Listed Articles

Sigit Dwiharto: Jauhi Sikap Emosional dalam Bermain Valas

Oleh Admin
Sigit Dwiharto: Jauhi Sikap Emosional dalam Bermain Valas

Belum lima menit Sigit Dwiharto menyandarkan tubuhnya di kursi untuk makan siang di restoran vegetarian. Namun, ponsel dengan ringtone Jingle Bell acapkali berdering. Di ujung telepon, seorang dealer valas mengabarkan posisi running Euro terkini. “Hold dulu saja,” jawabnya gelisah. “Kayaknya transaksi saya hari ini salah ambil posisi,” Sigit menjelaskan kekhawatirannya.

Di layar komputer, dealer valas menunjukkan running beberapa mata uang yang diperdagangkan memang berubah dalam hitungan detik. Fluktuasinya bisa tajam atau tipis. Tak ayal, banyak orang dag-dig-dug, jantungnya berdetak lebih kencang saat bertransaksi. Bahkan, bisa kena serangan jantung mendadak gara-gara tak siap menghadapi risiko terburuk.

“Bermain valas harus berkepala dingin. Jangan coba-coba melawan market jika tak ingin terkapar,” profesional dari salah satu perusahaan keuangan terkemuka di Indonesia itu mengingatkan. Sejatinya, Sigit bukanlah pakar valas. Akan tetapi, ia cukup piawai bermain rupa-rupa currency, meski baru setahun terakhir berkubang di dalamnya.

Usai menggondol gelar Master Project Management dari Universitas George Washington, AS, ia balik ke Indonesia. Kebetulan ia mendapat tawaran kerja di sektor keuangan. Pepatah bilang, tak kenal maka tak sayang. Demikian halnya Sigit. Begitu mendalami ilmu valas, makin sukar ia melepaskannya. Selain menjadi profesional jasa keuangan, ia juga memiliki bisnis delivery (PT Oasis Bottle Mineral Water) dan konstruksi.

Lelaki berambut cepak kelahiran Jakarta, 12 September 1968 itu mengaku 100% investasi pribadinya di valas. Keberaniannya menantang risiko lantaran ia punya strategi khusus bertransaksi valas. “Entry point ambil posisinya harus tepat,” Sigit membeberkan kiatnya. Sebagai langkah awal, momentumnya tidak boleh sembarangan. Lalu, tekankan prinsip buy low, high sell — beli saat harga rendah dan lepas jika sudah tinggi. Lagi-lagi ia berpesan, bila tidak hati-hati ambil posisi awal, akan terancam babak belur.

Guna membaca entry point secara tepat, menurutnya, pemain valas harus rajin mengikuti perkembangan berita-berita ekonomi dan politik internasional yang terkait. Bahkan, juga mengkaji ulang chart atau pergerakan harga valas 10 tahun terakhir.

Sementara itu, bila ingin tahu di mana kisaran harga valas yang berpotensi memberikan capital gain, unsur feeling bermain juga. “Sebetulnya tidak ada rumus yang pasti,” Sigit menjelaskan. Namun, berdasarkan pengalamannya, setelah tren kurva valas itu turun 3-4 kali, biasanya langsung loncat ke atas dengan kenaikan signifikan.

Sigit menjelaskan, perdagangan valas yang sering ia perjualbelikan adalah US$ versus mata uang kuat lainnya, seperti euro, poundsterling, yen, Aus$ dan CHF. Biasanya tahap awal dengan sistem margin (deposit) sebesar US$ 10 ribu dan minimal transaksi US$ 1.000/lot untuk beberapa waktu. Banyak perusahaan foreign exchange yang tidak bersedia jika klien bermain tanpa margin. “Mereka khawatir kliennya yang kalah kabur,” ungkapnya.

Dengan margin, apabila dana tidak mencukupi, investor harus injeksi lagi. “Biasanya saya pasang margin US$ 10 ribu untuk main 10 lot. Rata-rata satu hari main 1 lot,” ungkap pria yang jarang tidur gara-gara memelototi chart pergerakan valas 24 jam. Sekadar diketahui, 1 lot = 100 poin, sedangkan 1 poin = US$ 10.

Di samping butuh modal cukup gede, agar tidak kejeblos, bermain valas juga harus punya bekal analisis fundamental dan teknis. Analisis fundamental mengacu pada kemampuan membaca neraca pembayaran, defisit anggaran belanja, tingkat pengangguran dan Produk Domestik Bruto negara yang mata uangnya mau kita mainkan. Umpamanya, di Eropa tingkat pengangguran cukup tinggi, harga minyak terkatrol saat perang Irak vs. AS dan penggunaan euro oleh Cina untuk transaksi minyak. Logikanya, jika banyak negara yang memakai euro sebagai alat transaksi, nilai mata uang itu otomatis terkerek. Sementara itu, analisis teknis adalah kemampuan membaca tren pergerakan kurs valas dengan melihat posisi harga pembukaan, tertinggi, terendah, penutupan, rata-rata, perubahan dari harga penutupan sebelumnya, batas atas harga (resistance) dan batas bawah harga (support) atau spreading. Juga, mengikuti grafik Reuter secara berkala per 30 menit, jam, hari dan bulan, termasuk komentar analisis teknis dari riset beberapa perusahaan pialang valas.

Menurut Sigit, kelebihan aksi jual-beli valas, antara lain, kapan saja bisa dicairkan, hanya ada dua cara (buy atau sell), bisa membatasi kekalahan — sehingga kerugian lebih terukur (stop loss and limit order), akses informasi berita 24 jam, hanya dipotong komisi US$ 50/lot settlement.

Logika bermain foreign exchange sederhana saja, seperti kita transaksi mobil. Umpamanya begini. Sekarang harga pasaran mobil seken Suzuki Vitara 1993 sekitar Rp 65 juta. Maka, untuk posisi buy lebih bagus karena harganya turun dibanding dua tahun lalu sekitar Rp 70 juta. Sebaliknya, jika ingin posisi sell, harus bersabar, tunggu hingga harganya kembali tinggi.

Adapun mekanisme perdagangan valas diilustrasikan Sigit berikut. Contoh penghitungan untung transaksi mata uang euro terhadap US$. Posisi running price (pukul 09.00 WIB) 1.1886, lalu beli pada posisi 1.1840 (12.00 WIB). Direncanakan limit order pada posisi 1.1902 dan stop loss 1.1800. Ternyata, occasion: running price di level 1. 1932 (22.00 WIB). Dengan demikian profit yang dihasilkan= 1.1902 – 1.1840 = 62 poin. Perlu diketahui 1 poin = US$ 10, sehingga keuntungannya sebesar US$ 620 (62 X US$ 10). Setelah dikurangi komisi US$ 50, didapat keuntungan bersih US$ 570.

Untuk contoh kerugian transaksi euro terhadap US$, penghitungannya begini. Running price di level 1.6385 (9.00 WIB), lalu posisi sell 1.6351 (12.00 WIB). Direncanakan, limit order pada posisi 1.5982 dan stop loss 1.6391. Faktanya, occasion: running price pada level 1.6407 (18.00 wib). Jadi, kerugiannya: 1.6391 – 1.6351 = 40 poin, atau US$ 400 (40 X US$ 10). Ditambah komisi US$ 50, total kerugian menjadi US$ 450.

Dibanding membiakkan duit di deposito, kata Sigit, jelas transaksi valas lebih besar untungnya. Coba bandingkan deposito rupiah yang belakangan ini hanya berbunga 9,75% per tahun dan bunga deposito berbasis US$ cuma 5%.

Berdasarkan pengalaman Sigit bertransaksi valas, kemungkinan return lebih besar ketimbang rugi. Kuncinya, tidak mengumbar nafsu mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Kalau faktor emosi dominan menggerakkan alur permainan, yang terjadi adalah gambling. “Saya tidak ada target khusus sehari harus untung berapa persen, yang penting jumlahnya masuk akal,” katanya. Biasanya paling-paling dalam sekali transaksi untung 50 poin atau kalau rugi dibatasi 20 poin. Secara akumulasi untungnya US$ 1.500-2.000/bulan. Namun, ia pun pernah mengalami loss 35 poin/transaksi.

Prinsip investasi Sigit di valas: kalau kalah, kalahlah yang terhitung, dan bila menang, menanglah hingga tak terhitung. Sebagai contoh, jika kalah 30 poin, harus dibayar kekalahan itu dengan keuntungan 60 poin. Jika menghadapi kekalahan, tidak boleh frustasi. “Anggap saja peristiwa naas itu sebagai bad luck,” ia menerangkan. Setelah kalah, sebaiknya istirahat dulu. Beberapa waktu kemudian masuk lagi dengan kondisi yang lebih fresh dan sarat ilmu permainan valas.

Ia menawarkan tip berinvestasi valas yang progresif. Pertama, minimal transaksi US$ 1.000/lot, sehingga bisa menekan risiko untuk mencapai keutungan tertinggi. Kedua, paham analisis teknis dan fundamental, sabar serta mood bagus untuk posisi open. Ketiga, jadikan fund manager sebagai penasihat investasi.

Ke depan, Sigit masih akan mempertahankan instrumen valas meski porsinya berubah. Tidak menutup kemungkinan, dengan bertambahnya usia, ada keinginan menyebar risiko ke bentuk investasi lain. “Meski valas membutuhkan konsentrasi tinggi dan tingkat stres luar biasa berat, saat ini saya masih tertantang untuk bermain di instrumen ini,” ia menegaskan.

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved