Listed Articles

Survei HSBC: Eksportir Importir Indonesia Paling Optimistis

Survei HSBC: Eksportir Importir Indonesia Paling Optimistis

HSBC meluncurkan riset terbarunya yang menangkap trend & outlook perdagangan internasional dalam HSBC Trade Connection Report 2011. Dalam laporan yang bersumber dari HSBC Trade Confidence Index (TCI) dan HSBC Trade Forecast ini, diprediksi koridor perdagangan Asia akan naik 96% mencapai US$14 triliun tahun 2025 dan menjadi pendorong utama pertumbuhan perdagangan dunia.

Selain itu, empat negara berkembang di Asia yakni Indonesia, India, Vietnam dan Cina masuk dalam lima besar negara dengan tingkat pertumbuhan perdagangan tertinggi sampai dengan tahun 2025.

Berdasarkan HSBC Trade Forecast, Indonesia menempati peringkat keempat negara dengan prediksi pertumbuhan tertinggi sampai dengan tahun 2025 setelah Mesir, India, dan Vietnam, dengan rata-rata pertumbuhan volume perdagangan sebesar 7,3% per tahun. Dalam 15 tahun ke depan, total pertumbuhan perdagangan Indonesia diprediksi akan naik sebesar 144% yang didorong oleh ekspor komoditas. Selain itu di tahun 2025 nilai perdagangan Indonesia diprediksi akan naik menjadi Rp 619,6 miliar dari US$ 280,4 milir tahun 2010.

Prediksi terhadap pertumbuhan perdagangan Indonesia ini sejalan dengan optimisme pelaku perdagangan antar negara. Dalam hasil survei HSBC TCI pada semester kedua tahun ini, optimisme eksportir dan importir Indonesia naik 21 poin ke level 144, menjadikan pelaku perdagangan Indonesia paling optimis di antara negara – negara yang disurvei. Sebesar 64% atau lebih dari setengah pebisnis ekspor impor yang di survey optimis bahwa volume perdagangan akan meningkat dalam enam bulan ke depan.

HSBC Trade Confidence Index merupakan survei enam bulanan yang mengambil sample di 21 negara di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Amerika serta Eropa. Jajak pendapat mengenai perdagangan antara negara ini melibatkan lebih dari 6,300 perusahaan yang memiliki aktivitas ekspor – impor. Responden ditanya tentang pandangan mereka selama enam bulan ke depan mengenai volume perdagangan, resiko transaksi dari partner dagang mereka baik pembeli dan penjual, kebutuhan dan akses terhadap pembiayaan perdagangan (trade financing), serta pengaruh fluktuasi mata uang dan regulasi perdagangan. Hasil pengukuran dituangkan dalam bentuk index dari 0 sampai 200, dimana 200 merupakan skor tertinggi dan 100 adalah angka netral.

HSBC Trade Forecast merupakan laporan yang memprediksi mengenai perkembangan perdagangan dalam 5, 10, dan 115 tahun ke depan. Laporan yang mencakup 36 negara ini merupakan hasil kejasama antara HSBC dan Delta Economics. Dikedepannya, HSBC Trade Forecast ini akan dikeluarkan setiap tiga bulan dengan pendekatan untuk memahami fenomena dan tren bisnis perdagangan internasional dari berbagai komponen kuantitatif seperti PDB, harga minyak, inflasi, foreign direct investment maupun komponen kualitatif seperti regulasi, demografi, akses terhadap modal dan pembiayaan.

Nirmala Salli, Head of Trade HSBC Indonesia,mengatakan, tingkat optimisme dari pelaku perdagangan pada survei kali ini tidak hanya naik secara signifikan, tetapi juga menjadikan eksportir dan importir Indonesia memiliki optimisme tertinggi. Tren ini penting untuk dicermati karena berdampak terhadap kebutuhan mereka kepada akses trade finance. Dengan optimisme terhadap naiknya volume perdagangan, membaiknya kualitas supplier dan buyer, serta kepercayaan terhadap stabilitas nilai tukar dan regulasi, pelaku bisnis percaya diri untuk meluaskan berekspansi keluar negeri yang tentunya akan membutuhkan tambahan modal. Kesiapan sektor perbankan diperlukan dalam mendukung hal ini.

Fluktuasi nilai tukar dan dan regulasi merupakan dua tantangan utama di tengah optimisme pelaku perdagangan internasional. Selain itu, menurunnya permintaan akan produk mereka juga menjadi salah satu kendala utama yang semakin dikhawatirkan oleh pelaku bisnis.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved