mencapai pertumbuhan tinggi dan antisipasi sejumlah tantangan perbankan, NISP memutuskan untuk mempergunakan seluruh laba bersih 2004 guna memperkuat posisi permodalan. Ini berarti tidak ada dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.

NISP yang saat ini telah memiliki 170 jaringan kantor di seluruh Indonesia, berencana untuk melanjutkan pertumbuhan yang telah berjalan beberapa tahun terakhir. Selain itu, NISP juga perlu mengantisipasi sejumlah tantangan di bidang perbankan, diantaranya penerapan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) di mana bank ini mempunyai sasaran untuk masuk kategori bank nasional yang salah satu kriterianya adalah total ekuitas mencapai Rp 10 triliun.

Kemudian, menerapkan standar permodalan berdasarkan Basel II dengan target menjaga CAR tetap di atas 12%, dan penentuan Bank Jangkar oleh Bank Indonesia untuk mempercepat konsolidasi sektor perbankan.

Selain melaporkan laba bersih, RUPST kali ini juga membahas perubahan susunan komisaris dan direksi. Mr Na Wu Beng yang semula menjabat Komisaris Independen NISP, kini masuk dalam jajaran direksi sebagai Wakil Presdir, mendampingi Pramukti Surjaudaja yang tetap menjadi Presdir bank ini.