Terkait pemeringkatan SWA 100, Michael Tjoajadi, Director & Head of Distribution PT Schroder Investment Management Indonesia mengakui, Schroder sebagai salah satu perusahaan manajer investasi dengan dana kelolaan yang cukup besar di Indonesia memang menjadikan saham-saham di beberapa perusahaan pada jajaran peringkat teratas di SWA 100 sebagai portofolio investasi reksadananya. Sebagai contoh, di reksadana sahamnya seperti Schroder Dana Prestasi Plus yang diluncurkan pada 25 September 2000 mengalokasikan dananya ke saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT United Tractor Tbk (UNTR), dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Dari beberapa perusahaan tersebut, hanya BUMI yang berada di peringkat bawah ranking SWA 100.

Selain itu Schroder juga memiliki dua reksadana saham lainnya yaitu Schroder 90 Plus Equity Fund yang diluncurkan pada 21 April 2010 dan Schroder Dana Istimewa yang diluncurkan pada 27 Desember 2004. Saham-saham yang menjadi portofolio reksadana Schroder 90 Plus Equity Fund sama dengan Schroder Dana Prestasi Plus, hanya persentasenya saja yang berbeda. Sedangkan Schroder Dana Istimewa dialokasikan pada saham BUMI, BMRI, UNTR, ASII dan PT Gudang garam International Tbk (GGRM). Semuanya dapat dilihat sendiri oleh para calon investor yang berminat dengan membuka website Schroder dan melihat Fund Factsheet-nya.

Michael tidak mengomentari secara spesifik mengenai keuntungan yang diperoleh dari investasi pada saham-saham tersebut. Dia hanya mengatkana dari sisi prospek bisnis, menurutnya perusahaan-perusahaan di jajaran peringkat teratas SWA 100 masih akan survive, karena secara internal perusahaan, mereka memiliki manajemen yang baik. Selain itu mereka juga memiliki brand yang kuat, dan produk-produk yang dihasilkan memang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. (EVA)