Kelahiran 27 Desember 1978 ini menilai prospek bisnis yang ditekuninya sangat bagus. “Di Indonesia, usaha tenun ini hanya sedikit sedangkan permintaan sangat tinggi. Adapun bisnis busana hampir di setiap ujung jalan sudah ada,” tutur Uthie yang memulai bisnisnya dari sebuah kios berukuran 3 x 6 meter di kawasan Cipadu Jaya, Cileduk, Tangerang. Pasar luar negeri pun tengah diincarnya, karena ia melihat prospeknya sangat besar. Banyak pihak pun sudah memintanya untuk go international. Hanya saja, Uthie mengaku tidak mau grasa-grusu. “Saya belum menemukan mitra yang bisa dipercaya,” ujar Uthie yang sedang menimba ilmu manajemen di Universitas Mercubuana.

Menurutnya, kunci sukses hingga bisa besar seperti sekarang, karena ia rajin mengikuti pameran mulai dari skala daerah sampai internasional. “Setelah melihat pasar, kami tahu kalau masyarakat haus akan produk kerajinan tenun,” katanya. Uthie menuturkan, untuk sukses diperlukan kesabaran dan ikhlas. “Kami harus loyal pada pelanggan dengan berbagai macam karakternya. Pelanggan adalah segalanya, tanpa pelanggan tidak akan ada produksi,” ucap ibu dari Irsyad Al Fauzan (tiga tahun) dan Naya Jasmin Chalisa (satu tahun) ini.