Listed Articles

Tower Bersama Bukukan Pendapatan Konsolidasi Rp 671 Miliar

Tower Bersama Bukukan Pendapatan Konsolidasi Rp 671 Miliar

Bergairahnya derap bisnis telekomunikasi sepanjang tahun 2010 berkorelasi positif trerhadap kinerja industri PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBI). Tahun lalu TBI berhasil membukukan pendapatan konsolidasi Rp 671 miliar atau naik 125% dibandingkan periode yang sama tahun 2009.

Tanggal 1 Januari 2010 TBI hanya memiliki 1.896 site penyewaan (tenant), namun jumlah ini melonjak tajam menjadi 4.048 tenan pada 30 April 2010, setelah mengkonsolidasi perusahaan yang diakuisisi. Pada akhir 2010, jumlah tenan telah meningkat 149% menjadi 4.729 tenant. Dan akhir Maret 2011, diperkirakan jumlah tenan dari TBI melampaui 5.000.

“Bisnis tower adalah bidang usaha yang padat modal dengan biaya operasional relatif rendah jika dibandingkan dengan usaha lainnya. Sehingga, komponen beban bunga merupakan komponen beban yang utama jika dibandingkan dengan biaya operasional perusahaan. Maka dari itu, biaya pinjaman dan struktur pinjaman merupakan hal yang sangat vital bagi profitabilitas maupun arus kas perseroan.” ungkap Helmy Yusman Santoso, Direktur Keuangan dan Corporate Secretary TBI.

Pada November 2010, TBI melakukan refinancing atas pinjaman yang ada dengan fasilitas pinjaman baru yang tergabung dalam program pinjaman sebesar US$ 2 miliar dan bersifat ever green. Berdasarkan program pinjaman tersebut, TBI dapat terus menerbitkan seri pinjaman baru yang dapat berbentuk pinjaman bank, bahkan obligasi, dengan persyaratan (covenants) yang telah disepakati sebelumnya tanpa harus melunasi pinjaman sebelumnya (existing debt).

Dijelaskannya, tahun lalu TBI membukukan penghapusan biaya komitmen dan fasilitas yang belum diamortisasi sebesar Rp 50 miliar atas pinjaman sindikasi sebelumnya, karena pinjaman tersebut telah dibayar lunas lebih cepat dari jatuh temponya. Namun, biaya serupa akan menurun secara signifikan di masa yang akan datang mengingat ke depannya TBI tidak memerlukan proses refinancing pinjaman lagi.

Dalam program pinjaman ini, suku bunga US$ menggunakan basis LIBOR dengan marjin 3.75% untuk semester pertama, dan akan menjadi 2.75% untuk periode selanjutnya (margin suku bunga TBI berkisar 2,75-3,75%, di mana penentuan suku bunga tersebut tergantung dari rasio pinjaman terhadap EBITDA serta rasio pendapatan perusahaan dari operator telekomunikasi yang memiliki rating yang sehat.

TBI mempunyai kebijakan untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko fluktuasi suku bunga dan selisih kurs, dan telah melakukan lindung nilai atas pinjaman diatas, sehingga suku bunga yang dibayar oleh perusahaan ke depannya hanya sekitar 9% dalam kurs rupiah tetap.

Jumlah pinjaman TBI per 31 Desember 2010 tercatat Rp 2,43 triliun dan jumlah kas yang tersedia adalah Rp 1,1 triliun, sehingga jumlah pinjaman bersih adalah Rp 1,43 triliun. Dengan kondisi tersebut, maka rasio Net Debt to EBITDA proforma TBI hanya 2,3 kali, di mana rasio tersebut akan jauh lebih kecil apabila EBITDA menggunakan formula EBITDA bulan terakhir yang dianualisasi, seperti yang digunakan dalam perhitungan covenant dari program pinjaman.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved