Profile

Cak Lontong: Melawak dengan Tidak Menyakiti

Cak Lontong: Melawak dengan Tidak Menyakiti

Lebih dari dua dekade, Lies Hartono –yang punya nama panggung Cak Lontong– melawak. Mulai dari kampus ke kampus, radio hingga stasiun televisi. Sudah ditampilkan di stasiun televisi pun, namanya tak langsung melambung. Setelah selama satu tahun mengisi acara di SCTV tahun 2000, kemudian acara Republik BBM di Indosiar pada 2004, publik masih belum juga mengenalnya.

Cak Lontong

Cak Lontong

Baru setelah ikut tampil dalam Indonesia Lawak Klub (ILK) di Trans7, popularitas Cak Lontong yang punya gaya melawak khas –berupa logika dan analisis yang terkesan “sok intelek” tetapi humoris– melesat, melebihi artis yang menjadi host acara itu sendiri . Padahal, sejumlah bintang komedi yang sudah lebih dulu “punya nama” memperkuat acara ILK itu.

Lahir pada 1970, Cak Lontong pernah membuat keputusan penting dalam hidupnya. Ia rela meninggalkan karier profesionalnya di sebuah perusahaan asal Jepang untuk fokus berkarier di industri pertelevisian.

Sampai saat ini banyak program ia telah pegang. Saat ini ia aktif mengisi acara Waktu Indonesia Bercanda (WIB) di Net TV, Little VIP di Metro TV, Indonesia Lawak Klub (ILK) di Trans7, dan Apa Aja Di-Candain (AADC) di Global TV.

Sebagai pelawak, ia mengaku terinspirasi setelah mendengar nasihat seniornya, Mamiek Prakoso (Srimulat), bahwa kunci seorang pelawak adalah harus enak ditonton, selain lucu. Enak ditonton maksudnya: berbicara yang enak, tidak menyakiti orang lain, dan ada isinya. Jadi ketika tidak sedang lucu sekalipun, ia tidak akan ditinggalkan. “Mungkin saya nggak lucu, tetapi minimal saya enak ditonton,” katanya.


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved