Profile Editor's Choice

Daniel Surya, “Brand Builder” Handal WIR Global

Daniel Surya, “Brand Builder” Handal WIR Global

Banyak orang yang salah pemahaman, mengira branding atau rebranding hanyalah sebatas visualisasi. Meluruskan pemahaman yang salah inilah yang menjadi tantangan bagi Daniel Surya, Chairman and President South East Asia dm Id-Holland, Global Brand Identity Network.

IMG_0450 (2)Daniel memilih keluar dari Landor, perusahaan konsultan brand dunia yang telah mengasah pengalamannya selama sembilan tahun (1998-2006), untuk mendirikan perusahaan sendiri bernama WIR Global.

Keputusannya tersebut ternyata sangatlah tepat, Lulusan FA Hamburg dan York St. John University jurusan marketing dan brand management ini kini dikenal sebagai “Brand Builder” yang handal. Bahkan pernah dinobatkan sebagai “Brand Builder of The Year 2011” oleh World Brand Congress di Mumbai, India.

Proyek-proyek yang dikerjakan WIR Global sangat banyak, antara lain: BII Maybakn Bali Marathon 2012 (mulai dari konsep branding hingga desain billboard), rebranding Aerowisata Group (Link), Bank Muamalat, Achilles, Indomart dan yang fenomenal adalah me-rebranding PT Telkom Indonesia Tbk.

“WIR” sendiri berasal dari bahasa Jerman yang artinya “kita”. Organisasi ini berdiri dan bekerja bersama tidak ada yang lebih hebat, lebih pintar dan lebih jago. WIR sering juga disebut dengan “We Indonesian Rules”.

Menurut Daniel, saat ini kita hidup di dunia yang banyak memiliki kesamaan dan dunia yang berubah cepat sekali. “Saat membangun brand, kesamaan ide seringkali muncul. Perubahan yang terjadi di dunia juga sangat cepat. Meski brand awarenes-nya masih kuat, tapi jika tidak bisa bertahan dengan segala kondisi yang ada di depan, maka brand tersebut akan mati,” kata Daniel, CEO WIR Global.

Agar bisa besar dan bertahan di dunia yang serba mirip dan bergerak cepat, diperlukan sebuah brand yang kuat. Bagaimana membangun brand yang kuat?

Daniel menjelaskan, ada tiga identitas yang harus dilakukan saat ingin membangun brand yang kuat. Pertama yakni membangun “mind identity”.

“Mind identity bisa menjawab menjawab siapa Anda dan di mana posisi Anda. Bukan sekedar positioning yang fungsional, namun merupakan jiwa dari sebuah brand. Ini biasanya harus dibangun lebih awal oleh pemilik perusahaan.”

Yang ke-2 adalah “behavior identity”, membangun kesadaran internal perusahaan terkait brand. Menurut Daniel, percuma jika punya brand bagus tetapi tidak didukung orang di dalamnya. Bagaomana menerjemahkan ide besar brand dalam mendatangkan keuntungan bagi pekerjanya sehingga pekerja bisa mengatakan bangga terhadap brand tersebut.

Kemudian yang ke-3 adalah “visual identity”. Dia menjelaskan, selama ini dalam dalam membangun brand kebanyakan orang Indonesia hanya fokus memikirkan bagaimana strategi komunikasinya, bagaimana bisa menciptakan feel di publik supaya lebih keren.

Padahal, menurutnya, untuk membangun visual identity semua harus terhubung dengan apa yang diyakini si pencipta brand. “Saya tidak mengatakan desain tidak penting, tapi membangun identitas lebih penting. Bagaimana menghubungkan ide besar, kemudian bisa di-translate ke orang-orang, baru Anda bisa memikirkan apa yang terbaik dalam komunikasi visualnya. Itulah yang bisa menjadi kekuatan bagi sebuah brand,” tutupnya. (EVA)


© 2023-2024 SWA Media Inc.

All Right Reserved