Listed Articles

Waspada, Indonesia Hadapi 'Perang SDM'

Waspada, Indonesia Hadapi 'Perang SDM'

Talent War, begitulah gambaran untuk mendeskripsikan kondisi yang tengah terjadi terkait isu sumber daya manusia pada industri Indonesia. Perang karyawan atau lazimnya dikenal dengan istilah talent war memasuki titik klimaks di tahun ini.

Pernyataan tersebut diungkapkan Country General Manager BTI Consultants, Bernadette R Themas. “Semua sektor industri di Indonesia sedang memanas dalam merebut dan mencari pegawai potensial yang berkualitas. Sektor yang paling terasa geliatnya adalah jasa keuangan dan migas.” Meskipun begitu, permintaan talent terjadi di semua lintas sektor industri (cross industry).

Tingginya permintaan mulai terjadi pada bulan-bulan akhir ditahun 2010. Sebelumnya, di kuartal pertama dan kedua 2010, permintaan talent dari perusahaan baik melalui headhunter ataupun jasa perusahaan pencari talent tidak terlalu tinggi atau masih slowing down. “Tingginya permintaan disebabkan karena pertumbuhan yang pesat di semua sektor industri di Indonesia serta dipicu adanya investasi-investasi baru yang masuk ke tanah air,” ujar Bernadette.

Tengok saja halaman pada Harian Kompas setiap Sabtu dan Minggu yang disesaki oleh ratusan lowongan pekerjaan mulai dari level bawah untuk entry level hingga level atas. Ini menjadi indikasi bagaimana permintaan talent disemua sektor industri manapun masih cukup tinggi dan tidak pernah surut. Kenaikan permintaan talent tahun ini hampir mencapai 100% dibandingkan tahun lalu. Jika tahun lalu permintaan lebih banyak dari sektor financial services, maka tahun ini permintaan talent baik melalui media, head hunter, atapun jasa perusahaan hampir merata disemua sektor industri, tidak terdominasi oleh industri tertentu.

Hot industry kali ini adalah sektor financial services, FMCotomotif, energi dan hi-tech. Masuknya lima sektor tersebut berdasarkan tingginya permintaan talent khususnya pada level-level atas. “Kenapa mereka yang menonjol? Ini karena sektor bisnis/industri tumbuh dengan positif dan lima sektor inilah yang paling menonjol perkembangannya baik dari perkembangan industri yang sudah ada ataupun dari investasi yang baru,” terang Bernadette.

Tahun ini adalah tahun pertempuran besar bagi sejumlah perusahaan dalam mencari dan menarik talent potensial, biasanya terjadi untuk level-level atas atau eksekutif. Kondisi semacam ini dinamakan talent management yaitu bagaimana perusahaan attrack (menarik), develop (membangun) dan retain (mempertahankan) talent potensial agar tidak lepas dan pindah keperusahaan lain.

Sekarang ini banyak talent yang wara-wiri keluar masuk dari satu perusahaan ke perusahaan lain baik dari sektor industri yang sama ataupun lintas sektor. Aksi bajak-membajak talent baik melalui head hunter ataupun jasa pencari talent semakin tinggi. Permintaan tinggi, tapi sayangnya tak diimbangi dengan supply yang cukup. Hal tersebut menimbulkan perang harga antar perusahaan. Perusahaaan-perusahaan sekarang tak segan memberikan gaji dan fasilitas lebih bahkan berlipat-lipat kepada talent yang dianggap potensial dan mampu meningkatkan value perusahaan.

Tawaran yang menggiurkan tersebut melahirkan polemik baru dimana perusahaan lama juga enggan melepas talent tersebut. Walhasil terjadi tarik-menarik (counter over) untuk mempertahankan talent. Disinilah kemampuan perusahaan diuji dalam mempertahankan talent. Perang harga hanya terjadi pada sejumlah posisi saja. Biasanya pada level eksekutif, jabatan yang bersifat teknis atau level strategis. Sedangkan untuk posisi generik seperti keuangan, pemasaran dan penjualan, perang harga tidak terlalu kentara.

Selain mencari talent potensial, perusahaan juga mempertimbangkan usia. Untuk level atas atau eksekutif misalnya, banyak dicari yang berusia di bawah 40 tahun. Setiap perusahaan mempunyai preference untuk karyawannya agar bisa berkerja dan menyatu serta menjadi team player dalam satu organisasi. Dengan syarat dibawah 40 tahun diharapkan talent bisa tune-in, dinamic, dan mampu mencapai goal perusahaan yang telah dirancang sebelumnya. Ada sebagian perusahaan yang memiliki kultur semacam itu, tapi banyak pula yang tidak terlalu mementingkan faktor usia. “Faktor usia bukanlah syarat mutlak, tapi hanya sebagai pertimbangan saja. Usia tak bisa dihubungan dengan kinerja seseorang 100 %,” kata Bernadette lagi.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved