Listed Articles

Yahoo di Cina Umumkan Perang dengan Alibaba

Yahoo di Cina Umumkan Perang dengan Alibaba

Yahoo Inc mengumumkan ‘perang’ dengan Alibaba Group karena perusahaan dianggap menerbitkan laporan yang bertentangan dengan transfer aset utama perusahaan Yahoo kepada CEO Alibaba. Terjadi pertentangan pernyataan di masing-masing kubu,

Analis menyebutkan, serah terima Alipay (sistem pembayaran e-commerce online mirip PayPal) kepada CEO Alibaba Jack Ma sudah mengurangi nilai saham Alibaba sebesar 43% milik Yahoo. Alibaba merupakan perusahaan e-commerce terbesar di China.

Pihak Yahoo mengatakan kesepakatan tersebut tidak sepenuhnya transparan. Yahoo mengklaim tidak seharusnya Alipay diberikan kepada CEO perusahaan. Di sisi lain, Alibaba mengklaim seharusnya Yahoo menyadari bahwa transaksi berdasarkan kepemilikan kursi dewan. Saham Yahoo telah jatuh sekitar 14% sejak perusahaan mengungkapkan laporan ini. Perseteruan tersebut menggarisbawahi hubungan yang tegang antara Ma dan CEO Yahoo Carol Bartz.

Bartz memang di bawah tekanan untuk meningkatkan pendapatan dan meraih lebih banyak pengunjung ke Yahoo setelah mendapatkan ‘ancaman’ dari popularitas pesaing meereka, Google Inc dan Facebook. Saham Alibaba diharapkan menjadi salah satu aset Yahoo paling berharga.

Baik Bartz dan Chairman Roy Bostock berada di kursi panas, ujar anggota perusahaan pengelola modal di Ironfire Capital, Eric Jackson, yang juga memiliki saham Yahoo. Saham Yahoo juga sempat menurun 61% menjadi US$ 16,56.

Yahoo menginvestasikan dana sebesar US$ 1 miliar di Alibaba pada 2005, namun pihak Alibaba menekankan bahwa mereka ingin membeli saham Yahoo. Beberapa analis memperkirakan aset Yahoo di Asia, termasuk 35% saham di Yahoo Japan Corp, mewakili setidaknya setengah dari nilai saham Yahoo pusat yang berbasis di California.

Sebenarnya, pihak Yahoo tidak setuju bila Alipay sepenuhnya ditangan CEO Alibaba Jack Ma, meskipun pada Juli 2009 Alibaba mengatakan bahwa anggota dewan sudah menyelidiki hal ini. Sayangnya, Yahoo tidak menyadari kepemilikan tersebut hingga 31 Mei 2011.

“Saya merasa ini hampir tidak mungkin untuk dipercaya, dari sudut pandang rasional, bahwa anggota dewan dari Yahoo dapat duduk diam saat aset paling bernilai itu ditransfer ke CEO Alibaba,” ujar prodesor ilmu hukum perusahaan di University of Louisville, Manning Warren.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved