Listed Articles Business Research Trends

Penambahan 8,5 Juta Penduduk Miskin Apabila Pertumbuhan Ekonomi Hanya 1%

Smeru Institute mengestimasi angka kemiskinan akan meningkat 9,2-9,7% di akhir 2020 apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di rentang 4,2%, dan bisa meningkat hingga 12,37% apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 1% akibat pandemi Covid-19. Hasil studi ini dipaparkan oleh Asep Suryahadi, Peneliti Senior SMERU Institute yang disampaikan melalui diskusi virtual, (21/04/2020).

Asep bersama dua rekannya, Ridho Al Izzati dan Daniel Suryadarma mensimulasikan dampak Covid-19 serupa shock ekonomi tahun 2005-2006. Pada waktu itu, harga minyak nasional naik sebesar 125%, menyebabkan ekonomi turun sebesar 0,2% dari 5,7% di tahun 2005 menjadi 5,5% di tahun 2006. Angka kemiskinan di tahun 2006 naik 1,78% menjadi 17,75% dari sebelumnya 15,97%.

Menggunakan model ini, Asep dkk mencoba mensimulasikan penurunan pertumbuhan ekonomi akibat Covid-19, penurunan rata-rata pengeluaran rumah tangga, dan dampak distribusinya terhadap rata-rata pengeluaran rumah tangga.

“Kami menggunakan data dari Susenas dan BPS lalu mensimulasikannya untuk menghitung angka kemiskinan di akhir tahun 2020. Kemudian kami mengukur GDP dan pengeluaran rumah tangga.” Asep menjelaskan.

Dari studi ini, terlihat beberapa skenario pertumbuhan ekonomi mempengaruhi angka kemiskinan. Proyeksi Bank Indonesia pertumbuhan ekonomi Indonesia 4,2% berpotensi meningkatkan angka kemiskinan 9,71% atau terdapat penambahan 1,3 juta penduduk miskin. Dalam kondisi terparah yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 1% seperti yang diprediksi The Economist, angka kemiskinan berpotensi meningkat hingga 12,37% atau penambahan 8,5 juta penduduk miskin.

Asep menambahkan, penambahan jumlah penduduk miskin rata-rata akibat pengangguran. Untuk memulihkan kondisi ekonomi, yang pertama harus dilakukan adalah membantu mereka mendapat pekerjaan terlebih dahulu.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved