My Article

Apakah Anda Bekerja di Tempat yang Salah?

Apakah Anda Bekerja di Tempat yang Salah?

CartoonStock.com

CartoonStock.com

Pertanyaan provokatif di atas saya tanyakan dalam talk show mingguan saya di SmartFM Network, dan dalam sekejap menuai respons yang beragam. Selain interaksi melalui telepon, ada 50 SMS yang dikirimkan pendengar dalam acara yang berdurasi satu jam itu. Hasilnya, 28% menyatakan mereka bekerja di tempat yang benar, 30% ragu-ragu dan 42% terang-terangan mengatakan bahwa mereka sekarang sedang bekerja di tempat yang salah. Namun masalahnya, mereka saat ini merasa sudah terjebak dan tak tahu lagi apa yang masih bisa mereka lakukan.

Survei kecil-kecilan yang saya lakukan di atas tentu saja tidak ilmiah karena tidak berdasarkan pada kaidah penelitian yang benar. Namun survei tersebut bisa menjadi semacam tanda bahwa banyak profesional kita yang bekerja di tempat yang salah. Sesungguhnya apa yang saya dapatkan ini tak jauh berbeda dari penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Kathleen Gage (Workplace Miracles). Data yang didapat Gage ternyata sangat mencengangkan. Ia menemukan bahwa 80% orang (di Amerika Serikat) bekerja di tempat yang salah.

Kabar baik dari penelitian ini, bila Anda merasa berada di tempat yang salah sesungguhnya Anda tidak sendirian. Anda mempunyai banyak sekali teman! Teman Anda bahkan jauh lebih banyak daripada orang yang sudah bekerja di tempat yang benar. Jadi Anda sama sekali tak perlu berkecil hati.

Yang paling penting menurut saya adalah keberanian untuk mengakui bahwa kita sedang bekerja di tempat yang salah. Ini sungguh tidak mudah. Ego mungkin sekali mencegah kita untuk melakukannya. Selain itu mengakui hal ini terang-terangan akan membuat Anda berada di posisi yang sulit. Kalau sudah tahu ada di tempat yang salah, kenapa masih diam saja? Kenapa Anda tidak memperbaiki situasi ini?

Namun, jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangatlah penting bagi kita sendiri. Inilah indikator utama kebahagiaan di tempat kerja. Dan bukankah kebahagiaan di tempat kerja amat penting dan berperan amat besar terhadap kesuksesan kita?

Dari hasil pemikiran dan perenungan, saya merumuskan lima indikator untuk menjawab pertanyaan yang sangat penting ini. Pertama, apakah Anda merasa bergairah terhadap pekerjaan Anda? Pertanyaan ini dapat kita turunkan menjadi pertanyaan kecil seperti: Apakah Anda bersemangat dan merasa gembira datang ke kantor? Apakah saat pulang dari kantor Anda masih memiliki energi, dan masih ingin bekerja lagi? Kalau Anda menjawab “Ya” untuk pertanyaan tersebut, tanda terpenting bahwa saat ini Anda telah bekerja di tempat yang benar.

Indikator kedua, saat ditanya mengenai pekerjaan Anda, apakah Anda menjawab dengan antusias dan penuh kebanggaan? Hal ini kelihatannya sepele tetapi mengandung makna yang cukup dalam. Betapa banyak orang yang tidak bangga dengan pekerjaan mereka.Tiadanya kebanggaan mengenai tempat kerja Anda merupakan indikator bahwa Anda bekerja di tempat yang salah.

Indikator ketiga, apakah pekerjaan Anda sekarang ini menjadikan Anda lebih baik, lebih pandai, lebih tahu, lebih terampil, lebih profesional? Bila jawabannya “tidak” ada kemungkinan Anda berada di tempat yang salah. Kalau Anda terus-menerus bertahan di kantor yang seperti itu, Anda sebenarnya sedang menurunkan nilai jual Anda sendiri sebagai seorang profesional.

Pertanyaan keempat, apakah lingkungan kerja Anda terdiri dari orang-orang yang profesional? Di sini saya membedakan orang profesional dengan orang yang baik. Lingkungan yang baik akan memberikan kenyamanan bagi kita, menghadiahkan kita dengan banyak teman dan sahabat. Namun lingkungan yang baik sering membuat kita terlena. Untuk bisa maju kita membutuhkan lingkungan yang profesional yang mungkin sekali tidak menyenangkan. Jadi ketidaknyamanan itu sebenarnya diperlukan agar kita dapat meningkatkan profesionalisme kita.

Indikator kelima, apakah Anda mendapatkan penghasilan yang memadai untuk hidup layak? Persoalan gaji sejatinya hal yang sangat relatif. Dalam hal ini saya ingin mengatakan bahwa saya tidak menganggap gaji sebagai sesuatu yang menentukan di awal karier saya.

Yang kita cari dalam pekerjaan adalah kebahagiaan bukan sekadar kesuksesan atau uang. Apalah artinya uang yang banyak bila kita harus membayarnya dengan ketidakbahagiaan? Padahal kalau Anda bekerja dengan bahagia, Anda tak harus bekerja sehari pun. Anda bahkan tak dapat membedakan lagi kapan Anda bekerja dan kapan Anda bermain. Kalau sudah demikian bukankah sukses sudah berada dalam genggaman?

Arvan Pradiansyah Happiness Inspirer Pertama di Indonesia Managing Director Institute of Leadership & Life Management (www.ilm.co.id) Follow @arvanpra www.arvanpradiansyah.com

Arvan Pradiansyah, Penulis buku I Love Monday.

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved