My Article

Nyonya Meneer Masih Berdiri?

Nyonya Meneer Masih Berdiri?

Oleh : Gerald Pasolang, M.M. – Trainer, Executive Development Services | PPM Manajemen

Pengadilan Niaga Semarang menjatuhkan vonis pailit kepada Nyonya Meneer yang dua tahun lagi bakal berdiri selama 100 tahun, dan saat ini perusahaan jamu itu dipimpin oleh generasi ketiga, cucu Nyonya Meneer.

Apakah ini berarti Nyonya Meneer tidak mampu menghindari ‘kutukan’ yang sering didengungkan terkait bisnis keluarga?; Generasi pertama merintis, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan’. Dalam pengelolaan bisnis keluarga dapat ditinjau beberapa hal yang memengaruhi keberlanjutan sebuah bisnis keluarga, di antaranya: analisis strategi industri, analisis bisnis, pemilihan suksesor dan pengembangan suksesor, termasuk di dalamnya isu-isu hubungan antar anggota keluarga maupun antara keluarga dengan karyawan.

Gerald Pasolang, M.M.,– Trainer, Executive Development Program | PPM Manajemen

Gerald Pasolang, M.M.

Dalam penelitiannya, mengenai analisis daya saing, strategi, dan prospek industri jamu di Indonesia tahun 2007, Erni mengungkapkan untuk dapat memenangkan persaingan, setiap pengusaha jamu harus cukup kreatif dan mempunyai strategi dalam meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan penjualan. Karena walaupun persaingan yang terjadi cukup ketat dibandingkan sebelumnya, tetapi permintaan pasar masih tetap ada dan cenderung meningkat. Sehingga usaha jamu masih dapat dikatakan memiliki prospek yang cukup baik.

Strategi usaha yang dapat dilakukan adalah senantiasa melakukan peningkatan kualitas atau mutu jamu, peningkatan kualitas kemasan, dan mencari bahan baku yang murah dan berkualitas baik. Selain itu, dapat juga dilakukan pendekatan atau lobi-lobi untuk perluasan pasar, melakukan promosi yang gencar seperti pengadaan bonus, potongan harga, kemudahan pembayaran, dan yang paling penting adalah membangun loyalitas dan komitmen pada konsumen. Selain promosi yang telah disebutkan di atas, promosi juga dapat dilakukan dengan cara beriklan di media lokal seperti di radio ataupun koran lokal.

Terkait dengan promosi melalui iklan di media sosial, rasanya sudah cukup lama tidak melihat atau mendengar produk-produk Nyonya Meneer ditayangkan di televisi nasional maupun radio lokal.

Nama Nyonya Meneer memang sudah sangat akrab di telinga, terutama yang lahir sebelum tahun 1990, tetapi nama produknya tidak satupun yang saya ingat, PT Nyonya Meneer harus lebih gencar dalam berpromosi sehingga produk jamunya akan lebih dikenal luas oleh masyarakat (Hapsari, Ellok, 2004).

Terdapat tiga lini produk yang dimiliki oleh PT Nyonya Meneer Semarang, yaitu: jamu untuk wanita, jamu untuk pria, jamu untuk perawatan dan penyembuhan. Guna memperpanjang lini produk yang ada, maka cara yang dipilih oleh PT Nyonya Meneer Semarang adalah dengan cara mengisi lini produk atau menambah jumlah produk di setiap lini. Namun, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan mengenai strategi pemasaran, strategi terpilih atau yang tepat bagi PT Nyonya Meneer adalah strategi segmentasi. Segmen yang direkomendasikan adalah wanita remaja hingga dewasa dengan pendapatan menengah dan menengah ke atas (Arvianto, 2014).

Perencanaan suksesi pada perusahaan keluarga dapat dapat digambarkan sebagai berikut :

Jika melihat dari beberapa publikasi, Charles Saerang sebagai generasi ketiga sekaligus sebagai penerus pimpinan puncak di Nyonya Meneer, tidak mengalami proses mentoring yang optimal dari sang ayah sebagai pimpinan puncak generasi kedua pada saat itu, ayahnya meninggal tidak lama setelah Charles baru bergabung dalam Nyonya Meneer. Almarhum ayah Charles Saerang sendiri kemungkinan tidak dipersiapkan khusus oleh Nyonya Meneer untuk meneruskan perusahaan karena menurut cerita, sampai akhir hayatnya Nyonya Meneer belum menentukan siapa yang akan memimpin kelanjutan bisnis keluarga ini.

Hubungan antar anggota keluarga juga sempat tidak harmonis, karena sejak generasi kedua terjadi perebutan kekuasaan tertinggi dalam manajemen Nyonya Meneer yang berlanjut sampai generasi ketiga. Diperparah lagi karena ketidakharmonisan ini sampai melibatkan karyawan perusahaan, sehingga sempat terjadi perpecahan antar karyawan dengan manajemen yang berbeda kubu.

Charles Saerang yang memegang pimpinan puncak di Nyonya Meneer pun tidak melewati proses pemilihan suksesor yang seharusnya, karena Charles memperoleh posisi tersebut setelah membeli saham saudara-saudaranya.

Sehingga berdasarkan analisis strategi dan bisnis, serta pemilihan dan pengembangan suksesor, termasuk hubungan antar keluarga dengan karyawan sebagai beberapa komponen penentu keberlanjutan bisnis keluarga, kelihatannya belum diimplementasikan dengan optimal oleh Nyonya Meneer.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved