My Article

Belajar dari Avengers

Belajar dari Avengers

Oleh :Dr. Rio Christiawan,S.H.,M.Hum.,M.Kn., Dosen Hukum Universitas Prasetiya Mulya

Dalam beberapa pekan belakangan ini film Avengers: Infinity War ditayangkan di seluruh bioskop di tanah air. Rating filmnya pun membuat tercengang yakni 9/10, tentu film tersebut memiliki kualitas yang sangat bagus sehingga diberikan rating yang sangat baik dari internet movie database situs (IMDb). Ternyata rating 9/10 tersebut tidak didapat dari visualisasi yang bagus saja, tapi juga moral story dari film yang ditonton oleh segala usia tersebut. Artikel ini tidak membahas mengenai film Avengers: Infinity War, tetapi secara reflektif melihat secara out of the box kondisi bangsa Indonesia saat ini dengan model persatuan para super heroes yang tergabung dalam Avengers.

Jika infinity war dalam film tersebut adalah perang melawan tokoh yang digambarkan jahat bernama Tanos, dalam kehidupan nyata perang abadi bangsa kita sesungguhnya adalah melawan kemiskinan dengan membawa kesejahteraan pada seluruh tumpah darah Indonesia sebagaimana cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Berbeda dari paradigma Tanos yang ditentang oleh seluruh super heroes yang tergabung dalam avengers, yakni kesejahteraan akan dapat diperoleh jika separuh dari populasi alam semesta ini musnah.

Tentu saja paradigma Tanos tersebut bertentangan dengan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia, yakni menyejahterakan seluruh rakyat tanpa terkecuali, hal ini sesuai dengan paradigma yang dianut oleh para super heroes yang tergabung dalam avengers. Bangsa ini sesungguhnya berada dalam infinity war melawan kemiskinan, kebodohan, persekusi dan hal-hal lainnya, lalu siapa super heroes yang sebenarnya dinantikan untuk bersatu padu memerangi musuh utama bangsa tersebut, jawaban atas pertanyaan itulah yang dinantikan oleh seluruh rakyat Indonesia sebenarnya.

Role Model Berbangsa

Super heroes avengers digambarkan memiliki warna masing masing ada merah , hijau, biru dan lain-lain. Para super heroes tersebut juga memiliki stereotype yang berbeda-beda mulai dari ras Kaukasoid hingga Afrika tetapi semua itu sama sekali tidak menjadi masalah para super heroes tersebut. Mereka meyakini menyelamatkan paradigma membawa bangsa yang utuh pada kesejahteraan merupakan prioritas yang harus dilakukan dengan mengesampingkan semua perbedaan.

Para super heroes Avengers juga memiliki kekuatannya masing-masing yang berbeda-beda, tetapi para super heroes tersebut mengesampingkan egonya masing-masing demikian juga para super heroes tersebut juga tidak mengenal politik identitas dalam menunjukkan kualitasnya sebagai super heroes. Justru para super heroes tersebut saling bergabung dengan kelebihannya masing-masing untuk tujuan keutuhan alam semesta.

Model patriotisme para super heroes tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Para tokoh bangsa dari berbagai partai dan latar belakang harus fokus pada perang yang sebenarnya, yaitu perang melawan kemiskinan, kebodohan dan hal-hal yang dibutuhkan rakyat. Ironinya saat ini paradigma infinity war tokoh bangsa saat ini terjebak pada pemaknaan infinity war secara kekuasaan bukan kepentingan rakyat.

Di tahun politik ini, semua tokoh berlomba-lomba menjadi super heroes untuk bangsa ini hanya sayangnya persepsi yang keliru tentang infinity war itulah yang membuat bangsa ini justru semakin terpuruk dengan model pengguliran politik identitas, persekusi maupun saling klaim kelebihan masing-masing dan menafikan kelebihan tokoh lain. Jika infinity war dimaknai secara mendalam maka kontestasi politik dan pencitraan bukan lagi menjadi tujuan utama. Menang dalam kontestasi politik bukan lagi menjadi bagian yang terpenting, sekali lagi ironinya di negeri ini banyak tokoh yang demi memenangkan kontestasi politik menghalalkan segala cara termasuk korupsi, persekusi dan politik identitas yang tidak dikenal para super heroes Avengers dalam menjaga keutuhan alam semesta tersebut.

Para elite bangsa ini harus bersatu dengan kelebihannya masing-masing dan saling merangkul untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Super heroes sejati selalu mengesampingkan ego dan memahami perbedaannya dengan super heroes lainnya. Bangsa ini dipenui super heroes sehingga dengan menempatkan kebutuhan rakyat di atas segalanya maka kontestasi politik yang menghalalkan segala cara bukan lagi menjadi prioritas.

Bangsa Indonesia pernah memiliki super heroes, yang memenangkan infinity war kala itu, yaitu para pahlawan saat bangsa ini merebut kemerdekaan, saat itu kemerdekaan menjadi kebutuhan setiap rakyat Indonesia dan penindasan oleh penjajah harus segera diakhiri, maka seluruh pejuang kemerdekaan bersatu mengesampingkan egonya masing-masing dan saling merangkul demi kemerdekaan bangsa. Saat ini bangsa Indonesia harus kembali pada semangat tersebut ketika rasa kebangsaan menuntun pada pemenuhan kebutuhan rakyat dan semangat menjaga keutuhan bangsa untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

Tanos dan Infinity War Sesungguhnya

Dalam film Avengers: Infinity War, para super heroes juga digambarkan berkoalisi untuk satu tujuan yang sama yakni koalisi tanpa syarat untuk tujuan menjaga keutuhan alam semesta dan membawa kesejahteraan bagi penghuni alam semesta ini. Para elite bangsa sudah setengah jalan menuju pada paradigma ini, beberapa pihak sudah mulai menyerukan pentingnya koalisi tanpa syarat, namun masih banyak dijumpai model koalisi bagi-bagi kekuasaan.

Koalisi yang harus dilakukan para elite bangsa ini adalah koalisi dalam pengertian untuk membawa kesejahteraan pada rakyat, bukan koalisi yang setiap hari menjadi tontonan di berbagai media yakni koalisi dalam pengertian ‘menggabungkan’ jumlah kursi demi tiket kontestasi politik dengan imbalan bagi-bagi kekuasaan.

Jika fokus saat ini pada infinity war yang sebenarnya maka menjadi tidak penting lagi berapa jumlah pasangan dan siapa wakilnya, tetapi fokusnya menjadi bagaimana merajut kebersamaan dan memberikan segenap pengorbanan untuk membawa seluruh rakyat keluar dari belenggu kemiskinan, pengangguran, kebodohan. Lantas saat ini siapa Tanos dalam kehidupan nyata bangsa Indonesia, Tanos yang sebenarnya adalah pihak-pihak yang menghalangi bangsa ini lebih berdaya, Tanos yang sebenarnya adalah pihak-pihak yang mengekploitasi rakyat untuk kepentingan politik, pihak yang memecah belah bangsa dengan isu politik identitas dan pihak yang menjadikan rakyat sebagai sarana bukan sebagai tujuan akhir.

Para elite bangsa harus bersatu menjadi super heroes bagi seluruh tumpah darah Indonesia dengan satu tujuan yakni membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkotak-kotak oleh isu apapun. Mengingat tahun 2018 ini adalah tahun politik, maka para elite bangsa harus menggunakan filosofi para avengers. yakni the guardian of the galaxy. Jika seluruh elite bangsa dapat menjadi pelindung bangsa ini dari musuh yang sebenarnya maka cita-cita kemerdekaan bangsa ini akan mudah dicapai.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved