Listed Articles

Pertama Kali, Boeing Dreamliner Bawa Penumpang

Pertama Kali, Boeing Dreamliner Bawa Penumpang

All Nippon Airways Co (ANA), sang pemilik 787 Dreamliner, merasa harus memperkenalkan pesawat tersebut secepatnya ke masyarakat. Dengan begitu, mereka bisa segera menurunkan harga tiket pesawat sekaligus memberi rasa nyaman ke masyarakat. Memang, dua unsur utama itu menjadi kunci dalam bertahan di pasar armada penerbangan global yang makin ‘kejam’. “Bagi operator dengan margin operasi yang tinggi, keberadaan 787 memang sangat penting untuk meningkatkan daya saing perusahaan,” ujar Masaharu Hirokane, analis di Nomura Holding, berdasarkan keterangan Reuters.

Keberadaan Dreamliner pertama kali diperkenalkan pada 2011 dan dianggap sebagai ‘Sonic Cruiser’. Pesawat ini didesain untuk mengubah industri penerbangan yang terancam bangkrut akibat biaya bahan bakar yang melonjak. Dreamliner menjanjikan peningkatan kecepatan pesawat yang cukup drastis serta kenyamanan konsumen. Sebagian besar pesawat jet memiliki kecepatan delapan per sepuluh kecepatan suara. Di sisi lain, Dreamliner menjanjikan 0,98 jam lebih cepat untuk penerbanan Tokyo ke New York. Pada akhirnya, ini akan mengurangi biaya minyak yang kini sekitar US$ 100 per barel.

Dengan bodi pesawat yang sebagian besar merupakan komposit-karbon, teknologi Boeing menawarkan 20% efisiensi bahan bakar. Kabin pun dibangun dengan pencahayaan tertentu sehingga memungkinkan penumpang tidur lebih nyaman. Tekanan udara yang lebih tinggi juga membuat penumpang hanya 6 ribu kaki di atas bumi, bukan 8 ribu kaki seperti pesawat jet lain. Keberhasilan pesawat tersebut memang bergantung pada pasar Jepang yang menjadi satu-satunya kawasan yang didominasi oleh Boeing.

Lebih dari sepertiga Dreamliner dibangun oleh perusahaan Jepang seperti Mitsubishi Heavy Industries, Kawasaki Heavy Industries dan Fuji Heavy Industries. Boeing menerima 821 pesanan atas pesawat Dreamliner, sepersepuluh diantaranya berasal dari Jepang. ANA mengharapkan 44 pesawat hadir hingga Maret 2018 meskipun saat ini, Boeing terlambat mengirim sekitar 3 tahun. Meskipun begitu, antusiasme masyarakat Jepang tetap tinggi.

Seratus kursi yang tersedia untuk penerbangan perdana terjual habis beberapa hari setelah ditawarkan. Sekitar 25.505 orang berebut membeli tiket secara online. Bahkan, sepasang tiket yang ditawarkan ANA di situs lelang Yahoo untuk kepentingan amal dijual dengan harga 890 ribu yen (Rp 103, 4 juta). —


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved