Profile

Cerita Dolly Lesmana Melepas Karier Demi Bisnis

Cerita Dolly Lesmana Melepas Karier Demi Bisnis

Belajar terlebih dahulu dengan orang yang lebih berpengalaman dan bergabung dengan perusahaan yang sudah memiliki struktur menjadi pilihan bagi Dolly Lesmana sebelum memulai perjalanan bisnisnya. Menurutnya, bekerja bersama orang lain akan memberikan kesempatan baginya untuk belajar cara mengatur waktu dan mengatur diri sendiri.

Pria kelahiran 1976 yang merupakan Managing Director Arka Media ini memulai perjalan kariernya di Amerika. Ketika masih menempuh pendidikan S1 di Bentley College jurusan Finance, ia sudah mulai mencoba magang di suatu perusahaan tanpa di gaji. Baginya itu tidak menjadi masalah, toh pengalaman menjadi hal yang tidak bisa dibeli. “Saat magang saya disuruh hal-hal sederhana seperti membuat kopi. Tapi karena saya memang sudah niat bekerja, maka saya bekerja dengan sungguh-sungguh,” kenangnya.

Dolly

Setamat kuliah S1, ia pernah bekerja sebagai data entry. Ia menyadari bahwa semua butuh proses dan tidak ada kesuksesan yang dicapai dengan instan. Meski hanya sebagai data entry, ia selalu bersungguh-sungguh melakukan pekerjaannya. Hingga keberuntungan hadir, lantaran bos melihat kesungguhan Dolly dalam bekerja.

“Saat itu perusahaan tempat saya bekerja sedang berkembang, sehingga saya ditawari untuk bekerja pada weekend dan dibayar. Saya pikir mengapa tidak saya ambil, terlebih saya masih muda ketika itu. Apalagi saya adalah warga negara Indonesia yang bekerja di Amerika tentunya membutuhkan izin kerja. Nah, di situ perusahaan akan melihat apakah kita qualified untuk disponsori memiliki izin kerja. Dan alhamdulillah saya disponsori untuk memiliki izin kerja secara legal. Saya juga mendapat beasiswa untuk melanjutkan S2 saya di Suffolk University jurusan Finance dengan beasiswa dari perusahaan,” ceritanya antusias.

Di tahun 2006, Dolly kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan Fund Manager selama satu tahun. Pada 2007 hingga 2009 melanjutkan perjalanan profesionalnya di UBS Wealth Management sebagai Business Manager dengan tugas mengembangkan bisnis.. Di akhir 2009 dengan keyakinan yang ia punya, Dolly memutuskan melepas pekerjaan dan mulai menjalankan bisnis. “Menurut saya, at the end kalau kita memulai bisnis saat sudah bekerja dan sudah memiliki posisi jabatan maka akan ada yang harus dilepas seperti posisi, gaji dan berbagai fasilitas yang ada,” ungkapnya.

Dolly menjelaskan, berbisnis memang bukanlah perkara mudah. Bagaimana tidak, ketika seseorang masih di bangku sekolah dan mendapatkan nilai jelek saja sudah bisa membuat orang kecewa. Terlebih bisnis yang mengharuskan invetasi uang dan waktu di dalamnya, ketika gagal atau hilang, disini mental pebisinis akan diuji siap atau tidaknya dia.

Baginya, penting memperhatikan resources dan kapital yang dimiliki perusahaan . Tantangannya adalah kondisi perekonomian yang tidak stabil. “Kuncinya adalah tetap berinovasi, kreatif, networking, melakukan efisiensi dan mencari opportunity lainnya. Misal, di tahun ini kami melihat ada kesempatan ada PR Agency yang tutup dan saya lihat di sana sudah banyak yang berpengalaman. Akhirnya kami ajak mereka untuk menjadi partner dengan kami. Jadi kini kami memiliki dua divisi PR Agency, yang satu fokus pada communication dan satuya lagi pure fokus pada PR nya,” lanjutnya.

Pehobi lari Marathon ini mulai membangun Arka Media bertiga bersama rekannya. Ia melihat bahwa industri yang ia tekuni dapat berkembang lebih jauh. Awalnya Arka Media meliputi Majalah Free Magazine dengan nama Market Plus yang didistribusikan secara gratis kepada Blue Bird, restoran, kafe, hotel maupun gym. “Revenue kami berasal dari fund yang kami peroleh,” ungkapnya. Seiring waktu, Dolly merasa bahwa bisnis dengan satu produk tidaklah cukup.

“Alhamdulillah kami berkembang, kami memiliki publisher sekarang. Kami menerbitkan majalah-majalah korporasi. Beberapa tahun terakhir digital mulai booming dan kami pun mulai merambah ke dunia digital. Kami memiliki digital agency. Jadi kami handle corporate digital social media suatu perusahaan yang menjadi client kami. Kami juga menyediakan service untuk Public Relation (PR) bagi perusahaan, sehingga full integrated,” lanjutnya.

Perkembangan Arka Media yang kini sudah memiliki beberapa unit bisnis ini juga ditunjukkan dengan pertumbuhan yang ia miliki di tahun 2015. “Dari sisi persentase kami selalu mencapai target. Tahun 2015 lalu pertumbuhan bisnis kami naik 20-25%,” katanya. Sedangkan untuk tahun 2016 ini Arka Media berani menargetkan pertumbuhan bisnis bisa mencapai hingga 50% dengan melihat kondisi perekonomian yang mulai stabil dan membaik.

Di tengah kesibukannya sebagai Managing Director, Dolly yang merupakan ayah dari seorang anak ini selalu menyempatkan waktu untuk bercengkrama dengan keluarganya. “Setiap weekend saya beserta istri dan anak bergantian memilih restoran tempat kami makan. Misal minggu ini saya, lalu istri dan anak saya. Atau kegiatan lain misal ke rumah orang tua kami, atau acara-acara lain,” ceritanya. Di sisi lain, untuk kembali memulihkan pikirannya dari penatnya rutinitas sehari-hari, Dolly selalu menyempatkan diri berolahraga seperti berlari, berenang, bersepeda. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved