Listed Articles

Tenaga Kerja Indonesia Mirip 'Gaya Barat'

Tenaga Kerja Indonesia Mirip 'Gaya Barat'

Perusahaan yang sukses dinilai, salah satunya, dari keuntungan yang diperoleh setiap tahun ataupun peningkatan profit. Meskipun begitu, PT Amerta Indah Otsuka, produsen pocari sweat, mengklaim kesuksesan tidak hanya diukur dari materi. Visi Amerta Otsuka pada dasarnya adalah menjadi perusahaan ‘cerdas’. Meskipun tidak menampik, keuntungan tetap prioritas.

Kesuksesan perusahaan menurut Sales & Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka, Prayugo Gunawan, dinilai dari bagaimana perusahaan tersebut menghargai karyawan. “Kami menilai SDM sangat penting dan mendapat perhatian tersendiri. Perusahaan tidak bisa sukses tanpa SDM yang berkualitas.”

Oleh karena itu, PT Amerta Indah Otsuka mengutamakan jenjang karir SDM yang jelas dan memberikan kesempatan promosi pada SDM internal untuk mengisi jabatan yang lebih tinggi. “Kami tidak menutup kemungkinan untuk mengambil tenaga kerja dari luar, tetapi kami mengutamakan tenaga kerja dari dalam,” kata Prayugo lagi.

Saat ini, jumlah tenaga kerja untuk Pocari Sweat mencapai 800 orang, termasuk pegawai yang bekerja di pabrik, dan pegawai yang berada di kantor pusat mencapai 80 orang sampai 90 orang. Angka tersebut belum termasuk karyawan outsourcing yang mencapai 200 orang. Pabrik Pocari Sweat ada di Sukabumi dan Kejayan, Pasuruan. Karyawan outsourcing ditempatkan di pabrik maupun menjadi tenaga sales.

Prayuga mengakui, karakter karyawan di Indonesia memang beda dengan di Jepang. Pekerja Indonesia banyak terpengaruh dengan Western style, atau lebih mengutamakan karir. Ini menunjukkan bagaimana mudahnya pegawai yang bekerja sekitar 1 sampai 2 tahun di suatu perusahaan, untuk pindah ke perusahaan lain dengan alasan ‘lebih menarik’. “Tidak bisa dipungkiri kalau satu merek dagang bagus maka pekerjanya dianggap bagus. Karena itu, banyak perusahan lain yang mengincar SDM mereka. Ini menjadi perhatian kami sehingga kami berusaha membentuk budaya kerja,” kata Prayugo.

Menurutnya, perusahaan mendukung pengembangan karir karyawan. “Kalau di pabrik, kami memiliki AOTS (Association for Overseas Technician Scholarship). Ini adalah program pengiriman karyawan ke Jepang untuk belajar sesuatu. Selain itu, Amerta Indah Otsuka juga memiliki HR Institute yang memungkinkan karyawan baru memahami filosofi Otsuka.”

Menurut Prayugo, dulu Pocari lebih dikenal untuk segmen pasar usia 25-30 tahunan. “Tapi dengan persiapan untuk masa yang akan datang, target pasar harus kami perlebar. Salah satu target konsumen utama kami adalah remaja. Kami mengundang pelajar SMA untuk ikut berpartisipasi di beberapa acara kami. Pocari Sweat juga memanfaatkan tiga jejaring sosial yaitu Facebook, Twitter dan Foursquare untuk merangkul mereka.”

Soal apakah Pocari Sweat masih menjadi market leader atau tidak, Prayugo menegaskan, keberadaan market leader di Indonesia hanyalah sebuah status. “Kami lebih mementingkan pertumbuhan. Artinya, tidak ada artinya bila perusahaan menjadi market leader tapi pasarnya masih kecil dan pertumbuhannya kecil. Untuk apa menjadi nomor satu kalau pertumbuhannya minus? Kami ingin membangun satu merek yang dipercaya oleh masyarakat,” tambahnya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved