Listed Articles

Profit Maskapai Penerbangan Global Terguncang

Profit Maskapai Penerbangan Global Terguncang

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (International Air Transport Association / IATA), maskapai penerbangan yang menguasai lebih dari 90% lalu lintas udara di seluruh dunia, kemungkinan besar terpaksa memangkas proyeksi pendapatan industri di 2011 dalam pertemuan tahunan mereka di Singapura. Inilah pertanda terbaru dari keprihatiunan bahwa fluktuasi ekonomi membuat banyak perusahaan ‘terengah-engah’ untuk keluar dari kesulitan ekonomi. Ketakutan itu berkaitan pula dengan gempa Jepang, ketidakstabilan politik di Arab dan kenaikan harga minyak.

IATA, terakhir kali, memprediksi keuntungan industri penerbangan mencapai US$ 8,6 miliar setelah surplus US$ 16 miliar di 2010, tahun yang menunjukkan bahwa kondisi ekonomi pulih dengan cepat. Meskipun begitu, analis mengklaim prediksi IATA terlalu optimis meksipun terjadi pemotongan biaya perusahaan secara drastis dan penutupan kapasitas secara ketat untuk mencegah perusahaan berada di ‘lampu merah’.

Prospek industri sering terlihat sebagai panduan terhadap kekuatan dari performa pasar berkembang dan pertumbuhan di negara berkembang. Ini tentu saja sangat bergantung pada angkutan udara. Para petinggi perusahaan penerbangan terlihat menentang rencana Uni Eropa untuk mengurangi emisi pesawat. Rencana Uni Eropa dianggap mengancam pemulihan armada penerbangan dan mendiskriminasi armada yang berasal dari kawasan yang jauh dari Eropa.

Rencana Uni Eropa itu mengharuskan semua maskapai penerbangan yang menuju Eropa masuk dalam Skema Perdagangan Emisi (ETS). Skema itu memaksa para armada untuk membayar sejumlah uang atas tingkat karbon dioksida yang mereka keluarkan dalam batas tertentu. Sistem ini dimaksudkan untuk mengurangi emisi karbon dioksida armada penerbangan yang menyumbang 2% pencemaran gas rumah kaca. Di sisi lain, perusahaan penerbangan mengklaim rencana itu akan meningkatkan biaya perusahaan dan menambah tekanan yang disebabkan lemahnya ekonomi global.

“Hal terakhir yang ingin kami lihat adalah perang di dunia perdagangan,” ujar Direktur Jenderal IATA, Giovanni Bisignani. “Uni Eropa harus melihat besarnya pertentangan yang tumbuh di berbagai negara untuk menentang skema ekstrateritorial ilegal.” Maskapai Eropa dan Airbus sudah menulis surat ke Komisi Eropa yang memperingatkan adanya, “konflik perdagangan dengan negara dengan tingkat ekonomi paling kuat di dunia dan pemain politik besar jika skema itu digunakan.”

Surat itu mengindikasikan negara Amerika Serikat dan Cina. Pernyataan tertulis tersebut ditandatangani oleh CEO Airbus, Tom Enders dan CEO Virgin Atlantic, Steve Ridgway. Sumber diplomatik dan industri yang tidak disebutkan namanya, berdasarkan keterangan Reuters, mengatakan Cina mengancam akan melakukan ‘pembalasan’ kepada maskapai Eropa dan produsen pesawat Airbus jika Uni Eropa tetap maju dengan rencana itu. Di sisi lain, pihak Eropa tampaknya berpegang reguh. “Ketika beberapa pihak mulai menentang perusahaan Eropa secara spesifik, pihak Uni Eropa akan bertindak tegas,” ujar Komisi Perubahan Iklim Uni Eropa, Connie Hedegaard.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved