Listed Articles

'Perkawinan' Naskah dan Iklan di Terrant Books

'Perkawinan' Naskah dan Iklan di Terrant Books

Terkenal dengan novel ‘Eiffel I’m In Love’, penerbit Terrant Books tergolong sukses dalam memasarkan novel remaja. Yang menarik, Terrant Books tidak cuma meraup untung dari menjual kualitas cerita tetapi juga porsi iklan layaknya majalah. Terrant Books mengusung prinsip out of the box.

Jangan kaget kalau di buku terbitan Terrant ada ‘pesan sponsor’ atau iklan tersembunyi. Di bagian belakang buku misalnya, ada belasan korporat yang sudah placement iklan di buku-buku terbitan Terrant, misalnya operator seluler Axis, Bodyshop, Estude (produk kosmetik), Clinique, Saur Sally (gerai produk yogurt) dan sebagainya. Konsep pendapatan Terrant mengikuti gaya majalah remaja. Para pengiklan itu juga mendukung acara-acara Terrant yang off air seperti kegiatan-kegiatan di mal dengan tema remaja.

“Waktu bekerja sama dengan Axis, kami bundling kartu perdana Axis sebagai bagian dari promosi buku tertentu,” ujar Oktavia Erdyan, akrab dipanggil Via, pemilik Terrant Books. Keunikan Terrant Book ‘jualan’ menarik perhatian banyak perusahaan. Bahkan, Clinique malah datang sendiri karena ingin ngin promosi produk di buku-buku yang diterbitkan Terrant.

Mengadakan acara-acara di sekolah juga merupakan cara Via memasarkan produk-produknya. Dengan membawa pengarangnya ke sekolah, Terrant Books memperkenalkan penulis yang digandrungi para remaja serta profesi penulis. Dari penerbit inilah lahir antara lain komik Mantera Pawitra karya Alfi, Split! karya Bayu Indie, Selamat Pagi Urbaz karya Beng, 1001 Jagoan karya Oyaz, Ipot dan Iput, serta Subali dan Sugriwa karya Rowal. Sayang proyek ini menyedot dana tidak sedikit dan tidak berhasil di pasar.

“Itu pelajaran bagi kami, idealisme tidak selalu bisa menentang pasar,” tuturnya. Karena komik yang dihasilkan Terrant tidak boleh mengandung unsur manga (jepang), sedang di pasar yang laku komik-komik manga. “Kami harus rela membakar sebagian besar buku komik yang tidak laku karena menumpuk,” tuturnya sambil menyebut puluhan juta ruginya tanpa mengatakan angka pasti. Via yakin itu pelajaran tersendiri. Kini Terrant tetap fokus di karya remaja dan populer.

Via memang menerapkan banyak ide kreatif dalam mengembangkan bisnis penerbitannya ini. Seperti roadshow ke SMA atau SMP, baazar di mall dengan gaya funky, launching buku di sekolah-sekolah, komunikasi di sosial media, dan sebagainya. Terrant juga memiliki majalah remaja dengan nama sama Terrant Magazine.“Saya harus selalu mendorong untuk think outside the box. Nah, suami yang ngerem agar saya jangan sampai lepas kontrol,” ujar kelahiran 16 Oktober Jakarta 1979 ini sambil tertawa. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved