My Article

Masa Depan Supply Chain: Persaingan Antar Platform

Oleh Editor
Masa Depan Supply Chain: Persaingan Antar Platform

Oleh: Ricky Virona Martono – Core Faculty PPM School of Management

Ricky Verona Martono
Ricky Virona Martono – Trainer, Executive Development Program – PPM Manajemen

Supply Chain sedang berkembang ke arah yang lebih kompleks, yaitu kolaborasi di dalam sebuah platform. Kedepannya diperkirakan strategi kolaborasi konvensional, seperti VMI dan risk–pooling, harus melebur ke dalam sebuah jaringan yang lebih kompleks, atau bahkan mungkin akan berkurang, kalau tidak mau dikatakan “akan habis” perannya.

Jika pada periode kuartil terakhir abad 20 satu perusahaan bersaing dengan perusahaan lain maka pada awal abad 21 satu sistem Supply Chain akan bersaing dengan sistem Supply Chain yang lain. Jika awalnya sebuah perusahaan manufaktur bersaing dengan manufaktur lain, pada awal abad 21 satu sistem supplier–manufacturing–distributor–retail bersaing dengan satu sistem supplier–manufacturing–distributor–retail. Satu sistem Supply Chain ini terdiri dari produk dengan merek yang sama atau beragam produk, beragam merek, yang bernaung di bawah payung satu perusahaan.

Di masa depan persaingan tahap berikutnya dalam Supply Chain adalah ketika beberapa Supply Chain berkolaborasi dalam satu wadah platform. Dengan demikian, kelebihan dan kekurangan dari beberapa sistem Supply Chain dapat saling mengisi. Namun, core competence setiap sistem Supply Chain tetap dipegang masing-masing.

Collaborative platform mendayagunakan integrasi data dan transformasi, eksekusi aliran barang, dan visilibity status barang dan pembayaran. Akan muncul persaingan “beberapa Supply Chain dalam satu platform” melawan “beberapa Supply Chain dalam satu platform” yang lain.

Platform ini berperan menggantikan transaksi peer-to-peer yang konvensional dengan sebuah interface yang berperan sebagai perantara/intermediasi bagi individu (perusahaan) penggunanya.

Kita dapat membayangkan sebuah komunitas di mana beragam Supply Chain mengintegrasikan peran masing-masing di dalamnya, yaitu: konsumen, shippers, freight forwarders, terminal operator, customs authorities, dan government agencies.

Contohnya adalah Maersk dan IBM yang bekerjasama mewujudkan blockchain platform untuk melayani hampir 1 juta shipping events setiap hari. Kolaborasi ini bersama dengan 92 pihak (dan perusahaan), seperti: Cosco, Evergreen, Standard Chartered; 20 port operators di Singapura, Amerika, Eropa; custom authorities di Saudi Arabia, Australia, Peru, Belanda. Perlu diingat bahwa berbagai perusahaan yang bergabung tersebut pada awalnya sudah memiliki jaringan Supply Chain-nya masing-masing.

Tentunya kolaborasi seperti ini diawali dengan berbagai bentuk kerjasama yang sudah dibangun selama bertahun-tahun sebelumnya, sehingga muncul saling percaya di antara mereka. Tidak hanya sistem informasi, yang paling penting dibutuhkan penyesuaian strategi dan proses bisnis selama periode mewujudkan kolaborasi.

Ada dua hal yang mendorong kolaborasi dalam wadah platform. Pertama, dilatarbelakangi oleh semakin kompleksnya proses Supply Chain karena regulasi, perbedaan kapasitas tenaga kerja dan ketersediaan sumber daya alam sebagai bahan mentah, meningkatnya tuntutan masyarakat yang menginginkan sebuah produk “kapan saja” dan “bervariasi”.

Maka muncul kolaborasi antar Supply Chain yang mencakup seluruh atau sebagian dari beberapa sistem Supply Chain. Misalnya, dua perusahaan yang bersaing dalam memasarkan produknya memilih bekerja sama dalam distribusi, proses pabean, bahkan social responsibility. Untuk pemasaran merek, mereka tetap bersaing.

Kedua, modal usaha agar tidak memberatkan perusahaan baru dalam mencapai target Break-Even Point, mendorong perusahaan-perusahaan baru memanfaatkan teknologi internet berbasis platform dan berbagi aset (Sharing Economy). Kondisi ini menjadi tantangan bagi perusahaan besar agar lebih lincah dan fleksibel untuk merespon customer demand dalam jumlah sedikit dan bervariasi. Maka, memanfaatkan sebuah platform pun menjadi pilihan yang menarik.

Beberapa keuntungan dari kolaborasi Supply Chain berbasis platform adalah:

Manfaat platform secara global juga sangat signifikan. Menurut penelitian dari Transparency Market Research, besaran pasar software untuk Global Supply Chain diperkirakan mencapai $ 32.9 milyar pada tahun 2026.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved