Listed Articles

Pebisnis Lebih Takut Cyber Attacks ketimbang Teroris

Pebisnis Lebih Takut Cyber Attacks ketimbang Teroris

Berdasarkan studi terbaru, perusahaan ternyata lebih khawatir dengan cyber attacks dibandingkan kejahatan tradisional, bencana alam dan terorisme. Pasalnya, serangan maya itu bisa merugikan perusahaan hingga US$ 290 ribu. Yang lebih menakutkan, muncul fenomena serangan dari ‘tubuh internal’. Seperti apa?

Menurut Regional Technical Director for System Engineering Symantec, Raymond Goh, saat ditemui di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, para pebisnis kini mulai takut dengan cyber attacks seiring dengan perubahan dunia teknologi informasi. Ada tiga hal yang menyebabkan fenomena tersebut yaitu konsumerisme IT yaitu semua orang menyampur fungsi kerja dan keperluan pribadi dalam satu perangkat, pertumbuhan pengguna aplikasi dan perubahan landscape serangan.

“Kalau dulu, si jago hacking memamerkan kemampuan mereka dalam membajak sistem IT, kini mereka bergerak pelan-pelan. Pasalnya, mereka mencuri data internal perusahaan agar memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan metode canggih,” kata Raymond. Berdasarkan survei Applied Research pada April-Mei 2011 dengan 3.300 responden di 36 negara (100 diantaranya berasal dari Indonesia), 69% responden merasakan adanya serangan dalam 12 tahun terakhir. Lebih jauh, 15% diantaranya merasakan penambahan jumlah serangan di tubuh perusahan.

Yang turut menjadi sorotan, kejahatan yang dilakukan pihak internal pun mulai marak. “Hampir 42% responden mengakui bahwa serangan IT berasal dari internal perusahaan. Pelaku adalah orang-orang yang tidak puas dengan kebijakan perusahaan, mereka-mereka yang meninggalkan perusahaan ataupun tidak sengaja menyebarkan virus. Karena itu, setiap pebisnis harus jeli dengan lingkungan sekitar,” tegas Raymond.

Selain itu, ada pula spionase industri berupa pencurian data dan persaingan ‘kotor’ antara pebisnis, serta well-meaning insiders yaitu pegawai yang ‘ceroboh’ mengunduh program-program berbahaya ke jaringan kantor.

Fitur-fitur yang paling banyak digunakan dalam cyber attacks adalah malicious code yang berarti menggunakan usb atau eksternal yang tersambung dengan server tertentu kemudian menyebarkan aplikasi ataupun program berbahaya, social engineering yang menggunakan jaringan sosial untuk menarik informasi pribadi dan external malicious attack melalui phising ataupun unduh program jahat di internet.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved