Listed Articles Editor's Choice

Sukses Wirausaha di Mancanegara? Bisa!

Sukses Wirausaha di Mancanegara? Bisa!

Berdomisili di perantauan mancanegara, entah di Australia, AS, atau Qatar, tak memutus kesempatan orang Indonesia berwirausaha. Memang benar, mereka mesti menghadapi tantangan yang berbeda dengan di Tanah Air.

Tonny Sumartono, misalnya. Suami Sri Mulyani Indrawati ini menggiatkan Indonesian Consumer Cooperative di tempat tinggalnya, Bethesda, Maryland, AS.

Congress of Indonesian Diaspora, pertengahan Agustus lalu

Congress of Indonesian Diaspora, pertengahan Agustus lalu

“Di AS, menjual makanan harus pakai izin. Dan tidak bisa memasaknya di dapur rumah sendiri. Tapi, harus punya commercial kitchen,” katanya mengungkapkan tantangan yang ia hadapi. Padahal menyewa commercial kitchen untuk sekali pakai saja menghabiskan US$ 100.

Bagaimanapun juga, wirausahawan Indonesia juga bisa punya tempat di kancah bisnis negara tetangga. Mahmudi Fukumoto, pendiri dan CEO Keihin Group, mengemukakan, membuka usaha di Negeri Matahari Terbit tak makan waktu lama. Akan tetapi, mempertahankan usaha itu sampai setengah mati.

“Kalau kepepet, siapa saja bisa kok. Karena masih merasa nyaman mungkin, jadi tidak struggle,” ujar Mahmudi pada sejumlah wartawan (21/8).

Ada lagi Kartini Sarsilaningsih yang sedang merintis versi online dari toko barang-barang Indonesia, Qatindo. Qatindo adalah usaha yang sudah dibuka lebih dulu oleh seorang kawannya. Kemudian Ningsih, demikian ia disapa, bergabung untuk mengembangkan Qatindo.

Peluang yang dimanfaatkan Ningsih adalah proporsi pendatang di negara ber-PDB terbesar itu. Pasalnya, persentase penduduk asli hanya 25%. Sisanya adalah pendatang yang punya selera beraneka ragam. Menurut Ningsih, momentum yang tepat akan dukung keberhasilan usaha.

Tak pelak, menyasar kategori pasar yang tepat tak boleh dilalaikan. “Definisikan posisi pasar Anda,” tegas Fify Manan, CEO PT Formcase Industries, seraya menguraikan sejumlah kiat berwirausaha yang disarikan dari pengalamannya. Selain memilih positioning yang pas, manfaatkanlah status sebagai usaha kecil dan minoritas.

“US$ 200 juta termasuk bisnis kecil,” terang Fify dalam diskusi publik “Business Opportunities, Investment, and Networking: the Role of Diaspora Entrepreneurs” di JCC Senayan, Jakarta, beberapa hari lalu. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved