“Target kami memang cukup tinggi. Tapi kami sangat optimis target tersebut bisa terealisasi,” ungkap Laurensius Tirta Widjaja, Direktur Operasional Indomarco. Dia mengatakan, suksesnya pelaksanaan pemilu tahun 2004 lalu menjadi salah satu faktor yang akan membuat bisnis ritel semakin menarik di tahun depan.

Laurensius menjelaskan, Pemerintah mengestimasi sektor ritel akan mengalami pertumbuhan antara 10-15% di tahun 2005. Disamping itu, daya beli masyarakat juga diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi. “Tidak heran, jika nanti semakin banyak orang yang berminat untuk masuk ke bisnis ritel,” ujarnya.

Menurutnya, peluang di bisnis ritel masih sangat besar. Saat ini, dibandingkan dengan pasar tradisonal, jumlah pasar modern baru mencapai 15%-nya saja. Bahkan, di wilayah Jabotabek sekali pun jumlahnya masih belum memadai.

Dia mengatakan lagi, minat masyarakat untuk masuk ke bisnis ritel, khususnya jaringan mini market-nya sudah terlihat meningkat sejak 2 tahun lalu. Bahkan, sepanjang tahun 2004 ini saja Indomarco sangat kewalahan menangani demand yang sangat besar tersebut. “Tidak sedikit aplikasi yang akhirnya terpaksa kami tolak atau tunda karena kurangnya resource yang kami miliki,” ungkapnya.

Menurutnya, tidak hanya masyarakat lokal saja yang berminat untuk masuk ke bisnis ritel. Beberapa pemain asing, baik besar maupun kecil sudah terlihat aktivitasnya di sini. Laurensius mengatakan, dari pemain asing tersebut, ada yang akan melakukan kerjasama dengan pemain lokal, dan ada juga yang akan masuk sendiri.

Ditahun 2004 ini, IP telah melampaui target tahunannnya. Sebelumnya IP menargetkan untuk mencapai 1.000 gerai hingga tutup tahun. Jumlah tersebut kini telah terlampaui, bahkan hingga tutup tahun diperkirakan jumlahnya bisa mencapai 1.020 gerai. Hebatnya lagi, 50% dari jumlah tersebut adalah gerai franchise. “Mungkin kami adalah franchise terbesar di Indonesia,” ungkapnya bangga.