My Article

Modernisasi Sistem Manajemen SDM Berbasis AI

Oleh Editor
Modernisasi Sistem Manajemen SDM Berbasis AI
Jusuf Irianto, Guru Besar Departemen Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga

Oleh: Jusuf Irianto, Guru Besar Manajemen SDM, Dep. Administrasi Publik FISIP Universitas Airlangga, Pengurus MUI Jawa Timur

Jusuf Irianto, Guru Besar Dep. Adm. Publik FISIP Universitas Airlangga, Pengurus MUI Jawa Timur

Sejak dikenalkan resmi tahun 1956 oleh Marvin Minsky, konsep kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin populer hingga saat ini. Minsky merupakan ilmuwan berasal dari perguruan tinggi teknologi terbaik dunia, Massachusetts Institute of Technology (MIT), yang mengintroduksi kali pertama substansi konsep AI.

Popularitas AI memuncak pada tahun 1997. Kala itu terdapat produk dari perusahaan komputer terkemuka yang disebut IBM Deep Blue mampu mengalahkan juara catur dunia yang disandang grandmaster Rusia bernama Garry Kasparov.

Selanjutnya, fenomena AI terus menguat dan diyakini sebagai salah satu powerful tool bagi pemutakhiran sistem manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Sistem tersebut berbentuk platform bertujuan membantu perusahaan menyusun mekanisme manajemen sesuai praktik bisnis terbaik (best practices) yang lebih moderen.

Modernisasi manajemen SDM melalui pemanfaatan teknologi merupakan wahana bagi organisasi dalam mewujudkan tujuan lebih efektif dan efisien. Karena itu, sistem manajemen SDM harus mampu mengintegrasikan teknologi AI dengan sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh. Integrasi tersebut diharapkan mampu mendukung tata kelola SDM yang lebih sederhana, cepat, dan mudah diterapkan.

Platform manajemen SDM berbasis AI diproyeksikan mempermudah perusahaan multi-skala guna menyusun dan mengembangkan sistem lebih efisien. Sistem tersebut mengarahkan organisasi dalam mengimplementasikan program SDM termasuk pengembangan karyawan secara sistematis sesuai strategi yang ditetapkan.

Di dalam sistem berbasis AI, tersedia berbagai fitur terkait fungsi-fungsi manajemen SDM. Fitur tersebut berupa mekanisme rekrutmen dan seleksi, penilaian kinerja, personalized competency model, penggajian, learning system dan fitur pendukung lain yang tersaji dalam dashboard sehingga mudah digunakan.

Belum banyak pihak yang memahami pengembangan sistem SDM berbasis AI. Tulisan ini bertujuan menguraikan fungsi AI dalam konteks modernisasi sistem manajemen SDM. Dengan pemahaman komprehensif, diharapkan untuk dapat diterapkan secara praktis guna meraih keunggulan daya saing.

Fungsi AI

AI memiliki sejumlah fungsi yang mempermudah pelaksanaan berbagai fungsi utama manajemen SDM. Dalam fungsi rekrutmen misalnya, hampir semua lembaga baik swasta maupun negeri menghadapi masalah jumlah lamaran berjibun. Di antara ribuan surat lamaran, setelah diseleksi tak lebih dari 10% yang relevan atau sesuai kebutuhan.

Seleksi administratif terhadap dokumen lamaran atau resume yang masuk sungguh tak mudah. Selain menyita waktu, seleksi administratif tersebut pun membutuhkan anggaran besar serta tenaga yang mumpuni. Dengan adanya teknologi AI, masalah tersebut dapat diatasi. AI menyederhanakan kerumitan rekrutmen melalui soft-ware berupa aplikasi didukung algoritma pencarian.

Perangkat lunak dan algoritme pencarian tersebut merupakan konten AI yang berfungsi membuat shortlist secara cepat dan tepat. Hasil yang diperoleh berupa daftar para pelamar yang memenuhi kriteria persyaratan dan kebutuhan pengisian jabatan yang lowong. Berdasarkan shortlist tersebut, selanjutnya dapat ditentukan dengan mudah setiap pelamar yang lolos seleksi administratif.

Tak sekadar proses rekrutmen dalam rangka melakukan akuisisi talenta, fungsi teknologi AI juga bermanfaat bagi setiap domain fungsi manajemen SDM. Fugsi-fungsi awal tata kelola SDM berupa orientasi atau inducement, penempatan jabatan, penilaian kinerja, program pelatihan, atau retensi, dan fungsi lain seperti manajemen talenta menjafi lebih efisien.

Peningkatan efisiensi fungsi manajemen SDM berbasis AI mampu memangkas tugas atau proses kerja yang bersifat rutin dan cenderung administratif. Dengan berkurangnya pekerjaan rutin-administratif, tanpa disadari terjadi transformasi manajemen SDM yang lebih memfokuskan diri pada upaya pengembangan kreatifitas dan inovasi dalam rangka modernisasi.

Modernisasi Manajemen SDM

Berdasar perkembangan teknologi, modernisasi manajemen SDM merupakan sebuah keniscayaan. Aleksandras Bortnikas (2017) mengurai proses dan mengindetifikasi modernisasi manajemen SDM. Menurut Bortnikas, proses manajemen SDM sebagai prosedur dengan kegiatan utama mencakup perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi, sosialisasi atau pengenalan terhadap nilai organisasi, pelatihan dan pengembangan, penilaian kinerja, promosi, mutasi, demosi tugas dan pemberhentian dengan suntuhan moderen.

Modernisasi manajemen SDM merupakan langkah strategis dengan memanfaatkan kehadiran teknologi mutakhir dan relevan dengan kebutuhan. Peran teknologi sangat penting dalam mengelola SDM yang bersifat kompleks dan selalu mengalami perubahan. Dengan teknologi informasi (TI) misalnya, organisasi mampu menggabungkan sejumlah informasi berupa pengetahuan baru, berbagai hasil temuan atau inventions, serta berbagai pengalaman praktis.

Kombinasi berbagai unsur dengan menggunakan TI tersebut diarahkan pada pengembangan proses dan hasil produk sesuai kebutuhan masyarakat. Sektor pemerintah misalnya, dapat mengembangkan layanan publik terbaik untuk peningkatan kesejahteraan dan kepuasan masyarakat. Sementara bagi perusahaan, sejumlah produk baru pun dapat dikreasi untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang menginginkan barang dan jasa lebih inovatif.

Upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan dan memuaskan kebutuhan masyarakat serta kreatifitas perusahaan dalam menghasilkan produk dan layanan lebih inovatif semakin efektif dengan penggunaaan AI. Kombinsi penggunaan TI dan AI diyakini mampu mendukung organisasi meraih competitive advantages secara berkelanjutan.

Modernisasi manajemen SDM merupakan tools efektif dalam peningkatan daya saing. Asumsi yang mendasarinya bahwa dengan AI dapat diidentifikasi kemampuan memanfaatkan data besar yang memungkinkan kinerja SDM dapat dilacak secara longitudinal. Dengan data kinerja SDM secara beruntun, organisasi dapat mengenali kekuatan internal.

Platform sistem SDM berbasis AI dikembangkan dalam rangka mengidentifikasi karyawan secara utuh, baik lahir maupun batin. Dengan melacak jejak digital dapat diketahui kegiatan karyawan misalnya tentang riwayat internet searching dan aktivitas surat elektronik yang dilakukannya. Jika ditemukan jejak digital absurd atau janggal serta mencurigakan, program AI dapat segera melaporkan ke manajemen untuk siaga dengan tindakan bersifat antisipatif.

Dalam teknologi AI dikembangkan pula mesin spesifik yang disebut moodometer. Mesin ini dirancang mampu melacak situasi psikologis dan sentimen karyawan. Dengan menggunakan data yang dihasilkannya dapat diidentifikasi siapa saja yang puas atau tidak puas terhadap kebijakan organisasi atau situasi kerja. Dalam batas tertentu, gagasan tentang keadilan (equity) dapat diwujudkan melalui perumusan kebijakan yang melibatkan karyawan atau representasif guna mendukung trategi retensi.

Modernisasi manajemen SDM berbasis AI akhirnya dapat dipahami sebagai strategi modernisasi yang sangat besar nilai utilitasnya. Serangkaian program pengembangan SDM berbasis AI dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, skills, dan kemampuan karyawan secara mandiri.

Di tengah pandemi yang belum usai, karyawan membutuhkan model pembelajaran dan pengembangan dengan domain kemandirian baik untuk bekerja maupun belajar. Dengan AI dan teknologi derivat yang menyertainya, platform pelatihan dapat dikembangkan dalam program pembelajaran digital yang memungkinkan setiap karyawan memperoleh modul pembelajaran online tanpa dibatasi ruang, waktu maupun keberadaan trainer.

Sudah jatuh tempo bagi organisasi yang membutuhkan beralih ke AI sebagai effective tool dan berguna dalam modernisasi sistem manajemen SDM.



Referensi:

Aleksandras Bortnikas (2017). Human resources management modernization of contemporary organization. Public Policy and Administration, 16(2): 335-346. DOI: 10.13165/VPA-17-16-2-12


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved