My Article

Empat Kehebatan OKR dalam Penggunaannya di Perusahaan

Empat Kehebatan OKR dalam Penggunaannya di Perusahaan

Oleh: Jimmy Sudirgo, Head of Indonesia Best Practices of Corporate University pada 2018, ICF Certified Coach dan C-IQ Leadership & Sales Training Coach Pertama di Indonesia. (http://www.jimmysudirgo.com/blog)

Apakah alasan kehebatan OKR sehingga membawa Google mengalami pertumbuhan bisnis puluhan kali lipat? Larry Page, co–founder Google, pernah mengatakan bahwa “Good ideas with great execution are how you make magic. And that’s where OKR come in”. Ide-ide yang bagus dengan pelaksanaan yang luar biasa adalah bagaimana Google membuat keajaiban terjadi, dan disanalah OKR membantu.

Dalam tulisan yang lain, kita telah belajar bersama Apa itu OKR, yakni sebuah sistem manajemen yang telah membantu banyak perusahaan raksasa teknologi mulai dari Intel hingga Google untuk bertumbuh pesat.

Nah, di bagian tulisan ini kita akan kupas bersama mengapa sih OKR demikian hebat? Yang membuatnya sangat populer di banyak perusahaan startup teknologi, bahkan beberapa perusahaan yang mapan pun mulai menerapkannya juga. John Doerr, sebagai salah satu investor awal Google, yang menginginkan Google menerapkan sistem manajemen OKR yang pernah dipelajarinya ketika John Doerr masih bekerja di Intel. Dalam bukunya “Measure What Matters”, John Doerr menyarikan kehebatan OKR dalam istilah superpower. Ada empat alasan kehebatan OKR dalam pelaksanaannya di perusahaan. Kita akan bahas disini, dan saya kombinasikan dengan pengalaman saya sendiri ketika mempelajari dan menggunakannya ya.

Superpower No. 1 Focus and Commit to Priorities

OKR membantu perusahaan untuk fokus pada hal yang super penting, sehingga kita bisa mengerjakan hal-hal yang menjadi prioritas saja. Karena itu ketika membuat OKR entah untuk perusahaan, departemen atau untuk individual hanya boleh mempunyai 1 hingga 4 OKR saja. Kalau terlalu banyak namanya bukan fokus lagi ya kan. Dan, setiap objectives disarankan hanya mempunyai 2 hingga 5 key results untuk tolak ukurnya. Tentu saja, setiap key results nantinya memiliki beberapa inisiatif atau langkah-langkah pelaksanaan yang jelas.

Guru saya Marshall Goldsmith, yang dikenal sebagai Leadership Thinker and Executive Coach No.1 di dunia, pernah bertanya bahwa “Bila hanya satu hal saja yang bisa Anda lakukan hari ini, apakah itu?” Dengan kata lain beliau sedang mengajarkan kita untuk fokus pada hal terpenting yang akan kita lakukan hari demi hari. Apabila hal no.1 itu telah selesai dilakukan, baru kita bisa berpindah ke hal no.2 dan demikian seterusnya.

Coba kita refleksikan pada diri kita masing-masing, apa sebenarnya prioritas kita dalam tiga bulan ke depan, enam bulan ke depan, atau bahkan setahun ke depan? Apakah sudah cukup jelas? Pertanyaan yang sama bisa ditanyakan pada anggota tim kita. Kalau mereka ditanya “Apakah hal no. 1 yang akan Anda lakukan dalam minggu ini yang akan memberikan dampak terbesar untuk perusahaan?” Mungkin hanya 20% saja yang tahu, dan sisanya yang 80% hanya mengerjakan rutinitas pekerjaan tanpa menyadari esensi terpenting yang memberikan dampak terbesar pada unitnya.

Bila ini realitanya, lalu bagaimana mereka bisa menyelaraskan pekerjaannya dengan tim dan unit yang lain? Konsep OKR esensinya ingin membuat semua orang tahu sebenarnya apa yang menjadi fokus perusahaan atau unitnya dalam tiga bulan ke depan atau bahkan setahun ke depan, sehingga semua insan bisa menyelaraskan pekerjaannya dengan prioritas tersebut. OKR mendorong para Leader untuk memilih dan memutuskan apa yang menjadi prioritasnya.

OKR berfungsi pula sebagai alat komunikasi yang terstruktur dari atas hingga ke level individual. Ingat dalam Conversational Intelligence, saya berulang kali mengatakan bahwa kualitas komunikasi kita sehari-hari ini menjadi dasar yang sangat penting untuk membangun budaya kerja yang sehat. Yang pada akhirnya ada keselarasan, semua menjadi semakin jelas, transparan dan bisa memberikan fokus yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan.

Superpower No. 2 Align and Connect for Teamworks

Adanya transparansi dan keselarasan prioritas kerja ini, membuat tim yang di bawahnya hingga level individual bisa melihat prioritas atasannya hingga ke top level tertinggi. Terjadilah alignment dan sekaligus connection disini, yang sangat bagus untuk meningkatkan kualitas relasi antar anggota yang ada. Engagement pun akhirnya meningkat, dan terbentuklah budaya organisasi yang lebih baik. Premis ini ternyata sejalan dengan konsep Conversational Intelligence. Tahun 2012 Google pernah mengadakan riset mendalam dan menghabiskan dana jutaan dolar untuk mengetahui rahasia membentuk tim yang ideal. Kesimpulannya ciptakan lingkungan yang aman secara psikologis, dimana setiap insan bebas dan tanpa rasa takut untuk mengekspresikan pendapat dan pemikirannya. Dengan kata lain, Conversational Intelligence-nya semakin tinggi.

OKR yang benar mestinya seperti hal di atas. Dengan transparansi OKR, kepercayaan terbentuk dan goal setiap orang mulai dari pucuk pimpinan ke bawah terbuka. Masing-masing orang bisa menghubungkan Objective mereka dengan Objective perusahaan, adanya saling ketergantungan dan 3C dalam tim. 3C adalah Communication, Coordination dan Collaboration. 3C ini pula yang menjadi tagline yang sedang dikampanyekan terus menerus di perusahaan saya belakangan ini.

Superpower No. 3 Track for Accountability

OKR mendorong pemantauan dan siapa yang bertanggung-jawab secara jelas. Key Results dalam OKR berisi data numerik atau kuantitatif yang mengukur pencapaian goal yang diinginkan dalam OKR. Proses tracking ini mengetahui apakah kinerja saat ini masih jauh dari target, cukup atau sudah baik sekali. Dalam OKR tercatat dengan jelas pula untuk inisiatif rencana tindakan tertentu siapa yang menjadi penanggung-jawabnya. Jadi disini tidak ada saling tuduh, karena semuanya terbuka dan transparan. Setiap insan memiliki tanggung-jawab atas apa yang harus dicapainya.

OKR speak by data. Akuntabilitas dapat dilakukan dengan proses monitoring yang rutin dengan evaluasi yang terus menerus. Semangatnya adalah continous improvement untuk mencapai goal yang diinginkan, bukan semangat untuk saling mencari kambing hitam apabila objectives tidak tercapai. Sekali lagi disini adalah soal membentuk budaya organisasi yang baik. Dan, inilah yang menjadi tugas utama seorang pemimpin. Membentuk budaya kerja yang sehat dan ada Trust disana. Hal itu bisa dimulai dari hal paling sederhana yakni membangun ritual percakapan sehari-hari yang sehat. Ritual ini yang akan meningkatkan Conversational Intelligence yang sebenarnya telah ada di dalam diri setiap manusia.

Superpower No. 4 Stretch for Amazing

Ketika menyusun OKR, goal yang dibuat mestinya inspirasional, yang bisa bikin Wow. Istilah Google adalah moonshots, atau menembak rembulan. Maknanya adalah menetapkan sasaran luar biasa tinggi, yang kelihatannya sepintas tidak mungkin bisa dicapai. Hal ini yang membuat tim mempunyai can do attitude dengan semangat tinggi untuk mengejarnya.

Dua dekade yang lalu, Google mempunyai misi menjadi “organizing the world’s information”, mengorganisasikan informasi yang beredar di dunia. Mungkin pada waktu itu ada orang yang mengatakan “Gila kali ya, goal itu!” sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi apa yang kita lihat saat ini! Istilah google sudah menjadi kata kerja dalam kehidupan kita sehari-hari ketika kita butuh mencari informasi, seringkali kita bilang “Di-google aja…”, “Tanya ke mbah google….”.

OKR memberikan target besar yang ambisius. Seperti contoh Google selalu mencoba mencapai 10x, apa yang bisa dicapai dengan 10 kali lipat dari apa yang umumnya bisa dilakukan. Pencapaian 0,7 dari 1,0 dalam scoring Key Results sudah dianggap Google sangat bagus itu. Pencapaian 0,3 pun sudah dianggap cukup baik. Malahan kalau mencapai skor sempurna 1,0 alias 100% dianggap salah OKR yang disusun. Karena dianggap mudah dicapai, terlalu gampang. Jadi pencapaian 6-70% sudah dianggap sukses.

Anda bisa merasakan dari penjelasan saya di atas, bahwa sistem OKR ini memotivasi setiap insan untuk menjadi unggul, atau bahasanya Tom Peters itu In Search of Excellence. Menjadi pribadi yang ekselen. Bahwa ekselen menjadi nilai hidup, yakni cara kita hidup baik sebagai profesional maupun dalam kehidupan pribadi. Ekselen adalah tindakan yang menunjukkan kita peduli, baik dengan karyawan kita sendiri, suplier maupun customer kita, hingga komunitas dimana kita hidup dan berkembang.

Jadi keempat superpower itulah yang menjadi alasan mengapa OKR itu dahsyat! Supaya mudah diingat saya akronimkan menjadi FATS ya. Focus, Align, Track, dan Strecth. Bagaimana OKR bisa membimbing semua insan dalam sebuah organisasi memfokuskan pada hal-hal kunci, menyelaraskan semua departemennya, melacak siapa yang berhasil dan siapa yang masih belum berhasil, serta menjadi ambisius dan ekselen dalam kehidupannya.

Saya tutup tulisan diatas dengan quote dari John Doerr bahwa “Tantangan terbesar Anda adalah membangun Tim yang hebat!”

Semoga sharing di atas bermanfaat untuk Anda semua.

Salam hangat dan tetap semangat!

Tags:

#John Doerr #Measure What Matters Objective & Key Result (OKR)

#Jimmy Sudirgo #OKR #conversationalintelligence #Leadership


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved