Profile Profile Company zkumparan

Ambisi Besar Bukalapak untuk E-commerce Indonesia

CEO Bukalapak, Achmad Zaky

Manajemen Bukalapak tidak menyangkal perusahannya dimasukkan deretan perusahaan bergengsi unicorn dengan valuasi US$ 1 miliar atau lebih. Namun, CEO dan Pendiri Bukalapak, Achmad Zaky masih merahasiakan informasi siapa investornya dan berapa suntikan modalnya.

Menurut Zaky, Bukalapak menggunakan pendekatan ke konsumen dengan konsep komunitas. Ini yang menjadi diferensiasi dibanding e-commerce sejenis. “Bukalapak fokus pada long-term dengan membangun engagement bersama komunitas pelapak, tak hanya menggarap promo dan marketing saja,” dia menegaskan.

Pria kelahiran Sragen, 24 Agustus 1986 ini butuh perjuangan yang luar biasa dalam membangun Bukalapak. Idenya sendiri telah ada saat ia masih duduk di bangku kuliah. “Sangat sulit meyakinkan orang-orang untuk menggunakan Bukalapak. Waktu baru mulai, mungkin sekitar 90% orang menolak,” ujarnya. Banyak yang menyangsikan ide bisnisnya ini dapat bertahan lama. Anggapan itu datang dari para investor, bahkan para pedagang itu sendiri yang menganggap kurang efektif bejualan secara online.

Penolakan tersebut dianggapnya sebagai stimulus semangat. Keyakinannya bahwa peluang e-commerce untuk terus tumbuh sangat besar, ini yang menjadi semangat diciptaannya Bukalapak. Kegigihan Zaky berbuah manis, kini Bukalapak termasuk pemain e-commerce terkemuka di Tanah Air. Setiap bulan ada sekitar 35 juta pengguna yang mengakses situs ini, hampir sepertiga jumlah netizen Indonesia.

Di tahun ke-8 ini, Bukalapak berhasil menorehkan catatan positif yaitu bergabungnya 2,5 juta pedagang dengan 320 ributransaksi harian. Tahun 2017 penjualan Bukalapak mengalami pertumbuhan hingga 3 kali lipat. Pertumbuhan ini cukup fenomenal dibandingkan dengan bisnis-bisnis tradisional, dan ini dapat menarik minat investor. “Mereka melihat bahwa market masih terus tumbuh dan percaya pada manajemen perusahaan,” ujar Zaky.

Zaky tak terlalu memusingkan predikat unicorn. Yang jelas, Bukalapak akan tetap fokus pada inovasi produk dan customer, keduanya akan saling beriringan.

Memang Zaky masih menutup rapat siapa saja investor yang berperan dalam kesuksesan Bukalapak. Toh, ia membenarkan kabar di luaran bahwa Emtek (PT Elang Mahkota Teknologi Tbk.) telah menyuntikkan dana ke e-commerce anak bangsa ini. Investor tersebut diterima Bukalapak karena memiliki kesamaan satu visi dan misi. “Mereka (investor) melihat kami growing .Mereka sevisi dengan kami, bahwa Bukalapak nantinya tetap as it is dan dikembangkan oleh founder-nya,” ungkapnya.

Perhatian besar diberikan pada pengembangan SDM, pengembangan produk, dan kualitas pelayanan. Upaya ini agar Bukalapak memiliki reputasi bagus di masyarakat . Pada akhirnya masyarakatlah yang pandai memilih kualitas produk yang mereka inginkan. Dari sisi layanan, Bukalapak mengembangkan fitur-fitur yang dibutuhkan konsumen. Salah satunya adalah fitur Nego yang memungkinkan calon pembeli melakukan tawar-menawar layaknya belanja offline. Layanan paling barunya adalah BukaEmas dan BukaReksa.

Target ke depan, Zaky dan tim memastikan platform ini tetap pada misinya untuk membantu kalangan UMKM meningkatkan bisnis, dengan terus menghadirkan fitur yang membantu penjual dan pembeli. Bukalapak juga ingin dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada negara, khususnya dalam hal perpajakan dan penciptaan lapangan pekerjaan. “Pada windu kedua, saya juga menyebut visi Bukalapak juga ingin menjadi pembayar pajak terbesar,” ujarnya.

Pada 2018, agenda Bukalapak yang ingin diwujudkan ada tiga poin. Pertama, mengembangkan skala bisnis melalui dua jalur, akuisisi dan retensi pelanggan. Strategi ini terbukti meningkatkan pendapatan pada 2017 lalu.

Kedua, kompetitor yang agresif tidak menjadikan Zaky hanya fokus pada persaingan saja. Dirinya akan fokus bagaimana memuaskan pelanggan.

Ketiga, ia ingin membangun pusat riset teknologi digital terbesar di Bandung, guna mendukung kebutuhan Bukalapak untuk dapat mengembangkan pelayanannya. Teknologi terkini seperti Augmented Reality , Drone Delivery, serta Machine Learning. Rencananya area riset ini memiliki luas 4.000 m2 dan diperkuat sekitar 200 karyawan.

Reportase: Yosa Maulana & Arie Lilliyah

www.swa.co.id


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved