My Article

Lakukanlah Kesalahan Ini di Bisnis, Anda Akan Bunuh Diri Perlahan-Lahan

Oleh Editor
Lakukanlah Kesalahan Ini di Bisnis, Anda Akan Bunuh Diri Perlahan-Lahan

Oleh: Edwin Lucas, Entrepreneur & Business Coach. Instagram @3d_w1n

Edwin Lucas, Entrepreneur & Business Coach.

Apakah penyakit orang yang sedang maju? Jika Anda termasuk orang yang sedang berjuang keras untuk membangun karier sebagai seorang pemimpin, sadarilah sejak awal bahwa penyakit banyak orang yang maju adalah mudah lupa diri. Banyak orang yang maju (terutama jika maju dengan cepat) mulai melupakan siapa yang sudah membantu kita dalam merintis usaha di awal-awal, termasuk saya dahulu,

Ditambah pula, kesalahan orang sudah berhasil maju adalah ingin meraih lebih dan lebih banyak lagi. Ketika kita menjadi serakah, kita pun akan cenderung menjadi kurang menghargai apa yang kita sudah miliki. Salah satu buah keserakahan adalah Ketidak-setiaan, yang adalah penyakit umum yang dialami orang yang sedang meluncur ke atas.

Namun sadarkah Anda bahwa Ketidak-setiaan adalah sebuah cara bunuh diri yang perlahan-lahan bisa menghancurkan reputasi dan bisnis Anda? Jika iya, maka berjuanglah untuk mencegahnya. Untuk bisa mencegahnya, Anda perlu tahu kepada siapa saja Anda bisa berubah menjadi tidak setia.

Berikut adalah contoh Ketidak-setiaan yang umum dilakukan dalam memimpin perusahaan:

Terhadap Orang Luar

Di awal perjalanan bisnis, kebanyakan pengusaha pasti berlomba-lomba mendapatkan customer. Bahkan ada yang sampai rela membanting harga atau bahkan memberikan produk/servis gratis demi untuk mendapatkan customer-customer pertamanya. Tentunya ketika sudah berhasil memenangkan satu customer, semua pengusaha pasti mau mendapatkan dua customer, dan tentunya sebanyak mungkin.

Nah, ketika sudah berhasil mendapatkan banyak customer, apakah betul SEMUA customer-nya diperlakukan dengan baik (dengan professional sebagai partner)? Menjaga hubungan dengan customer adalah hal yang sangatlah prioritas di semua jenis usaha, tetapi mengapa banyak pengusaha justru sering gagal dalam melakukannya?

Seperti pasangan yang ketika PDKT (pendekatan) berjuang mati-matian, tapi setelah kawin malah bosan-bosanan, demikian pula para pengusaha sering men-cuekin customer lama (karena dianggap sudah “closing”), ketika sudah punya banyak customer baru. Bahkan ada customer yang sudah sampai marah-marah pun tidak didengar dengan serius. Ada pengusaha yang memasang tampang “mendengar” dari luarnya, tetapi komplain tersebut hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri dan kurang ada follow up koreksinya. Ketidak-setiaanlah sebabnya.

Jangan biarkan komplain terjadi terus menerus. Komplain adalah alarm tanda bahaya bahwa adanya masalah serius yang perlu segera diperbaiki dalam produk/servis Anda. Jika segera ditanggapi dan dicari solusi, komplain biasanya tidak menjadi masalah besar. Komplain yang dibiarkan tanpa perbaikan itulah yang akan perlahan-lahan bisa membunuh usaha Anda. Karena ketika customer komplain dan tidak ditanggapi, customer tersebut akan menjadi kecewa, marah, berpindah, dan mulai menyebarkan berita buruk tentang bisnis Anda. Ditambah pula, jika tidak adanya perbaikan terhadap komplain yang sama (misal komplain soal keterlambatan barang yang sudah disampaikan berkali-kali), biasanya customer lain pun bisa teriak mengeluhkan hal yang sama.

Bill Gates mengatakan, “Your most unhappy customers are your greatest source of learning.” Maka dengarkanlah komplainnya dengan positif dan bijaksana, jangan pernah diabaikan, dan segera lakukanlah tindakan perbaikannya. Namun, untuk bisa melakukannya dengan efektif, Anda perlu memulainya dengan membangun hati yang tulus setia menghargai customer-customer Anda. Ingatlah bahwa mereka adalah orang-orang yang sudah mendongkrak bisnis Anda untuk naik ke atas.

Terhadap Orang Dalam

Di awal usaha kita, pastilah ada orang yang sejak awal terus setia mendampingi kita. Ketika usaha Anda masih penuh dengan keringat dan air mata, pastilah ada orang yang ikut bersusah-payah (yaitu, ikut lembur, ikut berjualan, atau bahkan ikut menangis) membangun bisnis Anda.

Siapa sajakah orang ini? Ketika usaha Anda sudah mulai jaya, maukah Anda menghargai orang tersebut sepantasnya? Atau Anda malah tetap membiarkan orang tersebut terus makan gaji lama? Jika Anda membiarkannya, berarti Anda sama saja dengan mengkhianati orang tersebut.

Kebaikan orang tua dinilai dari cara mereka memperlakukan anak-anaknya, demikian pula reputasi seorang pemimpin dinilai dari cara dia memperlakukan timnya. Maka, tidak setia memperhatikan orang sendiri adalah resep untuk menghancurkan reputasi sendiri. Dengan kata lain, Ketidak-setiaan kepada orang sendiri pun adalah bentuk bunuh diri perlahan-lahan. Loh, tapi kan umum untuk bos memperlakukan karyawan dengan seenak jidat? Ya, tapi umum bukan berarti benar, dan juga bukan berarti itu tindakan cermat. Karena pengikut Anda yang kecewa pun bisa menyebarkan informasi minus tentang Anda ke masyarakat, atau bahkan menjadi musuh Anda di kemudian hari.

Jika belum, segera hargailah orang yang setia kepada Anda. Hargailah mereka sepantasnya dengan menghitung jasa-jasa mereka dengan objektif (buat daftar supaya terlihat jelas). Yang paling harus dihindari adalah memanfaatkan kesetiaan seseorang. Ingat selalu, kesetiaan itu mahal sekali, jadi jangan pernah dianggap remeh. Jika anjing pun mengerti betapa besar nilainya kesetiaan, kita sebagai manusia haruslah lebih baik. Hargailah selalu berkat yang sudah Anda miliki, terutama orang-orang yang sudah setia mendukung Anda untuk maju: customer, tim, teman, dan keluarga Anda. Yang pasti, Anda pun pasti berharap agar mereka selalu setia kepada Anda, maka perlakukanlah mereka sebagaimana Anda ingin diperlakukan oleh mereka.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved