Listed Articles

Unggulkan Divisi Riset, PT P&G Gelontorkan US$ 400 Juta

Unggulkan Divisi Riset, PT P&G Gelontorkan US$ 400 Juta

Sebagai perusahaan asal Amerika Serikat yang bermain di pasar consumer product, PT Procter & Gamble Home Product (PT P&G) menilai Indonesia menjadi pasar yang diincar pemain global. Agar tidak kalah bersaing, P&G rela menggelontorkan investasi untuk divisi research and development (R&D) sebesar US$ 400 juta.

Untuk Indonesia sendiri, P&G enggan memberi angka spesifik soal kucuran dana tersebut. Namun, P&G menginvestasikan dana US$ 100 juta untuk tiga tahun mendatang dalam program pembangunan pabrik di Indonesia. Inilah komitmen jangka panjang perusahaan yang menghasilkan produk konsumen seperti Pantene, Pampers, Gillette, Dawney, Olay dan lainnya dalam mempertahankan pertumbuhan ‘dua digit’ di Indonesia.

“Kami adalah pemain nomor satu yang berkembang pesat di dunia consumer product. Untuk di Indonesia, keberadaan P&G memang belum selama para pesaing. Namun secara global, merek kami sudah dikenal masyarakat,” ujar Mohammed A. Ismael, Presiden Direktur PT P&G Indonesia.

Perusahaan ingin memperlebar ‘sayap’ secara vertikal di portofolio produk dengan menawarkan lebih banyak barang dengan keragaman harga. P&G menargetkan konsumen dengan pendapatan terbatas, salah satu caranya adalah menawarkan popok ekonomis, Pampers Orange. Selain itu, perusahaan juga ingin berkembang ke arah horisontal dengan fungsi produk yang semakin beragam, produk cairan bilas pelembut pakaian Downey, misalnya.

“Apa yang kami lakukan adalah membaca perkembangan dan tren di masyarakat dengan detil. Kami memanfaatkan divisi R&D secara optimal. Sebagai contoh, sebelum meluncurkan Downey, kami melakukan riset secara ketat soal gaya mencuci masyarakat Indonesia, cara mereka membilas pakaian, bagaimana kualitas air yang mereka gunakan dan sebagainya. Dari hasil riset, kami mampu merancang produk yang cocok bagi konsumen Indonesia,” kata Ismael lagi.

Dalam kurun tiga tahun mendatang, P&G akan membangun pabrik di Indonesia. Meskipun menolak menginformasikan lokasi dan kapasitas produksi, pabrik tersebut akan dimanfaatkan untuk memproduksi lebih dari satu kategori barang. “Yang perlu saya tekankan, Indonesia akan menjadi pasar yang sangat penting bagi perusahaan.”

Jika melihat perkembangan pasar dunia, pasar Amerika dan Eropa misalnya, pertumbuhan ekonomi makin melambat. Pemain dunia menyadari potensi terbesar ada di Asia. Ismael melihat Indonesia sebagai salah satu negara potensial di Asia. (Acha)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved